Heboh Artis Pamer Saldo Rekening di Konten YouTube, Mengapa Netizen Menikmati?

Akhir-akhir ini konten media sosial yang menampilkan sisi kekayaan material sang kreator yang kebanyakan para artis ini tidak lagi asing ditemui.

Editor: Yongky Yulius
Youtube channel Billy Syahputra
Isi saldo ATM 2 Nikita Mirzani. 

TRIBUNJABAR.ID - Akhir-akhir ini konten media sosial yang menampilkan sisi kekayaan material sang kreator yang kebanyakan para artis ini tidak lagi asing ditemui, baik di Instagram, YouTube, maupun platform yang lain.

Mulai dari memberikan sejumlah besar uang kepada orang-orang tertentu, membuat tantangan berhadiah uang, atau bahkan tren yang terakhir berkembang di kalangan artis adalah memamerkan isi saldo rekeningnya.

Padahal, memamerkan harta kekayaan menjadi sesuatu yang bisa dianggap tidak etis di budaya masyarakat kita, namun saat ini semuanya seolah telah berubah.

Memamerkan harta kekayaan tidak lagi semata dipandang sebagai sesuatu yang tabu dan negatif.

Terbukti dari banyaknya atensi yang didapatkan dari publik untuk konten-konten bermuatan seperti ini di internet.

Jika ditelaah dari sosiologi, sebenarnya fenomena apakah yang tengah terjadi di masyarakat kita saat ini?

Sosiolog Universitas Gadjah Mada yang memiliki fokus pada kajian masyarakat digital Sidiq Hari Madya memberikan penjelasannya saat dihubungi, Rabu (20/11/2019).

Mempertahankan status sosial

Sidiq melihat ini sebagai upaya bagi segelintir orang untuk mempertahankan status sosialnya di hadapan orang lain.

Terutama jika pelakunya adalah mereka yang berasal dari kalangan masyarakat atas atau dengan kondisi ekonomi yang mapan.

Saldo Rekening Nikita Mirzani Bukan Kaleng-kaleng, Rp 1,7 M Receh Cuma Buat Jajan ke Warung

"Tentu saja, status sosial sebagai anggota dari kelas atas perlu dirawat dan itu memerlukan upaya," kata Sidiq.

"Salah satu cara me-maintain status sosial di era media sosial sekarang ini adalah dengan konten yang secara simbolik menegaskan ulang siapa dirinya dan berada lapisan sosial mana," lanjutnya.

Untuk itulah banyak dari mereka yang memperlihatkan dengan gamblang kekayaan yang dimilikinya.

Cara yang sekarang ditempuh: pamer saldo dan bagi-bagi uang, bisa jadi menjadi opsi lain yang dilakukan, karena cara lama seperti menunjukkan status sosial dengan mobil dan rumah sudah tidak terlalu efektif.

Lain halnya jika aksi pamer harta dilakukan oleh orang-orang dari kelas di bawahnya.

Hal itu bisa dikatakan sebagai upaya meningkatkan kelas sosial si pelaku.

Barbie Kumalasari usai diperiksa 12 jam di Polda Metro Jaya, Rabu (17/7/2019)
Barbie Kumalasari usai diperiksa 12 jam di Polda Metro Jaya, Rabu (17/7/2019) (KOMPAS.com/IRA GITA)

Memenuhi imajinasi audiens Sidiq menjelaskan konten-konten ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi ekspektasi audiens terhadap si pemilik akun yang biasanya adalah seleberitis atau selebgram.

Para audiens yang bisa berupa pengikut atau pelanggan di kanal media si artis tentu memiliki bayangannya tersendiri mengenai standar kemewahan si tokoh yang diikuti.

"Tentu saja standard tersebut yang berusaha untuk dipenuhi oleh seleb atau mikroseleb di medsos," ucap lulusan Master di Stockholm University ini.

Karena itulah konten-konten sejenis itu merebak di berbagai media sekarang.

"Konten pamer saldo & bagi-bagi duit yg diunggah menunjukkan adanya upaya memenuhi tuntutan, atensi & standard ekspektasi yg sebenarnya mereka ciptakan sendiri," sebut Sidiq. 

Pura-pura Bantu, 2 Pria di Surabaya Ganjal Mesin ATM dan Intip Pin ATM Lalu Kuras Saldo ATM Korban

Atensi tinggi publik

Meskipun tidak bisa sepenuhnya dikatakan mendidik, konten-konten yang berisi pamer kekayaan justru mendapat atensi yang tinggi dari masyarakat pengguna internet di Indonesia saat ini.

Atensi tinggi ini terlihat dari banyaknya sebuah konten dilihat dan dibicarakan di tengah masyarakat.

Namun, Sidiq berpandangan fenomena yang terjadi hari ini mirip dengan keadaan pada jaman dahulu, hanya saja medianya berbeda.

Nikita Mirzani gelar syukuran dan berbagi rezeki ke anak yatim.
Nikita Mirzani gelar syukuran dan berbagi rezeki ke anak yatim. (Kolase Tribun Jabar (Instagram/nikitamirzanimawardi_17))

"Sebenarnya kalau dilihat dari perspektif klasik stratifikasi sosial, mungkin polanya mirip dengan era kerajaan dulu dimana rakyat jelata berbisik satu sama lain menikmati desas-desus yang sedang menimpa raja atau permaisuri di keraton," ujar dia.

"Di era medsos, 'rakyat jelata'-nya menikmati desas-desus yang samar tentang karakteristik kelas atas sehingga ingin memperjelas dengan menakar lewat digit saldo atm," ia melanjutkan.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fenomena artis Pamer Kekayaan di Media Sosial, Kok Netizen Menikmati?".

Sumber: Kompas
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved