Harimau Teror Pagaralam: Sudah 3 Warga yang Tewas, Ada yang 6 Hari di Dalam Rumah Karena Ditunggui
Harimau-harimau yang turun dari lereng Gunung Dempo itu ada yang menyerang manusia serta memangsa ternak.
TRIBUNJABAR.ID - Wilayah Pagaralam, Sumatera Selatan diteror harimau.
Harimau-harimau yang turun dari lereng Gunung Dempo itu ada yang menyerang manusia serta memangsa ternak.
Teror harimau di Pagaralam itu sendiri dimulai pertengahan November silam.
Ketika itu sejumlah wisatawan melihat harimau berkeliaran di Kebun Teh Pagaralam sebelum malam harinya seorang pendaki nyaris tewas diterkam.
Kawasan Pagaralam diduga jadi area kekuasaan harimau tersebut.
Biasanya harimau jantan memiliki satu atau wilayah kekuasaan dan dalam satu wilayah itu dia memiliki lebih dari satu bahkan hingga dua betina dan anak yang dilindungi.
Sehingga Batas wilayah kekuasaan diklaim dengan cara menandai batu-batuan, semak-semak atau obyek lain dengan semprotan air kencing (urine).
Aturan inilah yang diduga berlaku di kawasan hutan lindung yang tersebar di Sumsel, terutama di kawasan hutan lindung Dempo Pagaralam, Lahat, Muaraenim hingga Muba serta Banyuasin.
Karena sebaran harimau terdapat di kantong-kantong hutan lindung yang ada di kawasan 4 kabupaten tersebut.
Kepala BKSDA Sumsel Genman Hasibuan Jumat (6/12/2019) mengatakan, pada prinsipnya harimau akan menjauh jika bertemu manusia. Hal ini karena harimau Sumatera tidak hidup berkelompok dan selalu menghindar dari manusia.
"Prinsipnya kalau harimau ketemu sama manusia, mencium saja sudah lari. Tidak mungkin ya menyerang kalau habitat dia tidak terganggu dan ini kan terbukti kalau masyarakat yang masuk ke sana," tegas Genman.
Tetapi dalam kasus serangan harimau terhadap manusa di mana terdapat 4 kasus serangan, 3 diantaranya menyebabkan kematian, Sunyoto, Kepala Seksi Konservasi Wilayah I Sumsel mengungkapkan ada indikasi habit harimau mulai terganggu sehingga keluar dari Hutan lindung tersebut.
"Sebenarnya posisi satwa itu sendiri di kawasan Hutan Lindung Dempo, yang ada warga diterkam dan satu meninggal. Diduga dia (Harimau) keluar karena habitatnya terganggu, ya bisa saja dibakar atau illigal loging," ujar Sunyoto kepada Sripoku.com, Senin (18/11/2019) lalu.
Berikut 13 Kasus Teror Harimau di Kawasan Pagaralam, Lahat dan Muaraenim dalam 1 bulan terakhir ini:
1. Harimau Terkam Pendaki asal Sekayu
Waktu Kejadian:16 November2019
TKP:Tugu Rimau Pagaralam
Kondisi:Alami Luka-luka serius

KASUS Serangan harimau terhadap warga dimulai 16 November lalu. Meski tidak diketahui secara jelas identitas pria tersebut, tetapi serangan harimau terhadap wisatawan asal Sekayu Muba itu, membuat gempar dunia maya.
Apalagi, sebelum terjadi serangan itu, ada penampakan harimau di kebun kopi di Gunung Dempo. Malam harinya, seorang wisatawan asal Sekayu menjadi korban harimau.
Serangan harimau pada Sabtu (16/11/2019) tersebut, Saat pria asal Muba itu, tengah berada di areal ikon gunung dempo tersebut. Tiba-tiba dari arah belakang muncul harimau dengan menyerangnya. Kabar ini, berdasarkan informasi dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Besemah.
Bahkan, Kabag Umum RSUD Besemah, Anca yang dikonfirmasi mengatakan, memang benar, malam 16 November tersebut, ada pasien yang masuk ke RS Besemah karena diduga diterkam harimau.
"Ya benar saya sudah tanya ke dokter jaga IGD. Katanya memang ada pasien masuk dengan luka robek di pelipis yang katanya disebabkan diterkam harimau, saat berada di kawasan Tugu Rimau Gunung Dempo," ujar Anca saat dihubungi sripoku.com, Sabtu (16/11/2019).
Sementara itu, akun Otek Cemehe menginformasikan kepada sripoku.com, bahwa ada informasi wisatawan diterkam harimau saat berkunjung ke Gunung Dempo. "Saya dapat info dari bapak teman saya. Kemarin malam ada warga Sekayu yang diterkam harimau saat berwisata di Gunung Dempo," katanya.
2. Kuswanto Warga Lahat Tewas Diterkam harimau di Pagaralam
Waktu Kejadian:17 November 2019
TKP:Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Saksi Lahat
Kondisi: Tewas

Sehari setelah heboh penampakan harimau di kebun teh dan menerkam seorang wisatawan, Kuswanto (28) warga Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti, Kabupaten Lahat, Tewas diterkam harimau.
Seperti diketahui, Kuswanto menjadi korban keganasan harimau saat sedang berada di kebun kopi miliknya, di Desa Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Saksi Lahat, jaraknya sekitar 600 meter dari kawasan hutan lindung, sedangkan jarak ke pemukiman warga sekitar tujuh kilometer.
Hal tersebut seperti dituturkan Kades Pulau Panas, Kecamatan Tanjung Sakti Lahat, Sumadi terkait serangan harimau tersebut. Dikatakan Sumadi, jika korban sedang bekerja dikebun kopi miliknya. Namun nahas, tanpa ia sadari datang seekor harimau yang sudah mengincarnya itu, langsung menerkamnya hingga korban tewas di lokasi kejadian.
"Korban sedang meremput di kebun kopi. Tiba tiba harimau menerkam. Kejadianya sekira pukul 10.00 wib. Korban diterkam dibagian leher dan tewas ditempat, "tetangnya, Minggu (17/11).
3. Harimau Makan Ternak Warga
Waktu Kejadian:18 November 2019
TKP:Tanjung Sakti Pumi, Lahat
Kondisi: Mati
Sehari setelah Kuswanto (48) warga Desa Pulau Panas, kecamatan Tanjung Sakti, di Kabupaten Lahat tewas, Senin (18/11/2019) sekira pukul 20.00 WIB, satwa buas yang dilindungi itu, meneror warga. Kambing, hewan ternak milik warga mati diterkam.
Dikatakan Camat Tanjung Sakti Pumi, Lahat, Awang Firmansyah. Dikatakan Awang, ia mendapat informasi ada seekor kambing milik Marlian, mati. Diduga matinya kambing tersebut akibat diterkam harimau.
"Ya informasi tadi malam jam 20.00 wib,di dusun II,laporan warga harimau masuk kandang kambing milik Marlian,"terangnya.
4. Polda Sumsel keluarkan Maklumat Terkait Teror Harimau
Waktu Kejadian:18 November 2019
TKP:Pagaralam
Kondisi:Larangan Berkemah di Gunung Dempo
Akibat kasus terkaman harimau yang menewaskan dua korban serta mencuri hewan ternak, Polda Sumsel mengeluarkan surat imbauan agar Pemkab Pagaralam mengeluar surat perintah larangan berkemah di areal Gunung Dempo. Surat dengan Nomor : B/41/X1/TIK.1.5./2019 tersebut, ditujukan kepada Kepala Dinas Pariwisata Kota Pagaralam.
Dalam surat tersebut Kapolda memerintahkan Pemkot Pagaralam untuk melarang aktivitas menginap/berkemah di seputran tempat wisata Tugu Rimau sampai situasi dalam keadaan aman karena harimau berkeliaran. Dikarenakan adanya harimau yang berkeliaran disekitar Tugu Rimau. Sehingga membahayakan keselamatan wisatawan yang berkunjung ke tempat Wisata Tugu Rimau tersebut.
Mendapat surat ini, pihak Pemkot Pagaralam langsung merespon dengan memantau langsung pihak BKSDA Lahat untuk memantau kondisi terkini, kawasan Tugu Rimau apakah masih ada harimau yang berkeliaran di kawasan tersebut.
5. kembali Temukan Jejak harimau
Waktu Kejadian:27 November 2019
TKP:kawasan wisata Kebun Teh Gunung Dempo
Kondisi: Diduga 1 harimau

Sejak hebohnya penampakan harimau di kawasan wisata Kebun Teh Gunung Dempo. Ditambah lagi adanya korban meninggal akibat diterkam harimau di kawasan Desa Pulau Panas Kecamatan Tanjung Sakti PUMI beberapa waktu lalu.
Hal ini membuat pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lahat langsung menerjunkam tim untuk melakukan penyelusuran keberadaan harimau Sumatera yang mulai berkeliaran tersebut. Bahkan, pihaknya telah memasang sejumlah perangkap untuk menangkap harimau yang mulai meresahkan warga Kota Pagaralam dan Kabupaten Lahat tersebut.
Informasi yang dihimpun sripoku.com, Rabu (27/11/2019) menyebutkan, sampai saat ini tim BKSDA Lahat masih terus melakukam patroli dikawasan penemuan jejak dan penampakan harimau tersebut. Petugas BKSDA Lahat, Martialis mengatakan, pihaknya sampai saat ini masih terus menyusuri keberadaan harimau Sumatera yang sempat menteror warga Kecamatan Tanjung Sakti PUMI dan Kota Pagaralam.
"Kita sampai saat ini terus melakukan penyelusuran jejak kaki Harimau mulai dari kawasan Gunung Dempo dan Kawasan Kecamatan Tanjung Sakti PUMI," ujarnya.
6. harimau Muncul di Rimba Candi
Waktu Kejadian:29 November
TKP:kawasan wisata Kebun Teh Gunung Dempo
Kondisi: Diduga 1 harimau
Meski tidak menelan korban, lagi-lagi harimau sumatera ini melakukan teror dengan berkeliaran. Kemunculan Harimau di kawasan Desa Rimba Candi Kecamatan Dempo Tengah Kota Pagaralam mulai membuat warga khawatir. Pasalnya hewan buas tersebut sudah mulai masuk permukiman warga.
Hal ini tampak dari bekas jejaknya yang terdapat dikawasan permukiman warga. Bahkan tidak hanya itu dikabarkan warga sekitar memang sudah melihat keberadaan Harimau tersebut. Melihat kondisi ini warga langsung melaporkan hal tersebut kepihak Polres Pagaralam.
Informasi yang dihimpun sripoku.com, Jumat (29/11/2019) menyebutkan, menindaklanjuti laporan masyarakat tersebut Kapolres Pagaralam AKBP Dolly Gumara SIk MH langsung terjun kelokasi bersama sejumlah anggota. Dikatakan Kapolres, pihaknya usai mendapat laporan langsung kelokasi untuk berdialog langsung dengan masyarakat terkait laporan adanya harimau di kawasan Desa Rimba Candi tersebut.
"Saya bersama anggota langsung menuju lokasi desa Rimba Candi dan berdialog dengan masyarakat. Saya meminta masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemunculan Harimau tersebut," ujarnya.
Kapolres juga telah melakukan koordinasi dengan pihak BKSDA untuk melakukan langka-langka terkait kembali munculnya binatang langka tersebut. "Kita sudah berkoordinasi dengan pihak BKSDA dalam menindaklanjuti teror harimau ini," katanya.
Kapolres juga telah mengambil langka pencegahan adanya korban dengan patroli Dialogis bersama masyarakat. "Kita memberikan himbauan dan menyampaikan tips bagaimana menghindari dan menghadapi Harimau jika tiba-tiba binatang tersebut muncul," ungkapnya ketika itu.
7. 1 Desember 3 harimau Menampakkan Diri
Waktu Kejadian:1 Desember 2019
TKP:kawasan Talang Subuk dan Talang Ayek Cawang kelurahan Curup Jare Kota Pagaralam
Kondisi: Diduga 3 harimau
Minggu (1/12/2019) menyebutkan warga tersebut tidak hanya melihat satu harimau saja namun ada tiga harimau sekaligus yang melintas tidak jauh dari tempatnya berdiri.
Pungki (27) warga Pematang Bango membenarkan jika ada warga mereka yang melihat langsung penampakan harimau tersebut sedang berkeliaran dikebun kopi milik warga Desa. "Benar sekali ada tiga harimau yang terlihat sedang berkeliaran dikebun warga tepatnya di kawasan Talang Subuk dan Talang Ayek Cawang kelurahan Curup Jare Kota Pagaralam," ujarnya saat dihubungi sripoku.com.
Bahkan, saat ini warga telah menuju lokasi bersama pihak berwajib untuk melihat langsung harimau tersebut. Warga mendatangi lokasi untuk mengusir harimau tersebut agar tidak mendakati kawasan permukiman warga. "Sudah pulauhan warga menyisir kawasan penampakan harimau tersebut. Tampak jelas jejak kaki harimau yang masih baru di kawasan tersebut. Namun Harimaunya belum terlihat," katanya.
Warga sengaja mendatangi lokasi penampakan harimau tersebut, pasalnya warga takut harimau tersebut masuk permukiman. Kondisi ini mengingat lokasi penampakannnya sudah tidak jauh lagi dengan permukiman warga. "Kami berusaha mengusirnya untuk kembali ke Habitatnya yaitu Hutan Lindung dikawasan Gunung Dempo. Kami takut jika tidak diusir dia akan masuk permukiman warga dan membahayakan warga," ungkapnya.
8. Kakak Adik Diserang harimau
Waktu Kejadian:2 Desember 2019
TKP:Desa Tebat Benawa Kecamatan Dempo Selatan
Kondisi: Kondisi Luka-Luka

Lagi warga Kota Pagaralam dihebohkan dengan adanya harimau yang terus meneror warga terutama warga yang ada dikawasan pinggiran Kota Pagaralam. Kali ini warga Desa Tebat Benawa Kecamatan Dempo Selatan yang menjadi korban kebuasan hewan tersebut, Senin (2/12/2019).
Marta (25) warga Tebat Benawa nyaris tewas diterkam harimau. Beruntung korban berhasil menlepaskan diri dari gigitan harimau yang katanya sebesar sapi tersebut.
Korban Marta saat kejadian sedang meracun rumput di kebun, namun saat sedang asyik meracun tiba-tiba di hadapannya sudah ada harimau besar. Keduanya sempat terdiam, namun tidak lama setelah itu harimau tersebut langsung menerkam korban.
"Saya sedang meracuin, namun tiba-tiba harimau itu sudah ada didepan saya. Kami sempat sama-sama terdiam, saat saya hendak berlari harimau itu langsung menyerang saya," ujar Marta saat diwawancarai sripoku.com, Senin (2/12/2019) saat berada di RSUD Besemah.
Dikatakan Marta dirinya sudah diterkam bahkan digigit oleh harimau tersebut dibagian paha sebelah kanan. Bahkan harimau tersebut juga telah menerkam bagian belakang korban. "Saya sudah digigit. Untuk bisa lepas saya berusaha berontak dengan mendorong kepala harimau tersebut. Setelah berhasil lepas dari cengkramannya saya langsung naik pohon," jelasnya.
Namun, saat korban naik pohon harimau belum langsung pergi, harimau yang kata korban kepalanya hampir sebesar Keranjang Rotan tersebut tetap menunggu dibawah pohon."Saat saya di atas pohon harimau itu tidak pergi dan tetap menunggu di bawah. Beruntung ada kakak saya Ican yang berusaha mengusir harimau tersebut," ungkapnya.
Sementara itu, Ican kakak korban membenarkan jika harimau tersebut menerkam adiknya. Bahkan dirinya juga sempat dikejar saat berusaha mengusir harimau yang masih menunggu adiknya diatas pohon.
9. Harimau Sumatera terkam Yudiansyah dan Tewas
Waktu Kejadian:5 Desember 2019
TKP:Desa Tebat Benawa Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam
Kondisi:Tewas

Yudiansyah (40) warga Desa Karang Dalam Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten Lahat tewas mengenaskan diterkam harimau saat berada di pondok kebunnya kawasan Talang Tani Desa Tebat Benawa Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam, Kamis (5/12/2019).
Jenazah korban ditemukan berjarak sekitar 10 meter dari pondok kebunnya sekitar pukul 10.00 Wib. Bahkan saat warga yang menemukan korban masih melihat hewan buas harimau Sumatera di sekitar lokasi penemuan mayat korban.
10. 6 Warga Terkurung di Pondok di Satroni harimau
Waktu Kejadian:6 Desember 2019
TKP:Desa Desa Meringang Pagaralam
Kondisi:Selamat

Kejadian ini diketahui berdasarkan keterangan dari Nupis dan 5 warga yang terkurung dan disatroni harimau, dan juga Informasi dari kepolisian dalam hal ini Kapolsek Dempo Selatan, Kapolsek Dempo Selatan, Iptu Zaldi.
Menurut Iptu Zaldi mengatakan, bahwa sejak pagi pihaknya mendapatkan laporan ada 6 warga atau petani terkurung di pondok di Desa Meringang Pagaralam, karena ada harimau di kawasan kebun mereka.
Bahkan, mereka tidak berani keluar dari pondok sejak Jumat (6/12/2019) pukul 16.00 WIB setelah melihat harimau melintas di areal kebun mereka.
Maka itu, setelah melihat harimau, keenam warga yang tengah menggarap kebun di Desa Meringang Pagaralam ini, kemudian memilih satu pondok paling tinggi dan aman dan mereka bergabung tidak berani pulang setelah melihat harimau.
Mendapatkan informasi bahwa ada warga yang mengaku disatroni harimau inilah, kemudian Kapolsek Dempo Selatan bersama BKSDA dan TNI bergerak ke lokasi dan sekaligus melacak jejak harimau sebagaimana laporan warga."Pagi tadi ada laporan dari warga, bahwa ada 6 orang di daerah Desa Meringang yang tertahan di Pondok, karena di sekitaran Pondok ada harimau, mereka dari jam 4 sore kemarin tidak bisa pulang," kata Kapolsek Dempo Selatan Pagaralam.
"Maka itu kami bersama BKSDA berangkat ke lokasi dan melakukan evakuasi korban, memang benar ada 6 orang satu pondok dan dalam kedaan selamat, mereka memang bisa keluar karena khawatir setelah melihat ada harimau di sana," ujar Kapolsek Dempo Selatan, Iptu Zaldi.
Keenam petani yang disatroni Harimau tersebut yakni, Nupis (42), Diliadi (50), Pingki (21), Jumadi (45), Neus (42), serta Jimi (40).Namun akhirnya mereka berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dari Polisi, TNI serta BKSDA setelah mendapatkan informasi bahwa ada 6 warga terkurung dipondok setelah disatroni Harimau.
11. Warga Lihat 7 Ekor harimau Berkeliaran
Waktu Kejadian:7 Desember 2019
TKP:Desa Meringang Pagaralam
Kondisi:Diduga hanya trauma dan ketakutan
Sebelumnya sejumlah petani di kawasan pertanian eks transaat Desa Meringang Kecamatan Dempo Selatan dievakuasi dari kebun setelah ada laporan harimau berkeliaran di lahan pertanian warga. Polres Pagaralam melalui Polsek Dempo Selatan, anggota TNI dan BKSDA mengerahkan personelnya untuk melakukan evakuasi.
Berdasarkan informasi yang diterima Sripo, Sabtu (7/12), polisi menerima laporan warga ada harimau yang berkeliaran di lokasi eks transat tersebut. Bahkan ada laporan petani yang menyebutkan melihat tujuh harimau sekaligus yang berkeliaran.
Sarjono, seorang petani segera meninggalkan kebun miliknya saat mendengar adanya penampakan harimau tersebut."Saya memang sudah mendapat kabarnya sejak Senin lalu. Daripada terjadi apa-apa saya lebih memilih turun ke desa dan meninggalkan sementara kebun sampai dinyatakan aman," ujarnya saat ditemui dilokasi evakuasi Desa Meringang.
Saat ini anggota Polsek Dempo Selatan dan TNI sudah menjemput para petani yang ada dilokasi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya serangan atau konflik antara harimau dan manusia seperti yang terjadi dikawasan hutan Desa Tebat Benawa lalu.
Kapolsek Dempo Selatan, Iptu Zaldi mengatakan, setelah menerima laporan warga pihaknya langsung melakukan evakuasi petani yang ada dikawasan perkebunan tersebut. "Berdasarkan laporan petani mereka melihat langsung keberadaan harimau tersebut. Katanya ada tiga harimau yang mereka lihat. Untuk itu kita langsung melakukan evakuasi agar tidak terjadi apa-apa," katanya.
12. Warga Desa Kerinjing Kepergok harimau Berbulu Kuning
Waktu Kejadian:8 Desember 2019
TKP: Desa Kerinjing Pagaralam
Kondisi:Diduga hanya trauma dan ketakutan
Pasca meneror 6 petani di Desa Meringang Dempo Selatan, lagi-lagi harimau Sumatera melakukan teror. Kali ini, Ari Sandi warga di kawasan Kerinjing Kota Pagaralam lari tungang langang ketakutan karena melihat harimau Sumatera di jalanan kawasan perkebunan miliknya.
Ari pria berusia 20 tahun mengakui, melihat harimau sebesar kambing tengah mendekam di kawasan Jl Area Lawang Lime yang berjarak sekitar 5 kilometer dari kawasan permukiman. Menurut Ari, kejadian berawal saat dirinya bersama Kakak Iparnya Leo (25) berangkat kekebun, Minggu (8/12/2019) sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat itu, dia tengah bekerja di kebun, namun sangat kaget karena melihat ada ada rumput yang berserakan. Karena penasaran dengan hal itu dirinya menyusuri rumput tersebut hingga batas jalan. Ari menelusuri rumput yang berserakan itu bersama kakak Iparnya, Leo."Melihat rumput berserakan seperti baru dilewati hewan besar itu aku dan Kakak Iparku menyelusuri semak belukar tersebut," kata Ari.
"Namun baru berjalan sekitar 12 meter saya melihat hewan berwarna kuning sebesar kambing berada tidak jauh dari saya," ujarnya.
Karena terkejut melihat hewan yang diduga harimau tersebut Ari langsung berlari menuju pondok yang tidak jauh dari lokasi binatang tersebut."Saat berada dipondok saya langsung menelpon keluarga untuk minta dijemput," katanya.
Pihak keluarga kemudian menelepon pihak kepolisian setempat dan kemudian Ari bersama kakak iparnya Leo, dijemput keluarga dan aparat kepolisian.
13. Mustadi Tewas Diterkam Harimau
Waktu Kejadian:13 Desember 2019
TKP: kebun Kopi Ataran Padamaran Kecamatan Kota Agung Lahat
Kondisi:Tewas

Mustadi (52), warga Desa Pajar Bulan Kecamatan Semendo Darat Ulu. Menurut informasi yang berhasil Tribunsumsel.com himpun di lapangan, peristiwa yang berujung maut tersebut terjadi, Jumat, (13/12/2019) sekitar pukul 04.00 Wib di kebun Kopi Ataran Padamaran Kecamatan Kota Agung Lahat yang berbatasan langsung dengan Desa Rekimai Jaya kecamatan Semende Darat Tengah Kabupaten Muaraenim.
Menurut keterangan salah satu saksi mata yakni Irianto, peristiwa tersebut bermula saat pada hari Kamis Tanggal 13 Desember 2019 sekitar pukul 17.30 Wib korban sedang memetik buah kopi di ataran pademaran kecamatan kota agung kabupaten Lahat.
Kemudian saksi yang sedang menggiling kopi di halaman pondok melihat satu ekor harimau menuju ke arah korban. Kemudian saksi langsung berteriak memberitahu korban.
Namun saat itu juga harimau tersebut langsung menerkam korban, lalu saksi memberitahukan kejadian tersebut melalui via handphone ke masyarakat Desa Rekimay Jaya SDT kabupaten Muaraenim dan menginfokannya ke Polsek Semendo.
Sekitar pukul 23.00 Wib, Anggota polsek Semendo yang di pimpin oleh Kapolsek Semendo dan kanit bimas polsek Semendo bersama sama dengan warga menuju ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi jasad korban.
Saat dievakuasi jasad korban dalam keadaan sudah meninggal dunia dengan kondisi mengalami luka sobek pada bagian leher,kaki kiri kanan korban,dan bagian dada korban sebelah kanan.
Jasad korbanpun kemudian dibawa ke puskesmas pajar bulan untuk dilakukan pemeriksaan intensif,kemudian jenazah korban langsung di bawa oleh pihak keluarga untuk di makamkan di Desa Pajar Bulan kecamatan SDU Kab Muara Enim.
Kapolres Muaraenim, AKBP Afner Juwono melalui Kapolsek Semendo, AKP Ferry membenarkan adanya kejadian tersebut. "Jasad Korban sudah dievakuasi dan saat ini sudah dibawa ke rumah duka, di lokasi tersebut nulmang banyak warga Semendo yang berkebun, namun akibat kejadian ini sudah kita himbau agar masyarakat diharapkan untuk turun dulu dan meninggalkan kebun, untuk mengantisipasi kejadian serupa tidak terulang lagi," katanya.
Dijelaskannya kondisi saat ini, dengan adanya kejadian tersebut membuat warga takut untuk pergi ke kebun.
Manusia Ganggu wilayah Harimau
BKSDA Ungkap Terjadi Konflik Antara Manusia dan harimau penjelasan BKSDA bahwa kepada Sripo bahwa, terkait jumlah harimau di Pagaralam berdasarkan kasus serangan harimau, maka pihaknya meminta warga menjauhi Hutan lindung Gunung Dempo yang menjadi habiat hewan yang dikenal sebagai pemburu ulung itu.
Sebab diduga, harimau yang Dilihat Ari Sandi Diduga harimau Sumatara dari Hutan Lindung Gunung Dempo. Apalagi pihak BKSDA mengatakan totalnya ada 4 ekor harimau Sumatera di daerah itu.
"Tercatat ada 3 ekor harimau Sumatera di Kantong Bukit Dingin. Ini lokasi dekat serangan harimau kemarin dan korban meninggal," kata Kepala BKSDA Sumsel Genman Hasibuan Jumat (6/12/2019).
Sebab dari tiga ekor harimau itu, kata Genman, dua individu pernah bertemu masyarakat Talang Ayek Genting. Sedangkan satu individu lain pernah berkonflik dengan warga di Gunung Dempo.
Selain ketiga harimau itu, masih ada ada seekor harimau yang ditemui konflik di Pulau Panas-Tebat Benawa, lokasi ini masuk Kantong Bukti Jambul Gunung Patah."Total ada 4 ekor, 3 ekor di Bukit Dingin dan 1 ekor di Bukit Jambul yang masuk kawasan hutan lindung. Sebenarnya ya, kalau habitat mereka nggak terganggu ya nggak mungkin menyerang," katanya.
Menuruti Genman, pada prinsipnya harimau akan menjauh jika bertemu manusia. Hal ini karena harimau Sumatera tidak hidup berkelompok dan selalu menghindar dari manusia."Prinsipnya kalau harimau ketemu sama manusia, mencium saja sudah lari. Tidak mungkin ya menyerang kalau habitat dia tidak terganggu dan ini kan terbukti kalau masyarakat yang masuk ke sana," tegas Genman.
Menurut dia, ada indikasi habit harimau mulai terganggu sehingga keluar dari Hutan lindung tersebut."Sebenarnya posisi satwa itu sendiri di kawasan Hutan Lindung Dempo, yang ada warga diterkam dan satu meninggal. Diduga dia (Harimau) keluar karena habitatnya terganggu, ya bisa saja dibakar atau illigal loging," ujar Sunyoto kepada Sripoku.com, Senin (18/11/2019).
Ia menambahkan bahwa jika dilihat harimau yang muncul di Pegunungan atau Gunung Dempo tersebut bukanlah harimau Sumatera. "Kalau dilihat dari ciri-cirinya sendiri yang dilihat oleh warga itu bukanlah Harimau Sumatera karena harimau Sumatera kekuning-kuningan.
Tim kita sendiri hari ini baru menyelidiki, dari BKSDA Lahat dan BKSDA Sumsel," katanya.
Dari keterangannya, harimau Sumatera di wilayah Sumsel sendiri terdapat di Muba, Banyuasin, dan Pagaralam yang jumlahnya mulai sedikit."Untuk jumlah sendiri kita baru pantau di Muba saja sekitar ada 14 untuk yang lain nanti kita update.
Dan tim yang ke Pagaralam sendiri akan memasang kamera trap agar bila ada harimau melintas akan terfoto dan terpantau," kata Sunyoto.(*)
Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul 13 Teror Harimau di Sumsel:3 Warga Tewas Karena Diduga si Raja Hutan Terganggu dan Balik Menyerang, https://palembang.tribunnews.com/2019/12/14/13-teror-harimau-di-sumsel3-warga-tewas-karena-diduga-si-raja-hutan-terganggu-dan-balik-menyerang?page=all.
Editor: Hendra Kusuma