Guru Honorer di Indramayu Punya Penghasilan Rp 4-6 Juta per Bulan, Ternyata Ini Rahasianya
Seorang guru honorer di Kabupaten Indramayu, Jamaludin (36), mengaku mendapat penghasilan rata-rata Rp 4-6 juta per bulan.
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU- Seorang guru honorer di Kabupaten Indramayu, Jamaludin (36), mengaku mendapat penghasilan rata-rata Rp 4-6 juta per bulan.
Penghasilan sebesar tentu saja tak didapat dari pekerjaannya sebagai guru honorer.
Guru komputer honorer di SMK NU Krangkeng Indramayu itu mengatakan, penghasilannya sebagian besar didapat dari hasil jerih payah merintis usaha di sela-sela kegiatan mengajar.
"Kalau enggak disampingi dengan usaha tidak akan mampu pak buat menuhin kebutuhan, tau sendiri gaji guru honorer itu berapa," ucap dia kepada Tribuncirebon.com melelalui sambungan seluler, Senin (25/11/2019).
Jamaludin menceritakan,sejak lulus kuliah pada 2006, ia menggeluti dunia usaha dan mengajar.
Kegiatan rutin itu ia terapkan hingga sekarang, pagi hari mengajar di sekolah lalu siang hari mengelola usaha miliknya.
• Hari Guru Nasional, Ryuu Rapper Asal Cirebon Rilis Single Lentera, Ungkap Isu Sosial tentang Guru
• 35 Tahun Jadi Guru di Cimahi, Entin Darmini Sedih Kalau Murid Bandel
Hingga saat ini usaha-usaha itu masih ia geluti semisal service komputer, jualan telur, hingga menjadi seorang tengkulak garam.
"Intinya kalau menjadi guru honorer itu harus bisa wirausaha. Karena kalau tidak wirausaha, nanti yang menjadi korban atau mangsa itu adalah murid," ucapnya.
Ia menilai, karena kebutuhan seorang guru honorer bisa saja meminta iuran untuk keperluan kegiatan, pengadaan buku, dan lain sebagainya untuk sedikit mengambil keuntungan.
Karena itu, Jamaludin selalu menekankan kepada murid-muridnya jika ingin menjadi seorang guru harus kaya terlebih dahulu.
Alasannya, kalau sudah kaya mereka akan lebih mementingkan anak didiknya ketimbang kepentingan diri sendiri.
"Ini juga yang menjadi alasan saya terjun ke garam pada 2015. Saya juga melakukan usaha lainnya, kaya jualan telur, service, dan lainnya," ucap dia.
• Mengingat Lagi Rohayatun, Guru di Kuningan Urusi Bocah Tak Mampu, Ajak Bersekolah, Belikan Seragam
• Peringati Hari Guru Nasional, Simak Rekomendasi Film Inspirasi Perjuangan Guru Bangsa Tjokroaminoto
Jamaludin menyampaikan, nilai ikhlas harus ditekankan dalam diri pribadi dalam memberikan ilmu kepada anak didik.
Tidak hanya itu, ia juga menyarankan kepada para guru honorer untuk berani memulai wirausaha.
Menurutnya, guru honorer jangan sampai menjadikan sekolah sebagai ladang pekerjaan karena akan menjadikan para siswa menjadi korban untuk memenuhi kepentingan pribadi.
Jamaludin mengaku, sudah lama tidak menghiraukan besaran gaji yang diterima dari keringatnya mengajar. Ia juga tidak merasa iri dengan gaji para PNS yang besar.
"Nyari barokah saja, Pak. Saya umur 36 tahun, 30 tahun ke depan siapa yang tahu saya seperti apa, kalau kita bisa memberikan kebaikan dan membekas di murid-murid, mereka tidak akan lupa dan selalu mendoakan," ujar dia.