HUT Kabupaten Garut

Bupati Rudy Blak-blakan Soal Pembangunan di Garut, Kikis Warisan Kemiskinan (Wawancara Khusus)

Bupati Garut Rudy Gunawan ingin agar program Amazing Garut berupa pembangunan infrastruktur bisa segera terselesaikan.

Penulis: Firman Wijaksana | Editor: Kisdiantoro
Tribunjabar/Firman Wijaksana
Bupati Garut, Rudy Gunawan saat diwawancara di Kantor Bupati Garut, Senin (23/9/2019). 

Soalnya Garut terbagi dua daerah dengan adanya Sungai Cimanuk. Maka perlu membangun banyak jembatan.

Program pembangunan apa yang harus diselesaikan di periode kedua ini?

Di selatan kami bangun 100 kilometer jalan baru. Saya yakin pada 2020 ini bisa selesai. Seperti jalan ke Gunung Jampang, Kecamatan Bungbulang dan Purwajaya, Kecamatan Peundeuy. Dulu tak mungkin bisa membangun jalan di sana karena wilayahnya yang sulit dijangkau. Tapi sekarang sudah bisa dilalui. Nanti saya ajak kalau sudah selesai. Kalau mobil sedan sudah bisa lewat, artinya mereka sudah merdeka. Pokoknya infrastruktur di selatan akan selesai.

Anda terkesan kerap marah kepada para pegawai. Kenapa?

Bukan marah, tapi agar mereka bisa bekerja lebih baik. Banyak birokrat yang tak paham. Hanya 15 persen birokrat yang paham dan terus digenjot. Hasilnya bisa juara dengan mendapat Sakip Award beberapa waktu lalu. Kami bisa mendapat hadiah Rp 15 miliar dari Kemenpan RB. Dari berbagai prestasi itu, total sudah ada Rp 47 miliar hadiah yang akan diberikan dalam bentuk dana infrastruktur daerah.

Mengenai pembangunan infrastruktur yang belum selesai, kapan bisa segera digunakan?

Kami punya kesungguhan soal pembangunan infrastruktur ini. Nanti yang hebat itu jalan. Ada Jalan Lingkar Cipanas, Leles, Kadungora. Jalan itu saya jamin bisa dipakai pada 2022. Sekarang kan baru Jalan Lingkar Leles yang bisa dipakai, itu juga belum dihotmiks. Nanti di 2023 jalan dari Limbangan-Selaawi-Malangbong itu juga beres. Di selatan 2023 juga beres.

Jalan di wilayah perkotaan, kapan akan diperbaiki?

Jalan di kota ini di 2024 semua jalan sudah hotmiks. Banyak jalan yang sudah aus di kota itu. Terakhir 2004 atau 2005 dibenahi. Hampir 60 persen jalan kabupaten yang ada di kota sudah habis usianya. Semua jalan di kota seperti itu kondisinya.

Soal jalan tol Gedebage-Cilacap, apakah akan berperan untuk ekonomi Garut?

Tentu ada pengaruh besar dengan adanya jalan tol ini. Akses ke sentra produksi dan wisata bisa lebih terbuka. Kami harap bisa semakin menggenjot wisata di Garut. Semoga bisa segera terwujud. Apalagi akses masuk ke Garut saat ini sering dikeluhkan macet.

Garut kini sudah memiliki jalur kereta api. Bagaimana cerita awal adanya reaktivasi?

Saya sempat ditanya berani enggak ambil risiko (jika ada reaktivasi). Saya bilang enggak apa-apa, saya berani. Semula 2014 awalnya ada wacana reaktivasi itu.

Lalu di 2015 kami ajukan reaktivasi dan PT KAI berikan peluang. Kami kirim surat dan dari sana (KAI) merespons. Tapi awalnya KAI bilang tak efisien.

Tiba-tiba ada lagi keberanian dari KAI untuk reaktivasi dan saya dipanggil Kemenhub. Dirut KAI juga pernah tanya ke saya, 'dekat sama Presiden, ya, Pak?' Saya bilang saja ini kan doa rakyat Garut. Makanya dikasih stasiun yang terbagus sama Presiden.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved