Sosok
Jadi Perbincangan Akibat Surat untuk Camat, Inilah Profil Stafsus Milenial Andi Taufan Garuda Putra
Andi Taufan Garuda Putra, salah satu staf khusus (stafsus) milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendadak jadi perbincangan.
TRIBUNJABAR.ID - Andi Taufan Garuda Putra, salah satu staf khusus (stafsus) milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendadak jadi perbincangan.
Hal tersebut disebabkan lantaran dia membuat surat dengan kop Sekretariat Kabinet yang ditujukan kepada camat di seluruh Indonesia.
Terlepas dari polemik tersebut, sebelumnya Andi Taufan dikenal sebagai sosok yang berkecimpung di bidang fintech.
Dia merupakan pendiri dan CEO Amartha.
Menurut laman resmi Amartha, Taufan telah menyabet beberapa penghargaan.
Penghargaan tersebut di antaranya adalah Entrepreneur of the Year Finalist, EY; Satu Indonesia Award, Astra; Laureate Global Fellow, International Youth Foundation; Ganesha Innovation Champion Awards, Alumni ITB.
Pendidikan formal yang berhasil dijalaninya pun bukan sembarangan.
Taufan tercatat pernah memperoleh gelar MPA dari Harvard Kennedy School dan Sarjana Bisnis dari Institut Teknologi Bandung.
Sementara itu, dikutip TribunJabar.id dari Tribunnews.com, Amartha adalah perusahaan pionir teknologi finansial peer to peer lending yang menghubungkan pendana di perkotaan dengan perempuan pengusaha mikro di pedesaan.
• Kontroversi Stafsus Jokowi Andi Taufan Garuda, Disebut Pengamat Bisa Terancam Hukuman Bui 20 Tahun
Amartha didirikan pada 2010, dan menurut laman resminya, Andi Taufan masih tercatat menjabat sebagai CEO.
Hingga saat ini, sudah tercatat Rp 2,37 triliun total pendanaan yang disalurkan Amartha.
Adapun skema kredit dari Amartha adalah, pinjaman disalurkan kepada 15-20 orang.
Peminjam dana tersebut berdomisili berdekatan dan membentuk kelompok usaha.
Nantinya, penerima pinjaman diwajibkan mengikuti pertemuan kelompok mingguan yang difasilitasi Amartha.
Pertemuan tersebut diisi materi mengenai pengelolaan keuangan, kedisiplinan, dan cara-cara memajukan usaha.

"Kami percaya kemudahan dalam mendapatkan akses permodalan untuk usaha mikro dapat berkontribusi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat piramida bawah, membangun ketahanan ekonomi, dan mewujudkan keadilan sosial bagi rakyat Indonesia," tulis laman resmi Amartha, dikutip TribunJabar.id, Rabu (15/4/2020).
Ada alasan khusus mengapa penyertaan modal yang diberikan Amartha hanya dikhususkan bagi kaum perempuan.
Co-Founder Amartha, Aria Widyanto pernah mengatakan, perempuan adalah tonggak untuk mensejahterakan masyarakat Indonesia.
"Kalau seorang perempuan lebih sejahtera, itu kesejahteraanya akan terdistribusi secara merata ke seluruh keluarga. Itu kenapa dari awal fokusnya ke perempuan. Bagaimana agar gap-nya berkurang antara perempuan dan laki-laki," kata Aria di Jakarta, Senin (17/12/2018), dikutip TribunJabar.id dari Kompas.com. (TribunJabar.id)
• Surat Andi Taufan Garuda ke Camat Jadi Polemik, Jokowi Diminta Evaluasi Jajaran Stafsus
Tuai Polemik
Surat yang dikeluarkan tertanggal 1 April 2020 oleh Andi Taufan dikecam karena dianggap melampaui kewenangan dan tidak sesuai tata administrasi karena ditujukan langsung ke seluruh camat di Indonesia.
Dalam surat itu, Andi Taufan meminta kepada camat dan perangkat desa untuk mendukung pelaksaan program Relawan Desa Lawan Covid-19 yang diinisiasi Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi bersama PT Amartha Mikor Fintek (Amartha).
Program itu dilaksanakan di Jawa, Sulawesi, dan Sumatera.
Surat itu ditandatangani langsung oleh Andi Taufan dalam kapasitasnya sebagai Staf Khusus Presiden dengan tembusan ke Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Selain dinilai memotong kewenangan kepala daerah, surat itu juga dianggap memunculkan konflik kepentingan karena PT Amartha Mikor Fintek (Amartha) merupakan perusahaan milik Andi Taufan.

Atas viralnya surat tersebut, Andi kemudian membuat klarifikasi dan pernyataan.
Dalam suratnya tertanggal hari ini, Selasa, 14 April 2020, Andi menyampaikan permintaan maaf.
Ia pun memutuskan menarik surat tersebut.
Berikut pernyataan lengkap Andi:
Sehubungan dengan beredarnya surat saya, Andi Taufan Garuda Putra selaku Staf Khusus Presiden nomor 003/S-SKP-ATGP/IV?2020 tentang kerjasama sebagai relawan desa lawan Covid-19 yang ditujukan kepada camat beberapa daerah, yang menimbulkan tanggapan dari berbagai pihak, termasuk media.
Untuk itu saya menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan masukan. Tentunya hal ini akan menjadi pelajaran penting bagi saya sebagai anak muda yang ingin memberikan konstribusi untuk negeri, agar tetap mengikuti kaidah aturan dalam sistem birokrasi.
• Staf Khusus Jokowi Aminuddin Mengaku Belum Tahu Informasi Soal Wajib LHKPN
Saya mohon maaf atas hal ini dan menarik kembali surat tersebut.
Perlu saya sampaikan bahwa surat tersebut bersifat pemberitahuan dukungan kepada program Desa Lawan Covid-10 yang diiniasi oleh Kementerian Desa Pembangunan daerah Tertinggal dan Transmigrasi.
Maksud saya ingin berbuat baik dan bergerak cepat untuk membantu mencegah dan meanggulangi Covid-19 di desa, melalui dukungan secara langsung oleh tim lapangan Amartha yang berada di bawah kepemimpinan saya.
Dukungan tersebut, murni atas dasar kemanusiaan dan dengan biaya Amartha dan donasi masyarakat, yang akan dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel. Dukungan yang diberikan dilakukan tanpa menggunakan anggaran negara baik APBN maupun APBD.
Saya akan terus bergerak membantu Pemerintah dalam menangai penyebaran Covid-19. Bekerjasama dan bergotongroyong dengan seluruh lapisan masyarakat baik pemerintah, swasta, lembaga dan organisasi masyarakat lainnya untuk menanggulangi Covid-19 dengan cepat.
Sekali lagi terima kasih dan mohon maaf atas kegaduhan dan ketidaknyamanan yang timbul. Apapun yang terjadi, saya tetap membantu desa dalam kapasitas dan ketebatasan saya.
Jakarta, 14 April 2020
Andi Taufan Garuda Putra
(Tribunnews.com)