Virus Corona di Jabar
Diproduksi di Bogor, APD di Jabar Aman Sampai 4 Bulan ke Depan
Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan salah satu produsen Alat Pelindung Diri ( APD), masker bedah, dan baju hazmat, di Kabupaten Bogor
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Muhamad Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengatakan salah satu produsen Alat Pelindung Diri ( APD), masker bedah, dan baju hazmat, di Kabupaten Bogor, PT Multi One Plus, akan meningkatkan jumlah produksi, sehingga kebutuhan APD Jabar sampai 4 bulan ke depan dapat terpenuhi.
"Mudah-mudahan dalam dua sampai empat bulan ke depan, kebutuhan APD di Indonesia, dimulai dari Kabupaten Bogor dulu tercukupi, Jawa Barat tercukupi, kemudian Indonesia tercukupi, datang dari industri-industri yang ada di Jawa Barat," kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, seusai meninjau PT Multi One Plus di Kabupaten Bogor, Rabu (15/4/2020).
Menurut Kang Emil, PT Multi One Plus bisa memproduksi masker bedah sebanyak 250.000 buah per harinya.
• Bantuan Langsung Diantar Ojek Online dan Pangkalan, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Tinjau Langsung
Jumlah tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan masker bedah di Jabar, maka PT Multi One Plus akan meningkatkan jumlah produksi beda masker.
"Di pabrik ini tadi dilaporkan memproduksi masker bedah sehari 250.000 dan itu sudah habis dipesan oleh institusi kenegaraan, termasuk pemerintah daerah. Janjinya, akhir April dinaikkan satu juta pcs produksi dan mungkin nanti dua juta," ucapnya.
"Maka, hal ini menenangkan, membuat rasa tenang bahwa kebutuhan ini bisa dipenuhi oleh swasembada sendiri," imbuhnya.
Kang Emil memastikan, Pemerintah Provinsi Jabar akan mengirimkan masker N95 sesuai kebutuhan. Sebab, keterbatasan dan juga urgensi masker N95, khusus bagi tim medis yang menangani langsung pasien COVID-19.
"Yang pasti Jawa Barat setiap hari mengirim N95 juga, sesuai pengajuan lewat aplikasi PIKOBAR (Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar). Itu memang khusus untuk mereka-mereka yang menangani langsung ke pasien," katanya. (Sam)