Beredar Video Ari Askhara Tolak Mundur dari Garuda: Katanya Saya Mengundurkan Diri 15 Desember
Video berdurasi 45 detik ini diunggah ke media sosial Twitter oleh pemilik akun @kurawa pada Kamis (5/12/2019).
TRIBUNJABAR.ID - Beredar video diduga mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara menolak mundur dari jabatannya.
Video berdurasi 45 detik ini diunggah ke media sosial Twitter oleh pemilik akun @kurawa pada Kamis (5/12/2019).
Dalam video tersebut terlihat Ari sedang menjadi pembicara dalam Sharing Session Manajemen Serikat Pekerja GA.
Satu di antaranya Ari Askhara meminta dikritik oleh para serikat pekerja dan karyawan Garuda Indonesia.
"Paling tidak dapat bertanya jawab. Kritik saya sebanyak-banyaknya, saya hanya manusia biasa," ungkapnya.
Kemudian Ari Askhara mengingat, terdapat isu terkait pengunduran dirinya sebagai Dirut Garuda Indonesia.
Menanggapi hal itu, ia menyebut dirinya tidak akan mundur kecuali dirinya tak diganti.
"Oh iya satu lagi. Saya tadi mendapatkan gosip katanya saya mengundurkan diri tanggal 15 Desember," ujar Ari.
"Saya nyatakan di sini, saya tidak akan mundur kalau misalnya saya nggak diganti," tambahnya.
Di akhir video Ari juga mengatakan, sebagai direktur utama, ia akan siap bertanggung jawab.
Meski begitu, belum diketahui mengenai kebenaran video diduga Ari Askhara tersebut, apakah terkait kasus penyelundupan Harley Davidson atau tidak.
Hingga kini, pihak Tribunnews belum mendapat konfirmasi mengenai kebenaran video itu.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir sebelumnya telah memberikan saran kepada pemimpin BUMN yang merasa melakukan tindakan penyelundupan tersebut, untuk mengundurkan diri.
"Saya kemarin sudah saran bahwa sebelum dicopot lebih baik mengundurkan diri, kalau memang merasa salah ya kan," ujar Erick yang dilansir YouTube MetroTV News, Minggu (8/12/2019).
"Kita harus berjiwa samurai lah, kita harus berani," imbuhnya.
Erick juga menuturkan seorang pemimpin harus dapat bertanggung jawab terhadap apa yang telah dilakukannya.
Jangan sampai mengorbankan pihak-pihak yang tidak bersalah.
"Seorang pemimpin kan harus punya posisi yang jelas. Tidak bisa mohon maaf kalau salah, justru mengorbankan orang lain," ungkap Erick.