Empat Wanita Mabuk Asmara, Sewa Mobil untuk Kencan Ujungnya Membunuh sang Sopir
Pembunuhan itu terjadi karena pelaku tak dapat membayar ongkos yang telah disepakati sebesar Rp 1,7 juta.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Empat wanita yang memiliki kisah asmara sejenis alias lesbian digelandang ke kantor polisi. Mereka menjadi tersangka pembunuhan Samiyo Basuki Riyanto (60), sopir angkutan online yang ditemukan di tebing hutan pinus di Pangalengan pada 30 Maret.
Keempat pelaku adalah KAS alias Risma (19), KEZI alias Sella (20), AS alias Riska (21), dan IK (16). IK adalah otak pembunuhan itu.
Pembunuhan itu terjadi karena pelaku tak dapat membayar ongkos yang telah disepakati sebesar Rp 1,7 juta. Samiyo tewas karena dipukul dengan kunci inggris.
Kapolresta Bandung, Hendra Kurniawan, mengatakan, saat itu polisi mendapat laporan terkait penemuan mayat atas nama Samiyo Basuki Riyanto.
"Korban adalah sopir Grab yang ditemukan di jurang dalam kondisi meninggal. Pelakunya sebanyak empat orang, semua berjenis kelamin perempuan," ujar Hendra di Mapolresta Bandung, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (27/4/2029).
Hendra memaparkan, kronologinya berawal dari ERS alias IK (16) dan KEZI alias Sella (20), menyewa mobil Grab dari Jakarta untuk tujuan Pangalengan.
IK memesan jasa korban secara offline dengan tujuan Pangalengan dengan harga yang disepakati sebesar Rp 1,7 juta. Sebelum perjalanan ke Pangalengan, korban dan pelaku menjemput pelaku AS di daerah Jonggol, Kabupaten Bogor, kemudian melanjutkan perjalanan ke Pangalengan menggunakan jalur tol Cipularang yang keluar di Tol Gate Seroja.
Sesampainya di Pangalengan, para pelaku kemudian menjemput pelaku KAS.
Di tengah jalan, korban kemudian menagih ongkos yang telah disepakati sebesar Rp 1,7 juta. Saat ditagih, para tersangka ini tak mampu membayar ongkos itu.
"Karena tidak bisa membayar salah satu tersangka sepakat untuk menghabisi korban," ungkap Hendra dalam keterangannya, Selasa (28/4/2020).
Menurut Hendra, dua pelaku utama, yakni KAS yang membekap dan mencekik korban, IK yang memukul korban dengan kunci inggris. Sedangkan AS membantu membuang jenazah korban dan KEZI mengamankan barang bukti.
"Korban dipukul kepalanya kemudian sedikit goyang, kemudian dipukul lagi sebnyak delapan kali kemudian akhirnya meninggal," kata dia.
Hendra menjelaskan, setelah korban meninggal dan dibuang kemudian kendaraan ini dibawa mereka.
"Mereka (pelaku) tidak memiliki keahlian mengemudi, sehingga terjadi kecelakaan di Cikalong, Cimahi. Setelah itu kendaraan tersebut ditinggalkan begitu saja," ujarnya.
Hendra menjelaskan, baru seminggu pihaknya dapat informasi, mobil korban ada di sana dan kebetulan ada CCTV sehingga bisa mengidentifikasi siapa yang saat itu menggunakan mobil tersebut.