Nasib Suami Istri di Cimahi, Penghasilan Terdampak PSBB, Motor Dicuri, Bantuan Pemerintah Belum Ada
Sebelum wabah pandemi covid 19 melanda dan PSBB diterapkan, sehari-hari mereka berjualan nasi di Pasar Andir, Bandung.
Penulis: Daniel Andreand Damanik | Editor: Seli Andina Miranti
Laporan Wartawan Tribun Jabar Daniel Andreand Damanik
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Edy dan Eulis, merupakan pasangan suami istri yang tinggal rumah kontrakan yang ada di Jl Cibaligo, Kota Cimahi sejak dua tahun lalu.
Sebelum wabah pandemi covid 19 melanda dan PSBB diterapkan, sehari-hari mereka berjualan nasi di Pasar Andir, Bandung.
Kontrakan yang dihuni keluarga ini sangat jauh dari kata mewah. Ukurannya hanya sekira 3 meter x 2,5 meter. Hanya ada satu ruangan yang dijadikan tempat tidur dan ruang keluarga.
"Perbulan, kami harus membayar biaya kontrakan sebanyak Rp 350 ribu. Selain itu kami juga membayar biaya listrik dan iuran. Jadi satu bulan harus mengeluarkan biaya wajib Rp 600 ribuan," kata Edy saat ditemui Tribun Jabar di halaman kontrakannya, Kamis (30/4/2020).
Edy dan Eulis memiliki empat orang anak. Tiga anaknya sudah berumahtangga, sementara anak paling bungsunya masih duduk di bangku kelas 4 Sekolah Dasar.
Selama penerapan PSBB, pasangan suami istri ini sudah tidak bisa lagi berjualan, sehingga keluarga ini sama sekali tidak lagi berpenghasilan.
• Kabupaten Indramayu Siap Terapkan PSBB Sesuai Arahan Gubernur, Warga Diminta Disiplin
"Udah sebulan lebih enggak ada penghasilan. Uang atau makanan sesekali diberikan oleh anak saya, tapi dia kan sudah berumahtangga, kurang enak aja kalau meminta," katanya.
Dua minggu yang lalu, Edy juga baru kehilangan sepeda motornya yang diparkirkan di depan rumahnya. Motor tersebut belum selesai pembayaran cicilannya.
Edy mengatakan, andai saja motor masih ada, mungkin Ia bisa leluasa mencari nafkah.
• Seorang PDP Asal Majenang Jawa Tengah Meninggal di RSU Kota Tasikmalaya
Edy dan Eulis tinggal di komplek kamar kontrakan yang dominan dihubi Buruh Pabrik. Namun, Eulis mengatakan, hampir seluruh Buruh Pabrik yang mengontrak disana, sudah pulang kampung sebelum PSBB.
Pantauan Tribun Jabar, kondisi pintu rumah kontrakan rata-rata tertutup Eulis mengatakan bahwa hanya sebagian yang masih tinggal, namun pada saat Tribun Jabar menyambangi pemukiman tersebut, Buruh yang tinggal sedang bekerja.
"Benar-benar sudah kandas tabungan, bantuan dari Pemerintah juga belum dapat, dari manapun belum ada dapat bantuan. Memang dari RT sudah mendata, tapi sampai sekarang belum kami terima," katanya.
• KAI Percepat Pengembalian Uang Pembatalan Tiket via KAI Access
Saat berjualan di kawasan Pasar Andir, Eulis mengaku bisa mendapat uang Rp 600 ribuan per hari dan bisa disisihkan sekira Rp 150 ribu untuk biaya sehari-hari . Tapi pada kondiai saat ini, sama sekali tidak ada uang.
Di Bulan Puasa ini, untuk menu berbuka puasa dan sahur, diakui Eulis sangat sederhana. Jika tiba waktu berbuka puasa, yang pasti Ia menyiapkan teh manis untuk dirinya, suaminya, dan satu anaknya.
Namun, meskipun dalam kesulitan, Ia mengaku bahwa harus tetap bersyukur dan ikhlas sembari terus berharap datangnya bantuan.
• VIDEO-Kejari Kota Sukabumi Kembalikan Uang Negara Sebesar Rp 6,7 Miliar, Kasus Korupsi KOHIPPI