Mengapa Indonesia Masih Bebas dari Virus Corona, Begini Kata Ahlinya

Virus corona atau kini bernama Covid-19 telah menjangkiti 45.171 orang dan menewaskan 1.115 orang di 24 negara

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Syarif Abdussalam
Wakil Ketua Tim Infeksi Khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr. Anggraeni Alam, Sp.A(K), 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Virus corona atau kini bernama Covid-19 telah menjangkiti 45.171 orang dan menewaskan 1.115 orang di 24 negara, terutama Cina dan Asia Pasifik.

Namun demikian di Indonesia, belum ditemukan satu kasus pun orang terjangkit virus yang berasal dari Wuhan, Cina tersebut. Apakah memang orang di Indonesia kebal terhadap virus tersebut?

Wakil Ketua Tim Infeksi Khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, dr. Anggraeni Alam, Sp.A(K), mengatakan memang banyak sekali kemungkinan yang membuat hingga saat ini Indonesia masih bersih dari virus corona.

Anggraeni mengajak masyarakat untuk mengingat saat SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) menyerang puluhan negara di dunia pada 2002 dan Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV) menyerang Timur Tengah sejak 2012.

Berdasarkan data World Health Organization (WHO), SARS menjangkiti 8.096 orang dan menyebabkan 774 orang meninggal dunia di 29 negara pada 2002 sampai 2003. Sedangkan MERS-CoV hingga kini menjangkiti 2.494 orang dan 858 orang meninggal dunia terutama di sejumlah negara di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi.

Sambut Hari Valentine, Hotel Santika Cirebon Hadirkan Paket Makan Malam Romantis

Sedangkan di Indonesia, hanya tercatat 2 kasus terduga SARS dan itupun keduanya berhasil sembuh. Sedangkan hingga kini belum ada warga Indonesia yang terkonfirmasi positif MERS-CoV walaupun banyak warga Indonesia yang bepergian ke Arab Saudi untuk bekerja, umrah, atau ibadah haji.

"Corona virus yang menginfeksi manusia secara berat, itu jenisnya beta corona virus, yang terbukti pula menyebabkan penyakit berat SARS dan MERS-CoV," kata Anggraeni di RSHS, Rabu (12/2).

Anggraeni mengatakan untuk penanganan atau pencegahan dua penyakit tersebut, Indonesia sudah punya pengalaman, termasuk RSHS.

Dengan pengambilan sampel orang yang diduga mengalami gejala terkena virus tersebut, RSHS sudah punya alur khusus yang semuanya dilakukan berdasarkan standar WHO. Namun hingga kini, semua orang yang diobservasi dan diperiksa spesimennya, dinyatakan negatif virus corona.

"Bagaimana dengan orang Indonesia di Arab Saudi. Untuk MERS-CoV saja di Arab Saudi sampai saat ini angka kematiannya lebih dari 30 persen. Tenaga Kesehatan Haji Indonesia banyak di sana. Mereka sering ke rumah sakit di sana, menempatkan TKHI ini memiliki risiko terkena MERS-Cov yang tinggi. Tapi sampai saat ini tidak terbukti ada yang positif," katanya.

Menjelang Malam Jumat Ini Amalan yang Dianjurkan Rasulullah SAW Agar Selamat dan Dapat Syafaat

Kini saat Covid-19 menyebar di berbagai negara di dunia, Indonesia pun masih dinyatakan bersih dari virus tersebut. Mengenai kritikan dari sejumlah ahli kesehatan luar negeri yang menyatakan kemungkinan virus ini telah masuk Indonesia, Anggraeni mengatakan hal tersebut tidak dapat dibuktikan.

"Sekarang datang lagi beta corna virus (Covid-19). Bila dikatakan pemeriksaannya itu tidak dilakukan dengan baik, tidak. Justru itu dilakukan sesuai petunjuk Kementerian Kesehatan yang merujuk pada tata cara dari WHO. Paling tidak di Hasan Sadikin ini kami memeriksakannya dengan sebaik mungkin, terbukti hasilnya juga ada yang positif, tapi positifnya bukan Covid-19, positifnya influenza," katanya.

Apabila Indonesia masih dinyatakan negatif Covid-19, katanya, akan sangat banyak kemungkinan penyebabnya. Mungkin, ujarnya, apabila sudah sampai di Indonesia, keganasan virus tersebut menjadi sangat ringan sehingga gejala dan dampaknya tidak masuk kriteria-kriteria yang disebutkan WHO mengenai virus berbahaya tersebut.

"Orang-orang yang kontak dengan penderita Covid-19 dari luar negeri, sudah juga diperiksa, sudah dilakukan pemantauan 14 hari. Alhamdulillah sampai sekarang negatif. Mungkin seperti beta corona virus lainnya, yaitu SARS dan MERS-CoV, memang tidak ditemukan di Indonesia. Mungkin load virusnya itu memang kan terbanyak di sana (Cina). Sehingga makin ke luar, makin menjauh, makin kurang," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved