KABAR PENTING UNTUK PELAJAR, Ujian Nasional 2020 Dihapus, Kelulusan Ditentukan Raport

Ujian Nasional 2020 (UN) dihapus menyusul mewabahnya virus corona di Indonesia. Kemendikbud sedang menggodog opsi ujian pengganti UN

Editor: Kisdiantoro
Tribun Jabar/ Gani Kurniawan
Petugas mengawasi pelaksanaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2018 hari pertama melalui layar CCTV di SMA Negeri 5, Jalan Belitung, Kota Bandung, Senin (9/4/2018). 

"Kami berharap pasien positif Covid-19 ini sembuh. Masyarakat jangan panik. Jika sesak napas, silakan hubungi pihak kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, hindari keramaian, tutup mulut jika batuk dan bersin. Jaga pola hidup bersih dan sehat," pesannya.

Riwayat pasien positif virus corona

Pasien warga Bandar Lampung positif corona ini pertama kali dilaporkan oleh anaknya yang berusia 32 tahun ke Puskesmas Simpur, Sabtu (14/3/2020) lalu.

Sang anak khawatir karena mengetahui ayahnya terlibat dalam pertemuan jemaat Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB), 25-28 Februari 2020.

Pertemuan itu berlangsung di Hotel di Bogor, Jawa Barat.

Dari pertemuan tersebut, diketahui ada satu peserta dari Jawa Tengah meninggal dunia dan dipastikan positif corona.

Kemudian ada satu peserta lainnya yang dirawat di rumah sakit di Jakarta.

"Mereka ini bersamaan pada saat itu, di Bogor, pertemuan jemaat," kata Reihana dalam konferensi pers, Rabu petang.

Peserta pertemuan jemaat GPIB asal Bandar Lampung itu pulang ke kediamannya pada 29 Februari.

Reihana mengungkapkan, kondisi badan pria berusia 62 tahun itu mulai panas pada 3 Maret.

"Suhu badannya 37 derajat celsius. Lalu batuk, makan dan minum susah menelan. Pasien ini kemudian periksa ke dokter swasta. Periksa ke laboratorium juga, di RS Advent. Tes widal untuk tifoid (tifus)," beber Reihana.

Selanjutnya, Jumat (13/3/2020) pekan lalu, yang bersangkutan menjalani pemeriksaan di puskesmas.

Sehari berselang, anaknya datang lagi dan melapor ke puskesmas.

"Oleh petugas diberi masker, lalu pulang. Istri (pria tersebut) panik, meminta pergi ke RSUDAM menggunakan layanan BPJS," ujar Reihana.

Pria tersebut akhirnya masuk dan mulai dirawat di RSUDAM pada Sabtu siang.

Ia lalu dinyatakan kategori pasien dalam pengawasan (PDP).

Sampel swab tenggorokannya dikirim ke Kemenkes, diteliti, hingga dinyatakan positif corona, Rabu (18/3/2020).

Hingga diumumkan positif corona, kondisi pasien di RSUDAM ini membaik.

Ia tetap dalam pemantauan pihak RSUDAM.

Lacak interaksi pasien

Diskes Lampung menyatakan melacak interaksi dan hubungan pasien positif corona sebelum dinyatakan positif.

Diskes akan mendata setiap orang yang sempat berhubungan dengan si pasien.

"Akan kami tracing (lacak), bertemu dengan siapa saja," ujar Reihana.

Pihaknya mengimbau warga melakukan self isolation (isolasi diri di rumah selama 14 hari) untuk memutus mata rantai virus corona.

"Semua dari kita bisa jadi ODP (orang dalam pemantauan). Maka, harus kita putus mata rantai virus ini dengan self isolation," katanya.

Terkait pencegahan, menurut Reihana, tak hanya dengan menggunakan masker.

Warga juga harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun.

Reihana menambahkan Lampung sampai saat ini tidak melakukan lockdown.

"Penekanannya, harus menjaga stamina tubuh. Masyarakat diharapkan melapor kepada tempat pelayanan kesehatan setempat kalau tidak enak badan," ujarnya

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketua Komisi X: Kami Sepakat UN Ditiadakan, Kelulusan Siswa Bisa Ditentukan Nilai Raport"

Sumber: Kompas
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved