SBMI Indramayu Sulit Penuhi Permintaan Pulang TKI Ilegal yang di Wuhan Cina, Ini Alasannya
Terkait virus corona, mereka baru ada satu yang mengadu ke kami, dia berada di Wuhan tapi ketika saya minta data-data PMI itu
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU- Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu mengatakan sulit untuk merealisasikan permintaan pemulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Indramayu yang sekarang berada di Wuhan, China.
Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih mengatakan, hal tersebut karena PMI yang diketahui merupakan Warga Desa Bondan, Kecamatan Sukagumiwang itu enggan berterus terang terkait status kerjanya.
"Terkait virus corona, mereka baru ada satu yang mengadu ke kami, dia berada di Wuhan tapi ketika saya minta data-data PMI itu seperti siapa perekrutnya dia tidak mau terus terang," ujar Juwarih kepada Tribuncirebon.com, Selasa (9/3/2020).
Disampaikan Juwarih, hal ini yang menyulitkannya menindaklanjuti permintaan sang TKI untuk dipulangkan.
Pasalnya, untuk pemulangan PMI diperlukan data-data valid, semisal perekrutan, dan lain sebagainya.
• SBMI Indramayu Sebut Masih Banyak Perekrutan PMI Ilegal, Jumlahnya Capai Ribuan
• Para TKI yang Baru Pulang ke Indramayu akan Dipantau Selama 14 Hari
Data-data itu akan dilanjutkan ke pemerintah pusat sebagai upaya pemulangan PMI.
"Saya kan gak mungkin datang sendiri ke sana, ujung-ujungnya tetap pemulangan itu melalui pemerintah," ujar dia.
Adapun alasan PMI tersebut ingin dipulangkan lantaran merasa tertekan sejak wabah virus corona atau Covid-19 mulai merebak di daratan China khususnya Wuhan pada Desember 2019.
"Dia melapor karena tertekanan sebelum ada wabah penyakit, dia Sabtu-Minggu suka liburan. Setelah ada wabah penyakit, dia diem saja di rumah sehingga ingin pulang saja tapi saat minta data malah tidak dikasih," ujar Juwarih.