Kilas Balik Soeharto

Hari Kelabu Saat Soeharto Menangisi Kematian Tien, Bertanya pada Dokter Apa Istrinya Bisa Ditolong

Sebuah peristiwa membuat Presiden Indonesia pada periode 1967-1998, Soeharto terpukul dan menangis pilu.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Hilda Rubiah
Kolase Tribun Jabar/Tribunnews
Soeharto dan Tien Soeharto 

Diketahui saat itu Tutut memang menjabat sebagai Presiden Donor Darah Dunia.

Sayangnya ditengah tugasnya mengabdi kepada negara, betapa terkejutnya Tutut.

Ia mendengar kabar bahwa sang ibu atau ibu Tien telah tiada untuk selama-lamanya.

Diceritakan Tutut dirinya begitu terkejut lantaran melihat kondisi sang ibu saat ia berangkat masih bugar.

"Mendengar kabar ibu wafat saya langsung ke Jakarta," ujar Tutut lewat tulisannya dikutip dari laman pribadinya, Rabu (29/4/2020).

Tien dan Tutut Soeharto
Tien dan Tutut Soeharto (Kolase Tribun Jabar/Kompas.com)

Tahu kabar ibu wafat Tutut langsung berangkat ke Jakarta menemui jenazah sang ibu yang sudah terbujur kaku.

Menurutnya perjalanannya saat pulang ke Jakarta terasa paling lama yang pernah ia rasakan.

Sementara ia harus bergegas melihat wajah terakhir Tien sembari merasakan kesedihan yang mendalam.

Penerbangan yang harus ia lalui harus berhenti dahulu di Singapore.

Beruntung, untuk mempercepat waktu Tutut dijemput sang suami hingga langsung terbang ke Solo.

Akhirnya di sana lah (Solo) Tutut bisa melihat jenazah sang ibu untuk terakhir kali.

Hingga jenazah Tien dimakamkan ke liang lahat di Giribangun, Solo.

Kala itu untuk berangkat ke makam, Tien menemani Soeharto di dalam satu mobil.

Tutut menceritakan di dalam perjalanan menuju makam itu, Soeharto tiba-tiba bercerita kepadanya dengan suara dalam.

“Ibumu pagi itu, mengeluh”

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved