Program Chickenisasi, dari 2.000 Anak Ayam 100 di Antaranya Mati, Dimakan Kucing atau Tikus
Sedikitnya 100 anak ayam yang dibagikan saat program Chickenisasi ke siswa SMP di Kecamatan Cibiru
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Sedikitnya 100 anak ayam yang dibagikan saat program Chickenisasi ke siswa SMP di Kecamatan Cibiru dan Gedebage Kota Bandung mati. Pada 21 November, Pemkot Bandung membagikan 2.000 anak ayam untuk dipelihara pelajar SMP, sebagai upaya mengalihkan anak dari kecanduan gadget.
"Secara umum setelah sebulan lebih berjalan, progressnya positif ya. Anak ayamnya ada yang bertumbuh dan bobotnya naik. Tapi ada juga yang mati, tapi kurang dari 5 persen (dari 2.000 anak ayam yang dibagikan," ujar Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gingin Ginanjar via ponselnya, Jumat (3/1/2020).
Hanya saja, kata dia, kematian anak ayam itu mayoritas karena faktor eksternal. Bukan karena kondisi ayamnya sendiri. Menurut dia, anak ayam yang dibagikan berkategori varietas unggul.
"Matinya bukan karena penyakit. Tapi mati karena dimakan kucing, tikus, faktor cuaca hingga teledor menyimpan (kandang)," ujar Gingin.
• Teja Paku Alam Mengaku Sudah Ditawari oleh Persib Bandung, Sekarang Masih Liburan Dulu
Menurut Gingin, kondisi itu masih wajar. Mengingat alasan kematian hingga pengalaman anak-anak yang baru pertama kali mengurus dan memelihara ayam.
"Jumlah yang matinya 5 persen masih wajar. Kami punya indikator, maksimal 10 persen lebih. Sebenarnya yang paling rawan itu usia di bawah 1 bulan, kondisi anak ayamnya rentan. Tapi ternyata lewat 1 bulan, masih banyak yang bertahan," ujar dia.
Secara umum, 1 bulan berlalu, ribuan anak ayam yang dibagikan di 12 SMP di timur Kota Bandung itu relatif berkembang.
"Tim selalu memonitoring anak-anak yang merawat dan memelihara. Termasuk hari ini, tadi ada monitoring. Tinggi dan bobot ayamnya meningkat. Artinya, secara keseluruhan program ini berjalan dengan baik," kata dia.
Hanya memang, ada kendala untuk memelihara. Terutama soal pakan. Selama sebulan terakhir, anak ayam itu diberi pakan nasi bekas.
• Liverpool Dua Kali Menang Lagi Samai Rekor Chelsea, Diprediksi Raih Invincibles Seperti Arsenal
"Ayam itu harus kuat dipakan. Tapi pakan berkualitas itu produksi pabrik. Selama ini, pakan yang diberikan seperti nasi. Makanya kemarin kami buat pakan dari sisa kelapa, dedak, ditambah konsentrat difermentasi. Sudah diperkenalkan ke guru untuk diimplementasikan," ujarnya.
Selain itu, banyak anak-anak yang ternyata punya minat tinggi untuk memelihara ayam. Mereka yang berminat, ditambah 1 anak ayam. Evaluasi menyeluruh bakal dilakukan pada usia 3 bulan.
"Nanti di usia tiga bulan kami evaluasi lagi. Standarnya tetap, angka kematiannya harus di bawah 10 persen. Selain itu, evaluasi 1 bulan ini selain ada yang mati, banyak anak yang minat tinggi, kami tambah 1 ekor lagi," ujar dia.