Memasuki Peralihan Musim, Warga Jabar Diminta Waspada Angin Kencang dan Puting Beliung
Masyarakat Jawa Barat diimbau untuk mewaspadai angin kencang atau angin puting beliung yang kerap terjadi pada saat
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin
TRIBUNJABAR.ID, SOREANG - Masyarakat Jawa Barat diimbau untuk mewaspadai angin kencang atau angin puting beliung yang kerap terjadi pada saat peralihan musim. Angin kencang ini kerap terjadi pada wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kelembapan udara cukup tinggi.
"Angin kencang umumnya terjadi pada saat priode transisi. Jadi dari peralihan musim, misalnya saat ini dari musim kemarau ke musim hujan atau pun sebaliknya," ujar Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Bogor, Abdul Mutolib di Soreang, Kamis (31/10/2019).
Abdul menuturkan saat ini merupakan masa transisi peralihan musim. Sehingga ada peluang munculnya angin puting beliung atau angin kencang di seluruh Indonesia.
"Karena pada saat ini (transisi) akan muncul awan-awan konvektif yang disitulah sumber munculnya angin kencang atau angin puting beliung," katanya.
• 20 Kios di Talun Cirebon Disegel Gara-gara Tidak Ada IMB
Abdul menambahkan jika angin kencang dan angin puting beliung ini kerap terjadi pada wilayah-wilayah yang memiliki tingkat kelembapan udara yang cukup tinggi. Misalnya seperti daerah-daerah yang berdekatan langsung dengan danau-danau dan situ.
"Kalau untuk kerawanan di Jawa Barat sendiri, untuk pemetaan kejadian biasanya BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) sudah mencatatnya," tuturnya.
"Tapi biasanya di wilayah-wilayah yang memiliki kelembapan udaranya cukup tinggi seperti daerah-daerah yang berdekatan dengan air mungkin biasanya di sekitar situ dan danau biasanya di situ tersimpan potensi lebih besar," tambahnya.
• Pria Asal Lampung Mengaku Polisi, Tipu dan Peras Ibu Muda di Kulon Progo Video Call Tanpa Busana
Menurutnya sebagai langkah antisipasi biasanya BMKG selalu menyampaikan peringatan dini kepada masyarakat melalui grup-grup whatsapp (WAG) tentang early warning cuaca tersebut. Informasi potensi untuk terjadinya angin kencang, hujan lebat dan sebagainya.
"Jadi paling lambat setengah jam atau 30 menit sebelum kejadian itu sudah terkirim ke masyarakat. Tapi biasanya 1-1,5 jam sebelumnya sudah kami kirimkan," ujarnya.