Kisah Warga Cimahi, Gotong Royong Saat Ada yang Positif Corona, Kini Dapat Perhatian Presiden Jokowi

Jokowi mengaku menerima informasi dari Cimahi mengenai beberapa warga yang bergotong royong di tengah pandemi Covid-19 atau virus corona ini.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA
Presiden Jokowi saar berkeliling di Kawasan Kota Lama Semarang, Senin (30/12/2019) 

Selain di Lampung, peristiwa memprihatinkan juga sempat terjadi di Bandung Barat.

Pemakaman jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 asal Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat (KBB) dikabarkan sempat mendapat penolakan dari sejumlah warga sekitar.

Jokowi: Sopir dan Kernet akan Diberi Insentif Rp 600 Ribu Selama Tiga Bulan

Pasien yang meninggal dunia, pada Kamis (2/4/2020) itu merupakan seorang perempuan berusia 62 tahun.

Pasien meninggal saat mendapat perawatan di ruang isolasi Rumah Sakit Cahya Kawaluyaan (RSCK) Padalarang.

Kepala Desa Gelanggang, Muhamad Hidayat membenarkan adanya penolakan pemakaman dari warga itu karena mereka khawatir virus tersebut bisa menyebar ke permukiman warga setempat.

"Betul sempat ada penolakan dari warga karena gak mau kalau jenazah diantar ke makam melintas permukiman. Padahal status pasien belum tentu positif," katanya.

Ada Jenazah Perawat Covid-19 Ditolak Warga Saat Dimakamkan, PPNI Sukabumi: Jangan Diskriminasi Kami

Baru-baru ini viral seorang perawat di Jawa Tengah meninggal dunia setelah dinyatakan positif Covid-19 yang ditolak warga saat akan dimakamkan.

Menanggapi kejadian tersebut, Ketua DPD Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kabupaten Sukabumi, Masykur Alawi menyayangkan kejadian tersebut.

Ia mengaku sangat prihatin karena perawat menjadi korban stigmatisasi dan diskriminasi sosial dalam berbagai bentuk.

Ada Jenazah Perawat Covid-19 Ditolak Warga Saat Dimakamkan, PPNI Sukabumi: Jangan Diskriminasi Kami

"Ada beberapa hal yang menjadi keprihatinan kami, khususnya perawat yang sudah menjadi korban stigmatisasi dan diskriminasi sosial dalam berbagai bentuk, di Jawa Tengah baru-baru ini jenazah perawat positif Covid-19 ditolak warga untuk dimakamkan di pemakaman umum, ada juga perawat diusir dari tempat kosannya, dan berbagai bentuk diskriminasi lainnya oleh masyarakat, dan ini sangat menyakitkan kami," ujar Masykur kepada Tribunjabar.id melalui sambungan telepon, Sabtu (11/4/2020).

Dari kejadian tersebut, ia meminta kepada masyarakat, khusunya di Kabupaten Sukabumi untuk membantu para perawat dan menjaga motivasi para perawat, terutama ketika merawat pasien Covid-19.

"Kami sangat memohon kepada semua masyarakat, khususnya masyarakat kabupaten Sukabumi, bisa membantu kami, menjaga motivasi kami dengan cara jangan pernah melakukan stigmatisasi terhadap kami. Jangan pernah mendiskriminasi kami," kata Masykur.

Ia juga meminta warga tidak membicarakan dan berbisik-bisik tentang keadaan para perawat dan keluarga perawat.

Ketua DPD PPNI Kabupaten Sukabumi Masykur Alawi.
Ketua DPD PPNI Kabupaten Sukabumi Masykur Alawi. (Istimewa)

"Jangan pernah membicarakan dan berbisik-bisik tentang kami dan keluarga kami, jangan pernah membuat status yang kontradiktif dengan perjuangan dan keihklasan kami. Tolong kalau ada yang perlu diketahui tentang kami, tanyakan langsung kepada kami, sehingga akan mendapatkan jawaban yang benar dan tidak menyesatkan," ujarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved