Aneh, Pengikut Keraton Agung Sejagat Totok Santosa Tak Curiga, Padahal Setor Duit, Ini Kata Ahlinya

Sejumlah pengikut Keraton Agung Sejagat tak sadar mereka sedang ditipu oleh Totok Santosa Hadiningrat atau Toto Santosa yang mengaku sebagai raja.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Hilda Rubiah
IST/Facebook
Pemimpin Keraton Agung Sejagat Sinuhun Totok Santoso Hadiningrat dan istrinya yang dipanggil Kanjeng Ratu Dyah Gitaraja. 

TRIBUNJABAR.ID - Meski merupakan kerajaan fiktif, sejumlah pengikut Keraton Agung Sejagat tak sadar mereka sedang ditipu oleh Totok Santosa Hadiningrat atau Toto Santosa yang mengaku sebagai raja.

Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna mengatakan, sampai Rabu (15/1/2020) pihaknya belum menerima laporan atau temuan ada pengikut Keraton Ajung Sejagat yang merasa curiga.

Padahal, pihak kepolisian sudah turun ke lapangan lantaran ada warga sekitar yang resah dengan kegiatan kerajaan palsu tersebut.

"Kami belum mendengarkan dari salah satu keanggotaan yang memang mereka merasa tertipu atau kerajannya fiktif. Ini kami menunggu," ujar Iskandar, dikutip TribunJabar.id dari tayangan Sapa Indonesia Malam di YouTube Kompas TV berjudul Kasus Keraton Agung Sejagat, Tidak Ada Korban yang Curiga Penipuan, Jumat (17/1/2020).

Lebih lanjut ia mengatakan, dari 17 orang yang sudah diperiksa, kemungkinan mereka juga nekat meminjam uang untuk memenuhi syarat agar bisa mendapatkan jabatan di Keraton Agung Sejagat.

Diduga, semakin besar uang yang disetorkan, para pengikut ini juga dijanjikan jabatan dan gaji yang semakin tinggi.

Lantas, mengapa para pengikut ini tak curiga meski diwajibkan bayar sekian juta dan harus mengenakan seragam beratribut militer?

Cerita Awal Mula Keraton Agung Sejagat, Totok Santosa Ngaku Dapat Wangsit Lanjutkan Majapahit

Pengamat Sosial UI Rissalwan Habdy Lubis menjelaskan, faktanya, di sejumlah organisasi yang ada di Indonesia, memang diberlakukan atribut militer dengan kepangkatan.

Jadi, menurutnya, terkait adanya atribut militer tersebut, sebenarnya tak mencurigakan.

"Fakta sosiologisnya, di Indonesia memang banyak sekali kelompok atau organisasi yang menggunakan atribut militer, dengan kepangkatan, yang mungkin resmi, jadi itu tidak mencurigakan," ujarnya, masih dikutip dari tayangan yang sama.

Kemudian, lanjutnya, terkait mengapa para pengikut Keraton Agung Sejagat tak sadar, Rissalwan mengatakan, ada istilah ketidaksadaran kolektif.

Aparat Kepolisian mengamankan pengikut Kerajaan Agung Sejagat yang dipimpin Totok Santosa Hadingrat dari Keraton Agung Sejagat yang berada di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (14/1/2020). Pimpinan kelompok tersebut Totok Santosa Hadingrat bersama istrinya telah diamankan aparta dari sore harinya karena dianggap meresahkan masyarakat.
Aparat Kepolisian mengamankan pengikut Kerajaan Agung Sejagat yang dipimpin Totok Santosa Hadingrat dari Keraton Agung Sejagat yang berada di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Purworejo, Jawa Tengah, Selasa (14/1/2020). Pimpinan kelompok tersebut Totok Santosa Hadingrat bersama istrinya telah diamankan aparta dari sore harinya karena dianggap meresahkan masyarakat. (TRIBUN JATENG/PERMANA PUTERA SEJATI)

Menurutnya, ketidaksadaran kolektif adalah satu perilaku di mana seseorang sebetulnya dia tidak sadar tapi melakukan gerak kolektif karena ada pemicu.

"Dipicu oleh si raja dan ratunya. Kalau dilakukan secara terus menerus jadi kesadaran, jadi subjektifitas yang diobjektifkan oleh si raja ini," ujar Rissalwan.

Seperti diketahui, munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah bikin gaduh, bahkan sampai viral di dunia maya.

Diketahui, ada orang yang mendeklarasikan dirinya sebagai raja dan ratu Keraton Agung Sejagat.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved