Mengapa Minggu Ini Banyak Terjadi Teror Ular? Panji Petualang Ungkap Penyebabnya
Pecinta reptil Panji Petualang buka suara soal banyaknya kemunculan anak ular kobra di beberapa daerah, termasuk di Citayam, Bogor.
TRIBUNJABAR.ID - Beberapa minggu terakhir terjadi banyak kasus munculnya ular di perumahan.
Ular-ular yang muncul di perumahan itu hampir semuanya berjenis kobra.
Bahkan di Citayam ditemukan sampai puluhan anak ular kobra di sebuah perumahan.
Pecinta reptil Panji Petualang buka suara soal banyaknya kemunculan anak ular kobra di beberapa daerah, termasuk di Citayam, Bogor.
Menurut Panji Petualang, munculnya banyak anakan kobra ini dikarenakan akhir tahun ini sedang musimnya.
"Jadi kemarin di beberapa daerah diteror sama kobra anakan, sebenarnya bukan teror ya, memang musimnya," jelas Panji Petualang dilansir dari Youtube MALAM MALAM NET. Sabtu (14/12/2019).
"Di akhir tahun begini memang musimnya mereka menetas dan biasanya masal keluarnya, karena sekali bertelur memang banyak," beber Panji Petualang.
Hal itu tentu bukan tanpa sebab, mengapa anak-anak ular itu ditemukan di sekitar rumah warga.
Hal itu dikarenakan para ular itu sudah tidak memiliki habitat yang jadi tempat tinggal mereka.
"Nah yang jadi faktor atau penyebabnya yakni kerusakan habitat. Dulunya sawah, kebun, hutan, digusur jadi pemukiman, akhirnya mau ular menyesuaikan untuk tinggal di area sekitar manusia, karena tidak punya habitat lagi, ekosistemnya hilang," jelas Panji Petualang lagi.
"Emang ekosistem dia di mana?," tanya Dita.
"Di sawah harusnya, karena kobra itu adalah jenis ular yang habitatnya tidak jauh dari tempat tinggal manusia," ungkap Panji Petualang.
"Terus kenapa dia tinggal di selokan sekarang? Kan nggak kayak sawah," tanya Dita lagi penasaran.
"Kan sekarang sawahnya sudah jadi rumah," kata Panji Petualang.
"Oh iya juga ya," ujar Dita.
Meski ukurannya masih kecil, kata Panji Petualang, ular-ular ini ternyata sudah memiliki bisa.
"Anak-anak ular ini sejak baru menetas sudah berbisa, ular kecil ini masih belajar bertahan, masih belajar apa yang harus digigit, apa yang bukan," kata dia.
Kemudian Dita mengonfirmasi adanya informasi bahwa pertolongan pertama jika digigit ular yakni dengan menyedot bisanya dengan mulut lalu dibuang.
Hal itu rupanya sangat tidak disarankan oleh Panji Petualang karena berbahaya.
"Itu sebenarnya tidak boleh, karena pas kita sedot bisa masuk ke tenggorokan, terus kalau ada sariawan atau radang, itu bisa bikin infeksi tenggorokan malah lebih bahaya," jelas Panji Petualang lagi.
"Terus kalau udah digigit gimana?," tanya Dita lagi.
"Harus di-gif, kalau misalnya orang patah tulang kan gak boleh gerak biar gak geser ke mana-mana, itu sama (kalau digigit ular) diimobilisasi namanya, jadi kalau manusia itu harus digif, jangan sampai banyak bergerak. Karena semakin banyak bergerak bisa membuat bisanya makin menyebar ke mana-mana," beber Panji Petualang.
"Terus nanti ngeluarin bisanya gimana?," tanya Dita penasaran.
"Nah bisa itu, akan netral sendiri kalau fasenya tidak sistemik, tapi fasenya lokal itu malah bisa sembuh sendiri justru tanpa harus pakai serum," kata Panji Petualang.
Seperti diwartakan sebelumnya, di Perumahan Citayam Village, Ragajaya, Kecamatan Bojonggededitemukan puluhan anakan kobra di sekita rumah warga.
Bahkan terbaru, hari ini, Sabtu (14/12/2019), kembali menemukan satu ekor anak ular kobra.
Satu ekor anak ular kobra itu berhasil ditemukan oleh warga yang melakukan kerja bakti untuk membersihkan lingkungan sekaligus melakukan penyisiran pencarian induk ular kobra.
Petugas keamanan Perumahan Citayam Village, Anwar (Away) menjelaskan bahwa anak ular kobra itu ditemukan saat warga melakukan patroli keliling.
"Tadi pas kebetulan patroli, warga menemukan ular dan lapor ke saya. Kemudian langsung saya tangkap dan amankan," ujarnya kepada TribunnewsBogor.com.
Anwar mengaku bahwa satu ekor anak ular kobra iti ditangkapnya di Blok H-I 1 Perumahan Citayam Village.
"Di Blok H - I 1, Saya tangkap menggunakan kayu yang ada di lokasi," jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, total penemuan anak ular kobra di Perumahan Citayam Village jumlahnya mencapai 17 ekor.
Kata Camat Bojonggede
Puluhan ular kobra yang masuk ke pemukiman membuat heboh warga di Perumahan Royal Citayam, Bojonggede, Kabupaten Bogor.
Camat Bojonggede Jajang Dace Hatomi mengatakan bahwa di lokai itu, sebelum adanya perumahan merupakan kebun dan juga pesawahan.
"Itu dulunya sawah, kebun basah. Masih ada kebunnya di sebelahnya," kata Dace Hatomi saat ditemui TribunnewsBogor.com di Cibinong, Jumat (13/12/2019) sore.
Dia mengatakan bahwa habitat ular kobra yang terganggu menjadi dugaan kuat jadi penyebab munculnya puluhan ular tersebut.
Dia juga mengaku bahwa kejadian yang heboh ini pertama kali di Bojonggede.
"Saya baru tahu sekarang (muncul ular kobra). Sekarang kita berpikir positif saja, kalau habitat hewan terganggu, pasti ke permukiman, jangankan ular, gajah aja kalau habitatnya terganggu, kepemukiman penduduk," kata Dace.
Dia menghimbau kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan demi meminimalisir ular kobra datang ke pemukiman.
"Kita harus hidup bersih dan sehat. Coba kalau bersih tidak naruh barang sembarangan. Saya pernah lihat ternak ular itu pakai genteng. Kalau genteng ditumpuk-tumpukin gitu, jadi sarang ular, nyamuk, kecoa, tikus," ungkapnya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Teror Anak Ular Kobra di Citayam Bogor, Panji Petualang : Memang Sedang Musimnya Menetas, https://bogor.tribunnews.com/2019/12/14/teror-anak-ular-kobra-di-citayam-bogor-panji-petualang-memang-sedang-musimnya-menetas?page=all.
Penulis: Vivi Febrianti
Editor: Damanhuri