5 Berita Terpopuler Virus Corona, Sudah 3 Dinyatakan Suspect, Ombudsman Saran Larangan Masuk WN Cina

Virus corona yang mewabah di Wuhan, Cina menjadi perhatian negara dunia, salah satunya Indonesia. Berikut 5 berita terpopuler terkait virus corona.

Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
medscape.com dan Sky News
ilustrasi pasien yang terinfeksi virus corona 

TRIBUNJABAR.ID - Virus corona yang mewabah di Wuhan, Cina menjadi perhatian negara dunia, salah satunya Indonesia.

Upaya pencegahan menyebarnya virus corona dilakukan seperti pemasangan thermal scanner di bandara hingga kampanye menjaga kebersihan.

Berikut 5 berita terpopuler terkait virus corona.

1. 2 Pasien Dinyatakan Suspect

Dua pasien dirawat dan diisolasi di Ruang Infeksi Khusus Kemuning (RIKK), Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, Senin (27/1/2020).

Kedua pasien ini masih dirawat intensif dan menjalani observasi karena mengalami infeksi saluran pernapasan dan beberapa hari sebelumnya mengunjungi negara yang terpapar virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) atau virus corona.

Ketua Tim Penanganan Infeksi Khusus RSHS, dr Yovita Hartantri Sp.PD-KPTI, mengatakan pasien pertama yang dirawat tersebut adalah seorang laki-laki berusia 35 tahun dan baru pulang beberapa hari lalu dari Sichuan, Cina.

Terkait Pasien Suspect Virus Corona di Bandung, RSHS Akui Terima 2 Rujukan, 1 Masih Belum Dipastikan

Ada pasien diduga terjangkit virus corona, pegawai RSHS Bandung kenakan masker, Minggu (26/1/2020) --- Virus Corona.
Ada pasien diduga terjangkit virus corona, pegawai RSHS Bandung kenakan masker, Minggu (26/1/2020) --- Virus Corona. (Kolase Tribun Jabar)

Pasien ini adalah WNA dari Cina yang bekerja di salah satu perusahaan di Indonesia.

Seperti diketahui, katanya, Sichuan masuk dalam salah satu kawasan di Cina yang dua warganya terkonfirmasi terjangkit virus corona.

Laki-laki ini juga, katanya, kemudian mengalami demam dan radang tenggorokan dan berobat ke RS Cahya Kawaluyaan Padalarang.

Cegah Virus Corona, Dinkes Kota Tasikmalaya Membagi-bagikan Ribuan Masker di Sini

Perhatikan Gejala Virus Corona yang Berbahaya, Awalnya Batuk Pilek Biasa, Begini Cara Mencegahnya

Dari RS Cahya Kawaluyaan, pasien dirujuk ke RSHS dan diterima di IGD.

Karena punya riwayat perjalanan ke Sichuan dan terdeteksi mengalami infeksi saluran napas, pihak RSHS memindahkan pasien ini ke ruang isolasi di RIKK dari IGD RSHS secara langsung menggunakan ambulans lewat jalan khusus, tanpa melalui koridor dalam rumah sakit.

"Saat dikirim dari RS Cahya Kawaluyaaan, pasien mengalami demam 37,7 derajat Celcius. Tapi saat di IGD RSHS, suhunya sudah di bawah 37 derajat. Kondisi terakhir, pasien dalam kondisi baik tidak ada demam, dan tenang. Dalam pemeriksaan di tenggorokan memang ada radang. Jadi dari pemeriksaan tadi malam dan pagi, pemeriksaan darah, sel darah putih baik dan trombosit normal," kata Yovita di RSHS, Senin (27/1).

Pasien ini pun, katanya, masih menjalani observasi di ruang isolasi RIKK.

Pihaknya menduga pasien ini mengalami infeksi saluran pernapasan atas akut, namun tetap dilakukan pengambilan spesimen dari hidung dan tenggorokan pasien untuk selanjutnya diperiksa.

Pasien kedua, katanya, adalah laki-laki berusia 24 tahun, warga negara Indonesia dan bertempat tinggal di kawasan Dago, Bandung.

Pasien ini sudah lama mengidap epilepsi dan sering berobat ke Singapura.

"Pasien kontrol dalam kondisi baik (di Singapura), lalu kembali ke Indoneisa dan ke Bandung 22 Januari. Sehari setelah dari Singapura mengalami batuk dan demam. Pada 25 Januari pasien kejang dan tidak sadar, dibawa ke RS Borromeus," katanya.

Saat itu, katanya, dilakukan pemeriksaan darah dan ditemukan ada infeksi, kemungkinannya infeksi paru-paru, walau hasil ronsen saat itu menunjukkan kondisinya masih baik.

jenis masker dan cara menggunakan masker untuk mencegah virus corona
jenis masker dan cara menggunakan masker untuk mencegah virus corona (Kolase Tribun Jabar (Kompas.com/medscape.com))

Namun seperti diketahui, Singapura adalah salah satu negara yang juga memiliki pasien yang telah terkonfirmasi terpapar virus corona.

"Pada 26 Januari pasien ini mengalami perburukan kondisi tubuh sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan. Sempat kejang, tidak sadar, dan saat melakukan foto dada, ada perburukan. Saat itu dari Borromeus dikirim ke ruang isolasi, dengan tetap melakukan observasi, dugaan penyebab adanya infeksi pnemonia," katanya.

Yovita mengatakan kondisi pasien masih dirawat dengan alat bantu pernapasan di RIKK RSHS, tanpa pemberian obat. Tekanan darahnya stabil, dan kondisi lainnya stabil, namun hasil laboratorium menunjukkan bahwa ada perburukan. Sementara ini, pasien dari Bandung tersebut diduga mengalami infeksi saluran pernapasan bawah akut. 

2. Keluarga Suspect Harus Lakukan Ini

Wakil Ketua Tim Infeksi Khusus Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dr. Anggraeni Alam, Sp.A(K) mengatakan pihaknya sudah memberikan edukasi kepada keluarga dan rekan terdekat dua pasien yang kini diobservasi di Ruang Infeksi Khusus Kemuning (RIKK) RSHS.

Sebelumnya diberitakan, kedua pasien ini masih dirawat intensif dan menjalani observasi di RIKK RSHS karena mengalami infeksi saluran pernapasan dan beberapa hari sebelumnya mengunjungi negara yang terpapar virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV).

"Kami berikan pemahaman pentingnya masker, pentingnya cuci tangan dengan baik," kata Anggraeni di RSHS Bandung, Senin (27/1/2020).

Dalam kegiatan konferensi pers tersebut pihak RSHS mengingatkan kedua pasien ini masih dalam tahap observasi dan masing-masing sampel atau spesimen pasiennya sedang diteliti di Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan.

 Kasus Sunda Empire Sudah Penyidikan, Besok Tersangka Ditetapkan

Anggraeni mengingatkan dalam kasus coronavirus ini, WHO menetapkan sejumlah level status pasiennya. Tahapan pertama adalah observasi, kemudian menjadi suspect, berlanjut ke probabble, dan terakhir adalah confirmed atau terkonfirmasi positif terjangkit virus. Kedua pasien ini masih dalam tahapan observasi.

"Apabila hasilnya positif, ada form khusus yang akan kita lakukan pada dua kali masa inkubasi, jadi 14 hari. Di keluarga akan ditanya apakah ada gejala influenza, apakah di teman kerjanya ada yang demam, sakit tenggorokan, ada yang batuk atau sesak napas. Kalau ada, maka segera datang ke rumah sakit," katanya.

 Jangan Panik Dulu! Lebih Baik Pantau Penyebaran Kasus Virus Corona Lewat Peta Online Ter-update Ini

Jika ada yang dinyatakan positif melalui hasil laboratorium, Anggraeni mengatakan pihaknya bersama dinas kesehatan di daerah akan segera melakukan penindakan khusus terhadap orang-orang yang berhubungan dekat dengan pasien.

Dengan demikian, keluarga atau orang-orang terdekat dua pasien yang tengah diobservasi ini masih diimbau untuk menggunakan masker saja dan menjaga sanitasi diri.

3. 1 Suspect di Kabupaten Cirebon

Warga Kabupaten Cirebon dinyatakan suspect virus corona, Senin (27/1/2020).

Saat ini, pasien berinisial SY itu tengah dirawat di ruang isolasi RSUD Waled Kabupaten Cirebon.

Direktur RSUD Waled, dr Budi S Soenjaya, mengatakan, saat ini jajarannya masih menunggu hasil rontgen dan laboraturium.

"Sementara ini kami follow up dulu sambil menunggu hasil pemeriksaan," kata dr Budi S Soenjaya.

Ia mengatakan, jika hasil rontgen menunjukkan gejala pneumonia maka pasien akan dirujuk ke RSD Gunung Jati Kota Cirebon.

Menurut dia, kondisi pasien juga relatif stabil dan tenangnamun tidak dipulangkan hingga hasil laboraturium keluar.

Pasalnya, dikhawatirkan pasien yang kini statusnya suspect itu dinyatakan positif terpapar virus corona.

"Saat ini, pasien juga masih ditempatkan di ruang isolasi RSUD Waled," ujar dr Budi S Soenjaya. 

Banyak WNA China Bekerja di Proyek KCIC, Aa Umbara Minta Warga Waspada Virus Corona

VIDEO RSHS Tegaskan Ada 2 Pasien Suspect Terpapar Virus Corona Diisolasi di Ruang Khusus

Heboh Virus Corona, Kepala Kantor Imigrasi Cirebon Sebut TKA Asal China Belum Dibatasi

4. Sempat Diduga Suspect

Di Kabupaten Bandung sempat terdapat laporan ada warga yang diduga terjangkit virus mematikan asal Cina, virus corona

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, Grace Mediana, di kantornya, Soreang, Kabupaten Bandung, Senin (27/1/2020).

"Namun ketika dicek ternyata negatif, jika ke depannya ada, kami akan merujuk langsung Rumah Sakit Hasan Sadikin dan RS Paru Rotinsulu. Alhamdulillah di Kabupaten Bandung belum ada kasus ini,” ujar Grace.

Grace mengaku, pihaknya telah melakukan langkah preventif dalam upaya mencegah penyebaran virus corona di Kabupaten Bandung, salah satunya dengan membuat surat edaran tentang kesiapsiagaan, pencegahan, dan penanggulangan virus corona ke setiap puskesmas.

"Itu berdasarkan surat dari Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI dan Dinkes Provinsi Jawa Barat, dijelaskan bahwa semua jajaran Dinkes di kabupaten atau kota harus melakukan deteksi, pencegahan, respons, dan antisipasi munculnya virus corona," ujarnya.

Grace menambahkan, virus yang berasal dari Cina tersebut mirip dengan virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

“Corona virus adalah virus baru yang menyerang saluran pernapasan manusia. Gejalanya pun sulit dikenali karena mirip dengan flu pada umumnya, seperti batuk pilek, gangguan pernapasan, sakit tenggorokan, demam, serta letih dan lesu,” ucapnya.

Grace menambahkan, untuk mencegah terjangkitnya virus tersebut, mengimbau masyarakat agar mengimplementasikan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas), seperti cuci tangan pakai sabun (CTPS), konsumsi gizi seimbang, rajin olahraga, serta cukup istirahat.

“Tak hanya itu, terapkan juga etika batuk, misalnya menggunakan masker untuk menutup mulut, dan hidung ketika batuk, tutup mulut, dan hidung dengan tisu, buang tisu ke tempat sampah, dan mencuci tangan dengan air mengalir juga sabun,” katanya.

Soal Virus Corona, Sebelum Mikroba Ditemukan, Rasulullah Jelaskan Sistem Karantina Penyakit Menular

RSUD Waled Cirebon Belum Izinkan Pasien Suspect Virus Corona Pulang Meski Kondisinya Stabil

5. Larangan WN Cina Masuk

Anggota Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Laode Ida mengatakan pemerintah seharusnya mengeluarkan larangan masuknya pekerja asal China ke Indonesia.

Hal ini berkaitan dengan persebaran virus corona yang pertama kali terdeteksi di negeri tirai bambu itu.

"Sehubungan dengan munculnya virus Corona, maka pemerintah Indonesia seharusnya segera mengeluarkan larangan masuknya pekerja asal China, bahkan wisatawan (asal) China ke Indonesia," ujar Laode dalam keterangan tertulis yang dikutip Tribunjabar.id dari Kompas.com, Senin (27/1/2020).

Terkait Pasien Suspect Virus Corona di Bandung, RSHS Akui Terima 2 Rujukan, 1 Masih Belum Dipastikan

5 Fakta Pekerja Cina Dirawat di RSHS, Diduga Terinfeksi Virus Corona, PT KCIC Sebut Demam Berdarah

Selain itu, kata dia, pekerja asal China yang sudah telanjur berada di Indonesia sebaiknya segera didata.

Laode menyarankan ada pemeriksaan secara khsusus terhadap para pekerja itu.

"Untuk memastikan mereka (pekerja asal China) terbebas dari virus mematikan tersebut," tutur Laode.

Soal Perlu Tidaknya Evakuasi WNI dari Wuhan China, Begini Kata Pengamat Hubungan Internasional

LINK Peta Online Penyebaran Virus Corona, Infonya Selalu Update Tiap Hari, Cek di Sini

Dia menegaskan, persebaran virus ini menjadi persoalan serius yang harus diperhatikan pemerintah.

Terlebih virus ini sudah menimbulkan korban jiwa baik di China, Singapura dan Thailand.

"Agar warga Indonesia terhindar dari virus corona. Perlindungan terhadap nyawa warga negara Indonesia adalah jauh lebih utama ketimbang membebaskan pekerja asal China atas nama Investasi," tegas Laode.

"Virus ini sudah terbukti bersumber dari China, dan pemerintah Indonesia memiliki kewajiban untuk melindungi warganya dari bahaya kontaminasi dari virus yang kemungkinan dibawa oleh para pekerja atau para wisatawan China," lanjutnya.

Lebih lanjut Laode mengingatkan bahwa pekerja asal China dengan kategori buruh kasar setiap hari masuk ke Indonesia.

Contohnya, kata Laode yang masuk ke Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah.

"Hingga hari ini yang (masuk) melalui Cengakreng ke Kendari, setiap hari ada dua pesawat (Batik Air pukul 03.00 WIB dan Lion Air pukul 06.00 WIB) dengan penumpang lebih dari 70 persen adalah para buruh asal China, " jelasnya.

Dia menambahkan, pada 2018 lalu Ombudsman sudah melakukan investigasi ke sejumlah daerah dan menemukan fakta bahwa pekerja asal China umumnya pekerja di smelter-smelter Penanaman Modal Asing (PMA) asal China.

Virus corona (coronavirus) tengah menjadi perhatian dunia.

Pasalnya selain mulai menyebar di kota Wuhan, China, virus corona jenis baru tersebut juga terdeteksi hingga Amerika Serikat.

Berdasarkan informasi dari Komisi Kesehatan Nasional China, virus corona memiliki kemiripan seperti virus SARS dan MERS yang dapat mengakibatkan kematian bagi penderitanya.

Sejak diketahui sebagai wabah misterius yang menyebabkan pneumonia, jumlah pasien yang terinfeksi virus ini terus bertambah.

Hingga Senin pagi, Pemerintah China menyatakan, korban meninggal akibat wabah virus corona mencapai 80 orang dengan lebih dari 2.300 orang terinfeksi.

(Tribun Jabar/Kompas)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved