Dua WNI Positif Terkena Virus Corona

Baru Ketahuan Dua WNI Positif Terkangkit Virus Corona, Prediksi Perdana Menteri Australia Kejadian?

Indonesia baru melaporkan dua kasus warga positif terjangkit virus corona, Perdana Menteri Australia sempat ungkap prediksi Indonesia nihil pelaporan

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Kolase Tribun Jabar
Ilustrasi: Persebaran virus corona. (Foto: medscape.com/gisanddata.maps.arcgis.com) 

Indonesia baru melaporkan dua kasus warga positif terjangkit virus corona, Perdana Menteri Australia sempat ungkap prediksi Indonesia nihil pelaporan

TRIBUNJABAR.ID - Akhirnya, Indonesia baru mengumumkan kasus dua WNI terjangkit positif virus corona.

Hal itu disampaikan langsung oleh Presiden Jokowi di hadapan awak media (2/3/2020).

Diketahui dua WNI itu sempat melakukan kontak dengan warga asal Jepang yang datang ke Indonesia.

Warga Jepang itu bepergian ke Indonesia sejak bulan Februari 2020 lalu.

Menurut Menkes, Terawan, kemungkinan warga Jepang itu lolos dari pemeriksaan thermal scanner.

WNI Positif Virus Corona setelah Kontak dengan WN Jepang, Apakah Tidak Terdeteksi Saat di Bandara?

"Ya kalau dia pas masuk kebetulan tidak panas dengan ilmu apapun tidak bisa (dideteksi) atau dia minum obat (sehingga tidak demam) ya tidak bisa," ucapnya.

Kini warga jepang itu telah meninggalkan Indonesia dan berada di Malaysia.

Dari penelusuran riwayat warga Jepang itu lah ditemukan orang yang dikunjunginya selama di Indonesia.

Ternyata ditemukan seorang ibu (64) dan putrinya (31) yang pernah dikunjungi warga Jepang tersebut.

Ibu dan putrinya itu dinyatakan positif terjangkit virus corona.

Sebelumnya banyak pihak yang meragukan keakuratan Indonesia mendeteksi virus corona.

Di tengah banyaknya warga negara tetangga yang terjangkit, Indonesia belum sama sekali mengumumkan kasus satu pun warganya terjangkit virus corona.

Kali ini baru ditemukan dua WNI terjangkit virus corona seolah sesuai prediksi dan kritikan Perdana Menteri Australia, Scott Morrison.

Melansir Daily Mail pada Kamis (28/2/20) Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengungkapkan data dan prediksinya.

Menurut Scott Morrison, tingkat infeksi nol beberapa waktu di Indonesia itu karena kemampuan pengujian yang rendah.

Scott juga mengatakan hal itu pun berbanding lurus dengan fungsi dan kemampuan ibu kota untuk menguji.

Menurutnya skala Indonesia sebagai negara besar dan banyak pulau, maka akan sulit untuk menghitung angka-angka tersebut.

Para petugas dilengkapi pakaian pelindung menyemprotkan cairan desinfektan di sebuah pasar di daerah Daegu, Korea Selatan, menyusul meluasnya wabah virus corona di negara itu, Minggu (23/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan.
Para petugas dilengkapi pakaian pelindung menyemprotkan cairan desinfektan di sebuah pasar di daerah Daegu, Korea Selatan, menyusul meluasnya wabah virus corona di negara itu, Minggu (23/2/2020). Penyebaran virus corona hingga hari ini, Senin (24/2/2020), semakin menunjukkan peningkatan di sejumlah negara, seperti Italia, Iran, dan Korea Selatan. (AFP/YONHAP/SOUTH KOREA OUT)

Selain itu pendeteksian pun menjadi minim karena sulitnya memberikan jaminan absolut tentang jumlah.

Seperti diketahui Indonesia memiliki populasi lebih dari 267 juta orang.

Ironinya Indonesia dilaporkan hanya menguji 136 orang untuk COVID-19, semuanya dengan hasil negatif.

Oleh karena itu Scott menilai kemungkinan minimnya kapasitas pengujian atau pemeriksaan.

WNI yang Terjangkit Virus Corona Tinggal di Depok, Kini Dirawat di RS Sulianti Saroso

Anggota Ikatana Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra pernah mengungkap kemungkinan Indonesia belum menemukan kasus WNI terjangkit virus corona.

Dikutip tribunjabar.id dari Tribunnews, ia mengungkapkan ada tiga kemungkinan WNI tak terdektsi virus corona.

Pertama, ia menduga warga yang positif virus corona tidak terlapor.

Kedua, ia juga menilai kemungkinan masalah ada pada pendektesian.

Ketiga, ada pula ketidaksamaan standar WHO dan program yang dikembangkan Indonesia.

Hermawan Saputra menjelaskan Indonesia sudah memiliki instrumen yang mewadahi pendeteksian keberadaan virus corona.

Menurutnya alat-alat pendeteksian pun sudah tersedia hingga tingkat daerah kota dan kabupaten.

Selain itu ia juga mengklaim sudah memiliki tenaga Surveillance.

"Artinya human resources kita sebenarnya cukup melakukan early detection, melakukan kajian-kajian lapangan."

"Bahasa kami istilahnya health intelegen," ungkap Hermawan.

Lebih lanjut Hermawan menjelaskan demikian yang paling mungkin terjadi adalah karena tidak terlaporkannya masyarakat yang positif virus corona.

"Sejauh ini teori tadi memungkinkan, underreporting ini ada, boleh jadi, ini masih praduga."

"Orang yang terinfeksi malah sampai meninggal dunia, cuman tidak pernah diperiksa atau memang keluarganya tidak merelakan untuk tidak diautopsi atau apa."

"Ini boleh jadi," tambahnya.

2 WNI Terjangkit Virus Corona Karena Berinteraksi dengan WN Jepang yang ke Indonesia

Diketahui dua WNI yang positif terjangkit virus corona itu sudah ditangani.

Dua WNI itu diisolasi dan ditangani tim medis secara intesif.

Saat menjalani pemeriksaan keduanya menunjukan gejala batuk dan pilek.

Menkes Terawan menyebutkan dua WNI itu adalah warga yang tinggal di wilayah Depok, Jawa Barat.

Keduanya tertular dari warga Jepang yang berkunjung ke rumahnya.

Warga Jepang itu baru terdeteksi positif virus corona saat tiba di Malaysia.

Sementara itu dari pelaporan kasus warga Jepang itulah, ditemukan dua WNI yang haru dikunjungi itu pun didapati terjangkit virus corona.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved