Himendra Mantan Rektor Unpad Meninggal
Kisah Himendra Wargahadibrata, Bawa Persib Bandung Juara Hingga Jadi Profesor & Rektor Unpad
Banyak orang yang begitu mengenal Himendra Wargahadibrata, pria yang memulai karir sepakbola di liga amatir serta cemerlang di dunia akademis.
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Kabar duka menyelimuti sepakbola Indonesia. Satu di pemain terbaik Persib Bandung dan pemain Timnas Indonesia era 1960-an, Himendra Wargahadibrata, tutup usia.
Dilaporkan, Himendra Wargahadibrata meninggal di Rumah Sakit Borromeus, Kota Bandung, Kamis (13/2/2020) sekitar pukul 22.10 WIB
Banyak orang yang begitu mengenal Himendra Wargahadibrata, pria yang memulai karir sepakbola di liga amatir serta cemerlang di dunia akademis.
Indra Tohir yang merupakan legenda Persib Bandung sangat mengenal sosok Himendra saat masih bermain di PS UNI Bandung yang dilatih oleh 'Kang' Ajuk Marjuki.
Pelatih Ajuk Marjuki merupakan pelatih yang melihat bakat Himendra Wargahadibrata saat membela PS UNI Bandung.
Indra Tohir mengaku dulu dirinya tak setim dengan Himendra, Indra Tohir masuk ke klub PS IPI GS.
• Nasib Pemain Muda di Persib Bandung, Ini Kata Manajemen, Nama-nama Berikut Bakal Dipinjamkan
• Baru Turun dari Bus, Tim Persib Bandung Langsung Dikerumi Bobotoh di Solo
Himendra Bawa Persib Bandung Juara Liga Amatir
Sekitar tahun 1962, Persib Bandung berhasil menjuarai Liga Amatir.
Satu di antara pemain yang sangat berperan pada prestasi Persib Bandung kala itu adalah Himendra Wargahadibrata.
Kala itu, Persib Bandung mengalahkan para pesaingnya di antaranya PSMS Medan, Persebaya Surabaya, PSM Makassar dan PSIS Semarang.
"Persib juara tahun 1962. Almarhum Himendra sama Rukman juara di Semarang. Dulu, pada 1962 masih liga amatir. Juara tahun 1962 awal cerita kebangkitan Persib," kata Indra Tohir.
Himendra di Mata Mantan Pemain Persib Adeng Hudaya

Bagi Adeng Hudaya, Himendra Wargahadibrata adalah motivator di lapangan.
Adeng Hudaya merupakanpemain Persib Bandung era 1980-an yang melanjutkan kejayaan Persib Bandung menjuarai liga amatir tahun 1986.
Meski tak berbeda era dengan Himendra Wargahadibrata, Adeng Hudaya menyebut seniornya itu pemain yang disegani di eranya.
Penilaian itu lantaran, semasa kecil, Adeng Hudaya sering menonton aksi-aksi Himendra di lapangan.
• Jelang Lawan Persib Bandung, Persis Solo Kembali ke Stadion Manahan Setelah 1,5 Musim Jadi Musafir
• Tautan Live Streaming Laga Persib Bandung vs Persis di Manahan, Rangkaian Acara Mulai Pukul 14.00
"Pemain bola yang jadi sosok atau figur di Jawa Barat. Beliau bermain fairplay, jadi orang itu sangat segan pada beliau. Selain itu, Himendra adalah pemain Persib pertama yang dapat gelar Profesor di Unpad dan menjadi rektor," ujarnya.
Menurut Adeng Hudaya, Himendra berposisi sebagai penyerang saat membela Persib Bandung.
"Disegani di lapangan karena dia pemain punya karakter dan posisinya striker. Saya nonton dulu melihat dia jadi sosok menakutkan buat tim-tim lain," ujar Adeng Hudaya.
Adeng menambahkan Himendra Wargahadibrata adalah sosok yang bisa memotivasi para pemain lainnya.
Himendra Wargahadibrata, Sang Profesor Spesialis Anastesi

Himendra Wargahadibrata merupakan guru besar Besar Fakultas Kedokteran Unpad dibidang anastesi. Beliau menjalani studi di bidang kedokteran pada tahun 1961.
Selain itu, Himendra juga menjabat sebagai Rektor Unpad selama dua periode dari tahun 1998 sampai 2007.
• Tekad Erwin Ramdani di Laga Persib Bandung Lawan Persis Solo Besok, Siap Gantikan Tugas Febri
• Begini Sosok Himendra Wargahadibrata di Mata Ketua Viking Club Persib Bandung
Rektor Unpad periode 2019-2024, Rina Indiastuti, menilai, Himendra sangat inspiratif bagi akademisi Unpad.
Menurutnya, Himendra Wargahadibrata harus diteladani terutama soal konsistensinya di bidang akademik maupun non akademik.
"Beliau tidak hanya memikirkan akademis tetapi juga mengasah softskill. Bayangkan tahun 1961, dia sudah memikirkan bahwa seseorang itu harus punya karakter, tak boleh hanya akademik tapi keseimbangan akademik dan non akademik," kata Rina.
Rina menambahkan Himendra punya kegigihan sampai tutup usia diumur 77. Ia punya semangat untuk terus mendidik hingga akhir hayatnya.