Jumlah Pasien Positif Covid-19 di Jabar Urutan Kedua Terbanyak di Indonesia Setelah DKI
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengatakan Pemprov Jabar telah merancang skenario jika terjadi lonjakan pasien Covid-19 di Jabar.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Badan Penanggulangan Bencana Nasional ( BPBN ) mencatat 23 warga di sejumlah wilayah di Jabar positif terpapar virus corona SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 hingga Rabu (18/3/2020).
Dari jumlah tersebut dua di antaranya meninggal dunia. Ini menempatkan Jabar sebagai provinsi kedua terbanyak warga yang terpapar virus corona setelah DKI Jakarta.
Gubernur Jabar, Ridwan Kamil, mengatakan Pemprov Jabar telah merancang skenario jika terjadi lonjakan pasien Covid-19 di Jabar.
Gubernur mengatakan hal tersebut seusai menggelar rapat dengan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Gedung Sate, kemarin.
Emil, begitu Ridwan Kamil biasa disapa, mengatakan, jika lonjakan pasien korona terjadi, kemungkinan semua pasien non-Covid-19 di Gedung Kemuning Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung akan dipindahkan ke ruangan lain atau ke rumah sakit lain.
"Jadi RSHS Bandung ada tiga skenario. Pertama dengan kondisi hari ini. Kemudian kalau bertambah nanti seluruh gedung di Kemuning namanya dengan total 250 bed akan dikonversi menjadi gedung Covid-19 sehingga pasien TBC lain-lain yang sekarang masih berdampingan dengan ruang isolasi nanti akan digeser ke rumah sakit lain," ujar Emil.
• Kantor Imigrasi Karawang Beri Izin Tinggal Keadaan Terpaksa kepada WNA asal China
• Lokasi Wisata Lembang Ditutup, Wisatawan Juga Tak Bisa Masuk ke Pangandaran
Jika kondisinya semakin memburuk, ia telah menyiapkan rencana untuk memindahkan seluruh pasien di RSHS Bandung ke rumah sakit lain.
Dengan demikian, proses penanganan pasien bisa lebih fokus.
Emil mengatakan, Pemprov Jabar telah siap membelanjakan dana sekitar Rp 48 miliar untuk kebutuhan penanganan Covid-19 di Jabar.
"Saya laporkan juga ke Pak Menteri tadi,” ujarnya.
Mendagri mengapresasi langkah antisipasi yang dilakukan Pemprov Jabar. Tito menyoroti soal Jabar Command Center (JCC).
Menurut Tito, command center dengan fasilitas lengkap akan mampu menyosialisasikan Covid-19, social distancing, hingga tata cara memelihara kesehatan tubuh kepada masyarakat luas secara efektif dan optimal.
Selain JCC, Tito pun mengapresiasi inisiatif Emil yang aktif merumuskan langkah-langkah proaktif untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19.
“Sudah antisipasi sejak awal, persiapan kalau Covid-19 masuk Jabar. Kemudian edukasi, mitigasi, dan terjadinya lonjakan secara eksponensial,” ujar Tito. (syarif abdussalam/tribunnetwork/kompas.com)