Buruh Masih Kerja di Tengah Pandemi Virus Corona, Serikat Buruh di Jabar Prihatin
Sejumlah perusahaan telah memberlakukan aturan work from home atau kerja di rumah bagi karyawannya.
Penulis: Ery Chandra | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sejumlah perusahaan telah memberlakukan aturan work from home atau kerja di rumah bagi karyawannya.
Ada pula perusahaan yang meliburkan karyawannya sementara.
Hal itu untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.
Meski begitu, sejumlah perusahaan masih mewajibkan pegawainya masuk kerja.
• Selain di Majalengka, Polisi Juga Bubarkan Pesta Pernikahan di Sukabumi
Menurut Perwakilan Divisi Hukum dan Advokasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) Jabar, Rahmat Saputra, situasi saat ini menbuat kesehatan buruh terancam.
Mereka tak punya pilihan, antara bekerja keluar rumah demi penghasilan atau karantina diri tetapi menganggur di rumah.
"Pandemi ini sangat beresiko, penyebaran terus meningkat. Isolasi diri di rumah bukan untuk buruh," ujar Rahmat saat dikonfirmasi Tribun Jabar, di Kota Bandung, Sabtu (27/3/2020).
Merujuk surat edaran dari Menteri Ketenagakerjaan hingga pemerintah daerah, mengimbau perusahaan untuk memberlakukan peraturan bekerja dari rumah.
"Hari ini hanya kalangan buruh tidak ditegaskan untuk di rumah. Bahkan surat edaran terkesan abu-abu," katanya.
• Lockdown di Malaysia Diperpanjang, TKI Menganggur dan Takut Kelaparan
Dia menuturkan, semestinya pemerintah tegas menerapkan pembatasan sosial, yakni meliburkan semua buruh yang bekerja di semua sektor industri di Jawa Barat, dengan catatan, buruh tetap diberi upah dan jaminan kesehatan.
"Sebanyak 99 persen buruh di Jawa Barat tetap bekerja hingga hari ini di semua sektor industri. Misalnya garmen, manufaktur, dan lainnya terus aktivitas," ujarnya.
Menurutnya, selain kondisi buruh yang tetap bekerja tanpa menjaga jarak berpotensi besar terpapar virus corona.
Mereka terancam kehilangan mata pencaharian apabila pandemi ini berlangsung lama.
Situasi ini, katanya, akan menyebabkan produksi berkurang dan keuangan perusahaan terganggu. Sehingga memunculkan dampak ekonomi yang luas.
"Catatan di kami sudah ada buruh pasien dalam pengawasan. Yang jelas banyak, untuk angkanya belum dapat kami pastikan. Bahkan ribuan buruh di bandung dan subang sudah dilakukan PHK besar. Untuk daerah lain masih kami pantau," katanya.
• Virus Corona Masih Mewabah, Umuh Muchtar Minta Pemain Persib Bandung Tetap di Rumah