Musim Hujan, Produksi Bata di Sumedang Menurun Drastis
Salah satu perajin yang mengeluhkan cuaca hujan adalah Omo (74), perajin bata tradisional asal Desa Ciptasari, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang
Penulis: Seli Andina Miranti | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina Miranti
TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Musim hujan membuat para perajin bata tradisional kesulitan.
Para perajin bata mengeluhkan, pengaruh cuaca hujan sangat besae terhadap produksi bata tradisional.
Salah satu perajin yang mengeluhkan cuaca hujan adalah Omo (74), perajin bata tradisional asal Desa Ciptasari, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang.
• Mengenal Siwaratri, Malam Paling Gelap, Ini Arti dari Brata yang Dilakukan
Di temui di tempat pembuatan bata tradisional, Kamis (23/1/2020), Omo mengeluhkan proses pembuatan bata yang diproduksinya terhambat.
"Pengaruhnya besar sekali, kan mempengaruhi proses penjemuran bata," ujar Omo.
Omo memgatakan, di musim kemarau, dirinya bisa membuat hingga 20 ribu buah, maka di musim hujan, jumlah bata yang dibuatnya merosot tajam.
"Musim hujan mah, bisa setengahnya, Rp 10 ribu-an juga udah untung," ujar Omo.
Ini lanjut Omo, dikarenakan di musim hujan, proses penjemuran bata yang telah dicetak menjadi lebih lama, hingga dua kali lipat.
"Biasanya diakali ditutup pakai plastik biar tidak kehujanan, tapi kan tetap saja keringnya lama, butuh sinar matahari," ujarnya.
• Helmy Yahya Dicopot dari Dirut TVRI, Anggota DPR Sarankan Dewan Pengawas Diaudit Investigasi