Banyak Penjual Surabi tapi Surabi Ceu Mamah di Tasikmalaya Ini Istimewa, Sambal Oncomnya Wow
Namun surabi yang satu ini tergolong istimewa. Ya, siapa tak kenal dengan surabi Ceu Mamah .
Penulis: Firman Suryaman | Editor: Ichsan
TRIBUNJABAR.ID - Pedagang surabi banyak bertebaran di Kota Tasikmalaya. Namun surabi yang satu ini tergolong istimewa. Ya, siapa tak kenal dengan surabi Ceu Mamah .
Walau lokasi jualan berada di sebuah gang pinggiran kota, pelanggan datang dari berbagai penjuru kota. Termasuk dari wilayah Kabupaten Tasikmalaya dan Ciamis.
Apa yang menarik dari surabi Ceu Mamah ? Sebenarnya sama saja dengan surabi umumnya. Terbuat dari tepung beras plus bumbu standar. Yang membuatnya spesial adalah cita rasa sambal oncomnya yang bertabur bawang daun diiris agak besar.
"Rasa surabinya sama sih dengan yang lain. Tapi sambal oncomnya maknyus banget," kata Linlin Dewi Yuliana (45), ibu rumah tangga, yang tengah menikmati surabi original, bersama anak sulungnya, Elsa Pramaysela (20), Kamis (9/1/2020).
• Autopsi Jasad Lina Akan Berlangsung 4-5 Jam, Jantung Mantan Istri Sule Diperiksa

Warga Jalan KH Tubagus Ismail ini melanjutkan, ia sudah tiga tahun menjadi pelanggan surabi Ceu Mamah. Hampir setiap hari ia bersama anak atau terkadang suami, mampir dan menikmati sajian surabi original kesukaannya.
Lokasi saung surabi Ceu Mamah berada di Kampung Cibodas, Kelurahan Sukanagara, Kecamatan Purbaratu. Tepatnya di belakang SD Purbaratu 1, tak jauh dari simpang Jalan Purbaratu.
Seperti penjual surabi lainnya, surabi Ceu Mamah juga menyediakan surabi bertabur telur ayam di bagian atasnya. Harganya Rp 4.000 sedangkan surabi original Rp 2.000. Disediakan pula gorengan kacang tanah.
Pemilik saung surabi Ceu Mamah, Mamah Fatimah (55), mengaku tak menyangka jualan surabi bisa populer ke mana-mana. "Awalnya hanya iseng bikin surabi untuk perayaan 17 Agustusan tahun 2003. "Bikin adonan satu kilo langsung habis. Lalu diminta jualan," ujarnya.
Setahun berjalan, peminat terus bertambah. Kemudian diusulkan untuk jualan pagi hari. "Selama setahun itu saya memang jualan sore hingga malam.
• VIDEO Sungai Gonggang Meluap, Warga di 3 Desa Terisolasi, Tak Ada Jembatan untuk Menyeberang
Tapi karena permintaan pelanggan, sejak pertengahan tahun 2004 jualan pagi. Hanya saja saya mesti bangun dini hari menyiapkan adonan dan lainnya," kata Mamah. sang suami, Ajid Rumanudin (55), ikut membantu.
Kini pelanggannya datang dari berbagai penjuru. Selain warga biasa, ada pula kalangan pengusaha, PNS, guru serta artis. Sejumlah komunitas, seperti penyuka gowes, juga kerap menjadikan surabi "Ceu Mamah" sebagai tempat transit.
Sejumlah pelanggan menyebut cita rasa surabi Ceu Mamah juga sebenarnya khas. "Menurut saya beda. seperti ditambah kencur sehingga menambah cita rasa," kata Dafin (23), warga Perumahan Kota Baru, Kecamatan Cibeureum, yang tengah cuti kerja di Freeport, Papua. Sambil memesan kopi hitam,
Dafin bersama temannya menjajal surabi bertabur telur ayam.