Melongok Sentra Topi di Bandung

Pengusaha Topi Tetap Bertahan di Tengan Omzet yang Terjun, Jualan Online Jadi Solusi

RANI (35) masih melayani pelanggan yang datang ke toko topinya di Jalan Mahmud, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (19/3/2020)

TRIBUN JABAR/JANUAR P HAMEL
Karyawan sedang menjahit topi di pabrik topi, Jalan Mahmud, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (19/3/2020). 

RANI (35) masih melayani pelanggan yang datang ke toko topinya di Jalan Mahmud, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (19/3/2020) sore. Sore itu hujan masih mengguyur kawasan tersebut.

Toko Topi Gelar itu sebentar lagi akan ditutup pemiliknya. Saat itu memang jam menunjukkan pukul 16.30 dan biasanya toko itu tutup pukul 17.00.

Di dalam toko, seorang pelayan sedang membereskan topi-topi yang dibungkus plastik dan disimpan di lantai. Sebagian besar topi lainnya disimpan di etalase bertingkat yang menyender ke dinding toko.

Rani yang duduk di kursi tampak telaten menghitung kembalian untuk pelanggan yang membeli aksesori topi di sana. "Kami memang menjual topi secara offline. Jadi pembeli yang datang ke sini," kata Rani.

Karyawan membereskan topi di toko topi di Jalan Mahmud, Kamis (19/3/2020).
Karyawan membereskan topi di toko topi di Jalan Mahmud, Kamis (19/3/2020). (TRIBUN JABAR/JANUAR PH)

Menurut Rani, hari itu, tak banyak pembeli yang datang. Dia mengaku baru kedatangan pelanggan pukul 16.00. Kalau dihitung, katanya, ada tiga orang.

Biasanya, menurutnya, pelanggan yang datang ke tokonya bisa mencapai 10 orang per hari. "Sepi hari ini mah. Mungkin gara-gara ada virus korona. Kan, ada imbauan dari pemerintah, orang-orang enggak boleh keluar rumah," kata Rani.

Menurut Rani adanya virus korona yang terganggu pemasarannya saja. Unuk produksi, kata Rani, tetap jalan untuk menyelesaikan pesanan.

Rani merasa sudah semingguan pengunjungnya menurun drastis. Meski, katanya, tetap ada, tapi hanya beberapa orang. "Seperti sekarang, dari pagi-pagi baru datang tiga orang. Biasanya 10 orang. Sudah segitu saja. Kami sudah alhamdulillah," katanya.

TOPI PESANAN - Rani memperlihatkan topi pesanan dari Malaysia di pabriknya, Jalan Mahmud, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (19/3/2020).
TOPI PESANAN - Rani memperlihatkan topi pesanan dari Malaysia di pabriknya, Jalan Mahmud, Desa Rahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung, Kamis (19/3/2020). (TRIBUN JABAR/JANUAR P HAMEL)

Mengenai omzet, Rani tidak menyebutnya secara jelas. Namun, katanya, saat ini omzet topi sedang menurun drastis. Hal tersebut mulai dia rasakan tiga tahunan yang lalu.

"Nggak tentu enggak bisa diukur. Kalau omzet sekarang terjun. Sebabnya sekarang 50 persen pembelian di online. Sekarang, kan, orang sudah beralih belanjanya ke online," katanya.

Rani bergeming tidak berjualan online sendiri demi menjaga pelanggannya yang biasa belanja ke tokonya. Sekarang justru, kata Rani, kebanyakan pelanggannya yang berjualan online.

"Kebanyakan dari luar kota. Yang sudah sering bisa ngambil dulu. Sistemnya kepercayaan. Kalau yang offline datang dari Jawa Tengah, Medan, Makassar, Padang, dan Bali. Satu kota mungkin hanya dua pelanggan. Mereka itu toko atau grosir," kata Rani.

Konfeksi Gesit yang juga memproduksi topi, sebaliknya mengandalkan laman dan media sosial untuk menjaring pasar.

Rivan Muttaqin (30), supervisor Konfeksi Gesit di Jalan Sadang, Kota Bandung, Kamis (19/3/2020).
Rivan Muttaqin (30), supervisor Konfeksi Gesit di Jalan Sadang, Kota Bandung, Kamis (19/3/2020). (TRIBUN JABAR/JANUAR P HAMEL)

"Kami memasarkannya melalui website, memasarkannya ke instansi-instansi atau komunitas," kata Rivan Muttaqin (30), supervisor Konfeksi Gesit di Jalan Sadang, Kota Bandung, Kamis (19/3/2020).

Topi yang dipasarkan Konfeksi Gesit tidak dijual eceran di toko-toko. Untuk itulah penjualan online menjadi andalan mereka. "Setiap konfeki punya pasar sendiri-sendiri. Kalau harga ada yang bilang mahal ada juga yang bilang murah, tapi kalau kualitas tidak kalah," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved