Mentan SYL Manfaatkan Forum GFFA Dorong Transfer Pengetahuan

Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berpartisipasi dalam Forum Global untuk Pangan dan Pertanian (GFFA) 2020.

Istimewa
Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berpartisipasi dalam Forum Global untuk Pangan dan Pertanian (GFFA) 2020. Acara konferensi internasional yang berfokus mengenai masa depan industri pertanian-pangan global, serta isu kebijakan pertanian pangan. 

TRIBUNJABAR.ID, Berlin - Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berpartisipasi dalam Forum Global untuk Pangan dan Pertanian (GFFA) 2020. Acara konferensi internasional yang berfokus mengenai masa depan industri pertanian-pangan global, serta isu kebijakan pertanian pangan.

GFFA, yang diselenggarakan oleh Kementerian Federal Pangan dan Pertanian (BMEL) Jerman, bekerja sama dengan Senat Berlin, Messe Berlin GmbH, dan GFFA Berlin eV, memberikan peluang bagi perwakilan dari politik, bisnis, dan masyarakat sipil untuk berbagi ide, dan meningkatkan pemahaman politik tentang topik kebijakan pertanian saat ini dalam konteks ketahanan pangan.

Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berpartisipasi dalam Forum Global untuk Pangan dan Pertanian (GFFA) 2020. Acara konferensi internasional yang berfokus mengenai masa depan industri pertanian-pangan global, serta isu kebijakan pertanian pangan.
Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berpartisipasi dalam Forum Global untuk Pangan dan Pertanian (GFFA) 2020. Acara konferensi internasional yang berfokus mengenai masa depan industri pertanian-pangan global, serta isu kebijakan pertanian pangan. (Istimewa)

"Pemerintah Indonesia setidaknya membawa 3 misi tentang pangan untuk kemanusiaan. Selain itu mendorong transfer teknologi dan pengetahuan dari negara maju," jelas Mentan SYL, di Berlin (18/01).

Forum ini bermaksud untuk memberikan dorongan segar untuk debat dan melihat perdagangan untuk ketahanan pangan global dari semua sudut, demikian mengutip informasi resmi dari laman GFFA.

Lebih dari tiga hari di GFFA, diperkirakan 2.000 pengunjung internasional dari bidang politik, industri, ilmu pengetahuan dan masyarakat sipil mendiskusikan topik utama. Puncak GFFA adalah Konferensi Menteri Pertanian informal terbesar di dunia.

Sekitar 70 menteri pertanian dari seluruh dunia dan perwakilan tingkat tinggi dari organisasi internasional mengadopsi komunike politik bersama tentang topik utama masing-masing. GFFA diadakan di Berlin bersamaan dengan International Green Week.

Tiga Misi Indonesia untuk Pangan

Dalam forum tersebut, SYL dan delegasi Pemerintah Republik Indonesia, membawa tiga misi penting dalam kegiatan yang berlangsung 16-18 Januari 2020 ini.Pertama, menghilangkan batasan yang menghambat intervensi bantuan pangan bagi kemanusiaan. Kedua, negara-negara maju harus memiliki komitmen yang kuat untuk membantu negara-negara berkembang dan terbelakang untuk dapat maju bersama melalui transfer ilmu pengetahuan, inovasi teknologi, keahlian, dan pengalaman. Ketiga, menjadikan pangan sebagai instrumen penting dan strategis sebagai bahasa perdamaian dunia.

Misi tersebut kita diusulkan untuk dideklarasikan dalam forum sebagai bagian dari kesepahaman bersama antara menteri pertanian sedunia. "Itu misi yang diperjuangkan delegasi Indonesia dalam forum global tersebut," ujar mantan gubernur Sulsel dua periode itu. Forum global ke-11 untuk pangan dan pertanian tersebut mengangkat topik "Pertanian Menjadi Digital; Solusi Cerdas untuk Pertanian Masa Depan". GFFA adalah konferensi internasional yang berfokus pada pertanyaan-pertanyaan sentral mengenai masa depan industri pertanian-pangan global.

Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berpartisipasi dalam Forum Global untuk Pangan dan Pertanian (GFFA) 2020. Acara konferensi internasional yang berfokus mengenai masa depan industri pertanian-pangan global, serta isu kebijakan pertanian pangan.
Menteri Pertanian Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL) berpartisipasi dalam Forum Global untuk Pangan dan Pertanian (GFFA) 2020. Acara konferensi internasional yang berfokus mengenai masa depan industri pertanian-pangan global, serta isu kebijakan pertanian pangan. (Istimewa)

Konferensi ini memberikan kesempatan bagi perwakilan dari dunia politik, bisnis, ilmu pengetahuan, dan masyarakat sipil untuk berbagi ide. Meningkatkan pemahaman tentang topik pilihan kebijakan pertanian saat ini.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved