Awal Mula Keraton Agung Sejagat, Kemunculannya Bikin Gaduh, Ini Pengakuan Rajanya yang Kini Ditahan

Munculnya Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah bikin gaduh publik, bahkan sampai viral di dunia maya.

Penulis: Widia Lestari | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
Kolase Tribun Jabar (Twitter dan Tribun Jateng)
Pengakuan raja Keraton Agung Sejagat, Totok Santoso Hadiningrat soal awal mula kerajaan. 

Ia juga mengaku, dinobatkan menjadi raja sejak 8 Desember 2018. Lalu sempat menggelar arak-arakan yang juga disaksikan warga sekitar.

Tak Disangka, Totok Santosa Raja Keraton Agung Sejagat Pernah Tinggal di Pinggir Rel Kereta Ancol

"Tanggal 8 Desember 2018. Kemudian 10 Januari 2019 kirab kerajaan disaksikan juga oleh warga sekitar. Dan puncaknya 12 Januari," ujarnya.

Namun, kini raja dan ratu Keraton Agung Sejagat berakhir di dalam tahanan polisi. Mereka sudah dijadikan tersangka sehingga ditahan di Mapolda Jateng.

Kemunculan mereka meresahkan masyarakat sehingga ditangani pihak kepolisian secara langsung.

Keduanya ditangkap polisi pada Selasa (14/1/2020), saat dalam perjalanan menuju Keraton Agung Sejagat.

Totok Santoso Hadiningrat alias Sinuhun sebagai Raja Keraton Agung Sejagat, dan Dyah Gitarja sebagai Kanjeng Ratu.
Totok Santoso Hadiningrat alias Sinuhun sebagai Raja Keraton Agung Sejagat, dan Dyah Gitarja sebagai Kanjeng Ratu. (IST/Twitter via ReqNews)

Diketahui, lokasi keraton itu berada di Desa Pogung Jurutengah, Kecamatan Bayang, Kabupaten Purworejo.

Ia pun terancam hukuman atas dugaan kasus penipuan dan penyebaran berita bohong.

Penampakan Keraton Agung Sejagat

Polres Purworejo pun melakukan penggeledahan di istana Keraton Agung Sejagat. Markas pengikut Totok Santosa itu terlihat masih dalam proses pembangunan.

Beberapa tembok terlihat belum sepenuhnya selesai. Adapun bagian yang ditutup oleh kain putih dan batik.

Di istana itu juga, ada sebuah batu besar yang disebut batu prasasti. Batu prasasti yang diukir oleh Empu Wijoyo Guno itu diletakkan di sebuah bangunan seperti pendopo.

Pada batu prasasti berukuran sekitar 1,5 meter itu terdapat beberapa ukiran dan tulisan yang menurut Empu Wijoyo Uno mempunyai makna.

"Tulisan Jawa itu artinya adalah Bumi Mataram Keraton Agung Sejagad," katanya, Selasa (14/1/2020) seperti yang dikutip dari Tribunjateng.com.

Mataram sendiri adalah 'Mata Rantai Manusia'.

Rumah kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santoso (sebelumnya Totok) di RT 05/RW 04 Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, digeledah polisi, Rabu (15/1/2020).
Rumah kontrakan Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santoso (sebelumnya Totok) di RT 05/RW 04 Dusun Berjo Kulon, Desa Sidoluhur, Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, digeledah polisi, Rabu (15/1/2020). (KOMPAS.com/WIJAYA KUSUMA)

"Maknanya alam jagad bumi ini adalah mata rantai manusia yang bisa ditanami apapun.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved