Rumah Nenek Edah di Dayeuhkolot Tak Layak Huni, Sudah Lama Ajukan Masuk Program Rutilahu
Hingga kini, permintaan perbaikan rumah tak layak huni di Dayeuhkolot itu lewat program rutilahu belum direspons.
Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Ketua RW 14 Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Wawan Setiawan (47), mengaku, sudah lama mengajukan agar rumah Edah (76) diperbaiki pemerintah.
Hingga kini, permintaan perbaikan rumah Edah lewat program rutilahu belum direspons. Rumah Edah, yang sehari-hari yang mengasuh cucunya yang berkebutuhan khusus, pun tak kunjung diperbaiki.
Menurut Wawan, Edah belum mendapat bantuan dari pemerintah Kabupaten Bandung untuk memperbaiki rumahnya.
"Pengajuannya sudah dari dulu tapi belum jug. Paling Mak Edah baru dapat bantuan dibuatkan MCK dari Komunitas Munding Dongkol," kata Wawan saat meninjau rumah Edah, Senin (24/2/2020).
Wawan mengatakan, kondisi rumah Edah memang sangat mengkhawatirkan dan harus diperbaiki.
"Saat banjir Emak, ya tinggal di sini juga, kebetulan rumah saya dekat maka suka dikontrol. Kalau lewat dipanggil, ternyata ada," kata dia.
• Nenek di Dayeuhkolot Tinggal di Rumah Tak Layak Huni dan Asuh Cucu yang Berkebutuhan Khusus
• Pagi dan Siang Surut, Sore dan Malam Banjir Lagi, Banjir di Dayeuhkolot Kali Ini Bikin Warga Baper
Wawan dan tetangga lain kerap memperhatikan dan memberi makanan untuk Edah yang mengasuh cucunya yang mengalami gangguan mental atau keterbelakangan mental, Ujang (15).
"Kadang si Emak, ngejar-ngejar cucunya, kasian," kata dia.
Wawan mengatakan, Edah tinggal bersama anaknya, Nyai (42), yang kerjanya serabutan, kadang-kadang memulung, kadang-kadang juga menjadi buruh tani.
Menurut Wawan, Edah memang sering mendapat bantuan dari pemerintah semisal beras tapi belum pernah untuk perbaikan rumah.
"Untuk BPJS kalau gak salah tidak dapat, soalnya Ujang setiap bulannya berobat dibawa langsung oleh puskesmas," tuturnya.
Kalau saat banjir, Wawan dan warga lainnya kerap mengontrol keluarga Edah dan berbagi makanan dengan mereka.
"Sebelumnya memang Edah tak punya MCK, jika ingin ke air paling ke tetangga saja. Sekarang sudah ada," ujarnya.
Wawan berharap, ke depan warga seperti keluarga Edah ini lebih diperhatikan dan diprioritaskan.
"Sekarang rumahnya sudah tidak layak huni, tambah sering kebanjiran, dan apalagi kalau lagi banjir (lebih tidak layak huni)," ucapnya.