Belajar Main Gitar Sejak SMP, Penyandang Tuna Netra Ini Sering Isi Berbagai Acara di Kampus dan Kafe

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Di Ruang Asrama Nuri BRSPDSN Wyataguna, Tubagus Adim (22), seorang penyandang tuna netra, luwes memainkan gitar dengan jemarinya.

Sesekali tubuhnya bergerak ke kiri dan kanan mengikuti alunan gitar.

Dia memainkan beberapa judul lagu. Sementara, teman-teman mereka, duduk di depan ruang itu.

Meski punya keterbatasan dalam penglihatan, dia begitu lincah dalam memainkan alat musik tersebut.

"Dalam sehari sudah enggak dihitung latihan, seperti teman sendiri gitar ini. Bahkan saya bawa tidur," ujar Adim, saat diwawancarai Tribun Jabar, di BRSPDSN Wyataguna, Jalan Pajajaran, Kota Bandung, Rabu (22/1/2020).

• Kabar Gembira! Bappenda Kabupaten Cirebon Hapuskan Denda PBB Hingga April 2020

Pria dari Bekasi, Jawa Barat ini mulai bermain musik gitar sejak SMP. Saat itu, lagu Tohpati menjadi lagu pertama yang ia mainkan.

Dia masuk ke Wyata Guna pada 2012 atau kelas 3 SMP.

"Sejak di sini potensi main musik merasa terfasilitasi. SMK saya ambil musik. Bisa bergaul dan dibimbing," katanya.

Mahasiswa Sastra Inggris Universitas Pasundan semester 7 itu menuturkan, di sela kegiatannya, dia bermain musik di kafe-kafe dan acara-acara kampus.

"Kadang bareng band kami di sini, Sotcha," katanya.

Meski mengalami sakit glaukoma saat kelas 4 SD, dorongan kuat dari keluarga agar meneruskan pendidikan dan mengasah bakat musik dirasakannya.

Di tengah polemik Wyata Guna tersebut, dia berharap, ke depan agar status panti terus dipertahankan.

Menurutnya, panti Wyata Guna dapat mencetak banyak talenta di berbagai bidang.

• Sebanyak 32 Mahasiswa Disabilitas Netra Kembali ke Asrama Wyata Guna