Suami Istri Pembuat Roti di Kulonprogo Bagikan Bingkisan Natal Tanpa Pandang Agama Setiap Tahun

Suami istri pembuat roti di Dusun Karangetengah Loro, Desa Margosari, Kulonprogo, Yogyakarta, selalu membagikan bingkisan natal ke warga sekitar setia

Editor: Theofilus Richard
Kompas.com/Dani Julius
Kerukunan antar tetangga terlihat kental di Karangtengah Lor, Margosari, Kecamatan Pengasih, Kulon Progo, DI Yogyakarta. 

Mereka juga menyiapkan lemper hangat dan telur asin. Saat Kompas.com berkunjung pada Sabtu (22/12/2019), beberapa ibu rumah tangga yang beragama Katolik dan Kristen sedang mempersiapkan bingkisan.

Mereka adalah Theresia Irine Sumiati, Mariastuti, Muryani, Kristiana Sri Sulastri dan Sugiyem.

Setelah semuanya siap, bingkisan tersebut diantarkan langsung ke rumah para warga yang ada di 2 RT di dusun tersebut tanpa melihat agama dan kepercayaan pemilik rumah.

Ada 150 kepala keluarga yang menerima bingkisan tersebut.

Untuk tahun ini, satu bingkisan natal berisi roti bolu panda, kerikik jagung, tiga telur asin, dan lima nasi lemper.

Di bingkisan yang diberikan terdapat tulisan, "Hiduplah sebagai sahabat bagi semua orang. "Mereka menerima dengan sukacita dan mengucap terima kasih.

Agar Tak Ngantuk, Polres Majalengka Ajak Pemudik Olahraga dan Bagikan Kopi

Mereka ada yang menyampaikan Selamat Natal dan mengharap Natal-nya berjalan lancar," kata Muryani, salah satu umat Kristiani yang ikut membagi bingkisan, Sabtu (21/12/2019).

Selain Muryani, Mbak Tien penjual empek-empek di wilayah tersebut juga membantu mebagikan bingkisan bersama Aska, anaknya yang masih duduk di bangku kelas 2 SD.

"Mbak Tien ini memang entengan orangnya. Ringan tangan. Semua warga sudah tahu kalau Mbak Tien ini selalu duluan membantu di semua kegiatan warga," kata Sri Nurjanah.

Sri juga mengatakan warga Dusun Karantengah Lor berasal dari beragam latar belakang. Mereka kebanyakan adalah pedagang dan pegawai.

Walaupun berasal dari berbagai macam latar belakang, kerukunan umat beragama tersebut sangat kuat. Sri Nurjanah menceritakan hal yang paling mencolok adalah saat hari besar keagamaan.

Ia mencontohkan saat Idul Adha, suaminya yang nasrani dan keluarga kristiani di dusun tersebut ikut membantu memotong daging.

"Suami ikut memotong daging, anak dan pemuda lain membersihkan kotoran dari kurban di sungai," katanya.

Semua warga tanpa kecuali menerima pembangian daging kurban. "Kerukunannya bagus di sini," kata Sri.

(Kompas.com/Dani Julius Zebua)

Libur, Hantu di Jalan Asia Afrika Bandung Raup Untung

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved