TPU Cieunteung Kota Tasikmalaya Sepi Peziarah, Pedagang Bunga Pun Kena Getahnya
TPU Cieunteung Kota Tasikmalaya sepi peziarah, pedagang bunga pun kena getahnya.
Penulis: Firman Suryaman | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar Firman Suryaman
TRIBUNJABAR. ID, TASIKMALAYA - Sejumlah pedagang bunga di sekitar TPU Cieunteung, Kota Tasikmalaya, terpaksa harus gigit jari karena anjloknya jumlah peziarah.
Pedagang bunga yang ditemui, Rabu (22/4/2020), menuturkan, jumlah peziarah menjelang Ramadan 1441 H ini bisa dihitung jari.
Padahal jika menjelang Ramadan, biasanya peziarah membludak.
"Katanya karena ada corona, sehingga orang berziarah pun jadi tidak ada," kata Mak Acih (65), salah seorang pedagang bunga, yang mengaku sudah puluhan tahun jualan bunga di TPU Cieunteung.
Ia menyebutkan, pada saat kondisi normal menjelang Ramadan, ia bersama pedagang lainnya bisa mengantungi hasil penjualan antara Rp 1-1,5 juta selama seminggu jualan bunga menjelang Ramadan.
"Sekarang tinggal dua hari lagi masuk bulan suci Ramadan, saya baru dapat Rp 300 ribu. Saya masih berharap besok ada kenaikan biar jualannya habis," ujar Mak Acih.
Pedagang bunga lainnya, Eni (40), mengungkapkan hal yang sama.
"Biasanya bunga yang saya beli habis dalam sehari. Tapi ini sudah tiga hari belum habis. Agar tidak layu terpaksa tangkainya direndamkan ke air," ujarnya.
Bunga yang dijual pedagang dipaket dalam satu bungkus daun pisang.
Setiap bungkusnya dijual dengan harga Rp 5.000.
Satu bungkus berisi serpihan bunga mawar, melati, kamboja, bougenvile serta irisan daun pandan.
"Kalau bunga sedap malam dijual terpisah karena harganya agak mahal," kata Eni.
• Jumlah Pelanggar di Hari Pertama PSBB di Bandung Capai 450, Ini Jenis-jenis Pelanggarannya