Kasus Penemuan Balita Tanpa Kepala, Anjing Pelacak Selalu Menuju ke Arah yang Sama
Pembongkaran itu dilakukan untuk melakukan otopsi jasad balita tanpa kepala yang sempat hilang saat dititipkan di PAUD.
Briptu Kornelius mengatakan, jika ada indikasi YF dibawa orang maka anjing ini akan mencium ke arah jalan umum, bukan menyusur ke arah parit.

Menurut Briptu Kornelius, tingkat penciuman anjing peliharaannya cukup bagus dan sudah terbukti dalam beberapa kasus.
"Biasa kami tangani kasus pencurian hingga orang hilang, selalu akurat," kata Kornelius.
Lantas, kenapa anjing tidak menyusuri dalam ruang PAUD, Kornelius menjelaskan, sistem pelacakan anjing berdasarkan aktivitas terakhir Yusuf.
"Jadi ada kemungkinan aktivitas terakhir Yusuf tak mengarah ke dalam PAUD, tapi keluar PAUD," jelasnya.
"Anjing mencium berdasarkan tolak ukur barang bukti," sambung Kornelius.
Wakasat Reskrim Polresta Samarinda AKP Muhammad Aldy Harjasatya mengatakan, pelacakan menggunakan anjing ini dalam rangka memberi petunjuk.
"Sudah kita saksikan bersama. Anjing selalu mengarah ke parit," kata dia. Selanjutnya, hasil pelacakan ini akan dibuat berita acara.
Polisi Bawa Tulang Leher Korban
Tim ahli forensik Mabes Polri mengautopsi jenazah YF di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (18/2/2020).
Tim Forensik menyusun dan memeriksa satu persatu tulang YF setelah dibongkar dari makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Muslim, Jalan Damanhuri, pukul 09.00 WITA.
Kurang lebih satu jam, tim akhirnya membawa beberapa tulang YF.
"Tulang leher dibawa ke Mabes Polri," ungkap Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arief Budiman saat ditemui di TPU, Selasa.
Arief belum bisa memastikan kapan hasil autopsi YF keluar.
"Tunggu saja, pokoknya dalam waktu dekat," kata dia singkat sambil meninggalkan awak media.
Ahli forensik Mabes Polri Kombes Pol Dr Sumy Hastry Purwanti yang memimpin langsung proses otopsi juga tak memberi keterangan apapun.