Warga Meyakini Air Bekas Cucian Gong Sekaten Keraton Kanoman Cirebon Bikin Hasil Panen Melimpah
Puluhan warga tampak memadati kompleks Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon,
Penulis: Ahmad Imam Baehaqi | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ahmad Imam Baehaqi
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Puluhan warga tampak memadati kompleks Keraton Kanoman, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Rabu (6/11/2019).
Mereka langsung beranjak ke Langgar Alit Keraton Kanoman saat prosesi Nyiram Gong Sekaten dimulai.
Nyiram Gong Sekaten merupakan tradisi mencuci gong yang berusia 700-an tahun itu sebelum digunakan pada rangkaian acara Maulid Nabi Muhammad Saw di Keraton Kanoman.
Usai tradisi itu selesai, warga pun berebut air bekas cucian gong pusaka peninggalan masa Sunan Gunung Jati tersebut.
Mereka tampak mengambil air bekas cucian itu menggunakan peralatan yang dibawanya, dari mulai gayung, ember, hingga botol air minum.
Air bekas cucian Gong Sekaten tersebut dipercaya mengandung berkah sehingga warga berebut untuk mendapatkannya.
• Deretan Manfaat Minum Air Rebusan Daun Sirih Atasi Berbagai Penyakit hingga Masalah Kewanitaan
"Alhamdulillah dapat satu botol penuh," kata Reina (60), warga saat ditemui usai berdesakan mengambil air bekas cucian Gong Sekaten.
Warga Desa Pegagan, Kecamatan Kapetakan, Kabupaten Cirebon, itu rela berangkat dari rumahnya pukul 06.00 WIB.
Ia sengaja berangkat pagi-pagi agar berada di barisan terdepan untuk mengambil air bekas cucian Gong Sekaten.
Rencananya, Reina akan menggunakan air yang didapatkannya itu digunakan untuk padi di sawahnya.
"Ya dicampur pupuk agar hasil panennya melimpah, ini air berkah dan sudah didoakan," ujar Reina.
Selain itu, air itupun akan dicampurkan ke dalam kolam ikan di rumahnya.
Tujuannya agar ikan yang dipeliharanya tumbuh sehat dan besar.
"Setiap tahun ke sini untuk ambil air bekas cucian Gong Sekaten ini," kata Reina.
Sementara warga lainnya, Dian Putri (17), mengaku baru pertama kali datang dan mengambil air bekas cucian Gong Sekaten.
• Waketum Demokrat AHY Bagikan Video Lama Berbaju Tentara, Ungkap Doa yang Dibacakan SBY
Ia berencana menggunakan air tersebut untuk mengairi sawah milik orang tuanya dan mandi keluarganya.
Dalam kesempatan itu, Dian tampak menjinjing beberapa botol berbagai ukuran yang berisi air penuh.
"Nanti airnya dicampur ke bak mandi dan disiramkan ke sawah, pesan orang tua saya seperti itu," ujar Dian Putri.
Dian mengaku rela berdesakan untuk mengambil air bekas cucian itu dikarenakan perintah orang tuanya.
Bahkan, ia juga datang ke Keraton Kanoman bersama orang tuanya meski mereka terpisah saat berebut air bekas cucian itu.
"Sudah janjian kalau terpisah ketemu di depan keraton, jadi enggak takut pulangnya," kata Dian Putri.
Sementara Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina, mengatakan, fenomena semacam itu berlangsung dari dulu.
• Sedang Berseteru dengan Bepe, Pentolan The Jak Sebut Bobotoh: Maaf, Bukan Bermaksud Provokasi
Karenanya, pihak keraton membuat kolam khusus untuk menampung air bekas cucian Gong Sekaten itu.
Ember yang digunakan untuk mencuci benda pusaka itupun didesain khusus agar airnya mengalir ke kolam berbentuk lingkaran tersebut.
"Gong Sekaten ini peninggalan Sunan Gunung Jati dan sebelum dicuci juga dibacakan doa dan selawat sehingga warga mengambilnya," Arimbi Nurtina.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jabar/foto/bank/originals/sejumlah-warga-berebut-mengambil-air-bekas-cucian-gong-sekaten.jpg)