Bulan Ramadhan
Bolehkah Imam Shalat Tarawih Baca Kitab Al Quran Karena Tidak Hafal? Ini Kata Ustadz Abdul Somad
Apakah diperbolehkan seorang imam shalat karena tidak hafal bacaan suratan di dalam Al Quran memabca mushaf atau kitab Al Quran?
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID - Banyak ditemukan imam shalat apakah shalat wajib maupun shalat Tarawih membaca mushaf atau kitab Al Quran yang diletakkan di depan imam.
Muncul pertanyaan, apakah diperbolehkan seorang imam shalat karena tidak hafal bacaan suratan di dalam Al Quran memabca mushaf atau kitab Al Quran?
Dalam video kajian Ustaz Abdul Somad dijelaskan bahwa seorang imam diperbolehkan membaca mushaf atau kitab Al Quran karena alasan tidak hafal bacaan surat dalam Al Quran.
"Boleh. Ada dalam hadis Siti Aisyah (istri Rasulullah Muhammad SAW), beliau memerintahkan budaknya yang beranama Dzakwan untuk mengimainya dalam shalat Tarawih dan dia membaca mudhaf," jelas Ustaz Abdul Somad.
Dijelaskan, keterangan itu ada di dalam kitab Shahih Al Bukhari.
Maka, tidak ada alasan seseorang tidak dapat menjadi imam hanya karena tidak hafal bacaan Al Quran.
• JANGAN LUPA! Ini Bacaan Niat Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Latin dan Artinya, Berikut Keutamaannya
Terlebih saat kini banyak keluarga dianjurkan untuk mengerjakan shalat wajib dan shalat Tarawih di rumah.
Anda sebagai kepala keluarga atau satu-satunya laki-laki di dalam rumah, tidak ada alasan untuk tidak menjadi imam shalat hanya karena tak hafal bacaan Al Quran.
• Resep Menu Buka Puasa Kolak Biji Salak, Ini Tips Cara Membuatnya
Tata Cara shalat Tarawih
Salat Tarawih dapat dilaksanakan dengan dua macam cara.
Pertama, salat Tarawih dapat dilaksanakan setiap dua rakaat salam.
Kedua, salat Tarawih dapat dilaksanakan setiap 4 rakaan salam, tanpa tasyahud awal.
Namun, yang lebih baik melaksanakan salat Tarawih setiap dua rakaat salam.
Hal tersebut telah dijelaskan dalam hadist Rasulullah SAW, yang menyatakan shalat malam sebaiknya dikerjakan setiap dua rakaat salam.
Untuk salat sunah Witir, boleh dikerjakan 3 rakaat salam sekaligus tanpa tasyahud awal.
Namun, sunnah Witir juga dapat dikerjakan 2 rakaat, kemudian 1 rakaat.
Cara pelaksanaan shalat Tarawih sama dengan cara pelaksanaan shalat fardhu, baik gerakan maupun bacaannya.
Hanya saja yang membedakan salat Tarawih hanya pada niatnya.
Niat Salat Witir Satu Rakaat
أُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (إماما/مأموما) للهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal witri rak’atan mustaqbilal qiblati (imaaman/makmuuman) lillaahi ta’aalaa
Artinya:
“Aku niat shalat Witir satu rakaat menghadap kiblat (jadi imam/makmum) karena Allah Ta’ala”
Doa bacaan niat Salat Witir 2 Rakaat
أُصَلِّى سُنَّةَ الوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ (إماما/مأموما) للهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal witri rak’ataini mustaqbilal qiblati (imaaman/makmuuman) lillaahi ta’aalaa
Artinya:
“Aku niat shalat Witir dua rakaat menghadap kiblat (jadi imam/makmum) karena Allah Ta’ala”.
• 8 Ibadah Utama Pelebur Dosa dan Berlipat Pahala di Bulan Ramadhan 1440 H yang Wajib Diketahui
Keutamaan shalat tarawih berjamaah di Bulan Ramadhan 1440 H
Adapun keutamaan-keutamaan salat Tarawih yang sebaiknya dilaksanakan berjamaah.
Berikut keutamaan salat Tarawih berjamaah :
1. Pahalanya sama dengan shalat semalam suntuk
Pahala shalat tarawih berjamaah bersama imam sama dengan pahala shalat semalam suntuk, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW berikut :
إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ بَقِيَّةُ لَيْلَتِهِ
“Sesungguhnya jika seseorang shalat bersama imam hingga imam selesai, maka ia dihitung mendapatkan pahala shalat di sisa malamnya.” (HR. Ahmad).
Selain itu, diriwayatkan pula dalam hadis Tirmidzi :
إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ
“Sesungguhnya siapa saja yang shalat bersama imam hingga imam itu selesai, maka ia dicatat telah mengerjakan shalat semalam suntuk (semalam penuh).” (HR. Tirmidzi).
2. Memperoleh pahala shalat berjamaah
Seperti yang diketahui, shalat yang dilakukan secara berjamaah di masjid pahalanya dua puluh tujuh derajat daripada shalat sendirian.
Pahala tersebut sama seperti pahala shalat wajib berjamaah, sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut ini :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ قَالَ أَخْبَرَنَا مَالِكٌ عَنْ نَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
“Sholat berjamaah lebih utama dibandingkan sholat sendirian dengan dua puluh tujuh derajat.” (H.R. Bukhari)
3. Meningkatkan silaturahmi
Salat Tarawih berjamaah di bulan Ramadhan dapat menjadi sarana silaturahmi dan ukhuwah islamiyah antar umat Muslim.
Umat Muslim yang pergi ke masjid untuk melaksanakan ibadah salat Tarawih berjamaah akan bertemu dengan saudara dan tetangganya.
Sehingga dapat meningkatkan dan mempererat rasa persaudaraan. Silaturahmi juga memiliki banyak keutamaan sebagaimana dijelaskan dalam hadis berikut ini :
لَيْسَ الْوَاصِلُ بِالْمُكَافِئِ ، وَلَكِنِ الْوَاصِلُ الَّذِى إِذَا قَطَعَتْ رَحِمُهُ وَصَلَهَا
”Seorang yang menyambung silahturahmi bukanlah seorang yang membalas kebaikan seorang dengan kebaikan semisal. Akan tetapi seorang yang menyambung silahturahmi adalah orang yang berusaha kembali menyambung silaturahmi setelah sebelumnya diputuskan oleh pihak lain.” (HR. Bukhari)