Tunanetra Tidur di Trotoar Bandung
Dinsos Jabar Siap Tampung Penyandang Disabilitas Netra yang Terusir dari Wyata Guna
Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Dodo Suhendar mengaku siap menampung para penyandang disabilitas
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kepala Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat, Dodo Suhendar mengaku siap menampung para penyandang disabilitas yang bertahan di Balai Wyata Guna, Jalan Padjasjaran, Kota Bandung, Rabu (15/1/2020).
Dodo menjelaskan pihaknya pada Senin (13/1/2020) sudah mengirim tim ke Wyata Guna dan diterima Kepala Balai Wyata Guna.
Keesokan harinya merapatkan masalah tersebut dan hasilnya Dinsos Jabar siap menampung mereka dalam kapasitas untuk 35 orang.
"Dilanjut pertemuan dengan Biro Hukum dan Kepala Dinas Pendidikan Jabar, disampaikan kesiapan Dinsos Jabar untuk menampung mereka," kata Dodo melalui ponsel, Rabu (15/1).
Konflik yang terjadi, katanya, adalah antara penghuni panti disabilitas netra dengan pihak Kementerian Sosial pengelola balai tersebut. Tetapi Pemprov Jabar melalui Dinsos Jabar siap menampung mereka.
• Begal Taksi Online Itu Akhirnya Disergap Polisi, Pelaku Balik ke Kampung Setelah Kabur ke Jakarta
"Saat ini ada empat orang dari Wyata Guna yang ditampung oleh Dinsos sejak Oktober 2019," katanya.
Permasalahan ini, katanya, merupakan masalah antara penghuni panti yakni disabilitas netra dengan pihak Balai Wyata Guna yang merupakan bagian dari Kemensos RI.
"Masing-masing tetap dengan pendiriannya. Pihak penghuni tetap ingin bertahan di asrama dan didukung oleh para alumninya serta komunitas disabilitas netra. Sementara pihak Kemensos bersikeras bahwa sesuai regulasinya yakni pergantian status panti jadi balai," ujarnya.
Saat masih menjadi panti, katanya, layanan kepada para penyandang tunanetra bisa sampai dua tahun bahkan lebih, sedangkan setelah jadi balai hanya sampai 6 bulan.
• Dirut PJT II Jatiluhur Purwakarta Jalani Sidang Dakwaan, Ada Staf yang Dikucuri Duit Miliaran Rupiah
Penghuni yang terusir saat ini menurut laporan berjumlah 41 orang, termasuk penghuni yang berasal dari luar Jabar terdiri dari 9 orang siswa SLB SMA dan 32 mahasiswa.
Walau Dinsos Jabar menyatakan siap menampung, puluhan penyandang disabilitas tuna netra nekat bertahan menggunakan tenda darurat di depan Balai Wyata Guna.
Mereka sengaja mendirikan tenda darurat di halte pinggir jalan, sebagai bentuk protes atas polemik peralihan fungsi Wyata Guna dari panti menjadi balai.