SBMI Indramayu Sebut Masih Banyak Perekrutan PMI Ilegal, Jumlahnya Capai Ribuan
SBMI Cabang Indramayu menyebut praktik pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) hingga saat ini masih marak terjadi.
Penulis: Handhika Rahman | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Cabang Indramayu menyebut praktik pemberangkatan Pekerja Migran Indonesia (PMI) hingga saat ini masih marak terjadi.
Ketua SBMI Cabang Indramayu, Juwarih mengatakan, meski tidak terdata secara pasti, tapi jumlah PMI asal Kabupaten Indramayu yang diberangkatkan secara ilegal saja jumlahnya mencapai ribuan.
"Saya sering komunikasi dengan PMI di negara-negara penempatan, saya dapat informasi banyak dari mereka yang masih ilegal," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di sekretariat SBMI setempat, Minggu (8/3/2020).
• Bagaimana Kondisi PMI Asal Indramayu di China? Bagini Kata Ketua SBMI
Juwarih mengatakan, meski sudah jelas dilarang dan banyak kasus yang menimpa para PMI ilegal. Namun, masyarakat tetap saja membandel dan nekad berangkat dengan alasan diiming-imingi gaji besar oleh pihak perekrut.
Sekedar informasi, dijelaskan Juwarih, pengajuan penyaluran PMI seperti ke negara timur tengah itu semua prosesnya ditanggung oleh majikan.
Lain halnya dengan berangkat ke negara-negara penempatan yang aman dan sesuai prosedur, para PMI mesti membayar biaya secara mandiri melalui pinjaman dari bank.
Hal ini pula yang membuat para PMI banyak yang tergiur untuk berangkat ke negara unprosedural.
Kendati demikian, para PMI unprosedural ini memiliki risiko yang tinggi, salah satunya sulit mendapat perlindungan dari pemerintah jika mengalami permasalahan.
"Di negara timur tengah juga itu sistemnya seperti perbudakan," ujar dia.
Adapun, modus yang dilakukan oleh para perekrut biasanya memfasilitasi para PMI dengan menggunakan visa turis ke negara transit.
"Biasanya mereka memberangkatkan PMI ke Singapura dulu karena Singapura negaranya negara bebas visa, makanya negara itu menjadi pusat tujuan warga negara lain karena bebas," ujar dia.
• Ketua SBMI Sebut TKW yang Jatuh dari Lantai 4 di Arab Saudi Sempat Curhat Ingin Pulang
Lanjut Juwarih, para PMI kemudian diberangkatkan lagi ke negara timur tengah yang sudah merekrut PMI yang bersangkutan.
Modus itu dilakukan untuk mengelabui pemerintah terkait larangan penyaluran PMI ke negara-negara timur tengah tersebut.
Dalam hal ini, SBMI Cabang Indramayu meminta kasus yang menimpa Kuraesin (33) PMI asal Blok Winong, Desa Bojong Slawi, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu dijadikan pembelajaran.