Video Dahsyatnya Topan Hagibis di Jepang, Badai Terburuk dalam 60 Tahun Terakhir

Berdasarkan laporan BBC yang melansir NHK, badai Hagibis menerjang wilayah Semenanjung Izu, barat daya Tokyo.

Editor: Ravianto
AFP PHOTO / JIJI PRESS / STRINGER via Kompas.com
Petugas penyelamat, yang terdiri dari pemadam kebakaran dan tentara, membantu proses evakuasi penduduk dari daerah banjir di Kawagoe, prefektur Saitama, Minggu (13/10/2019). 

TRIBUNJABAR.ID - Badai Hagibis menerjang wilayah Jepang, Sabtu (12/10/2019).

Berdasarkan laporan BBC yang melansir NHK, badai Hagibis menerjang wilayah Semenanjung Izu, barat daya Tokyo.

Ini merupakan badai terdahsyat dan terburuk di Jepang dalam 60 tahun terakhir.

Saking dahsyatnya, badai Hagibis ini berdampak ke beberapa aspek.

Badai Hagibis itu berimbas pada potensi banjir dan tanah longsor.

Peringatan pun sudah dikeluarkan oleh Badan Meteorologi Jepang.

Di tengah peringatan tersebut, ada 7 juta orang terpaksa mengungsi.

Namun, hanya 50 ribu orang yang tinggal di tempat penampungan.

Di berbagai daerah di Jepang, berdasarkan laporan lima orang meninggal dunia.

Dua orang meninggal setelah rumahnya tersapu longsor.

Dua orang itu adalah, satu pria di Tomioka, Prefektur Guna, dan satu perempuan di Sagamihara, dekat Tokyo.

 Topan Hagibis Hantam Jepang, Pertanda Langit Ungu Muncul, Badai Hagibis Berdampak ke Indonesia?

Sementara itu, seorang pria berusia 60 tahun tewas di apartemen yang tergenang air di Kawasaki, barat daya Tokyo.

Kemudian, seorang perempuan jatuh dan tenggelam ke jalur air di Tochigi.

Lalu, satu korban lainnya, pria paruh baya ditemukan meninggal dalam mobil yang terbalik di Chiba.

Badai Hagibis itu juga berdampak pada ratusan ribu rumah.

Menurut NHK, 270 ribu rumah listriknya padam.

Layanan kereta cepat dan kereta bawah tanah pun sampai dihentikan.

Kemudian, seribu penerbangan dari dan ke Bandara Narita di Chiba dan Bandara Haneda di Tokyo dibatalkan.

Pun begitu dengan pertandingan Piala Dunia Rugby yang direncakan digelar di Kamaishi pada Sabtu, dibatalkan.

Di media sosial Twitter, badai Hagibis ni sempat trending.

Sejumlah warganet mengunggah video detik-detik badai Hagibis ini menerjang negeri matahari terbit.

Video ini juga diunggah oleh New York Times.

topan hagibis jepang
topan hagibis jepang (Instagram/kouta_himeno)

Dalam video tersebut, terlihat ombak tinggi menerjang wilayah pesisir.

Ombak itu memiliki tinggi sekitar tiga kali kapal yang sedang bersandar.

Tak hanya ombak, banjir pun menerjang wilayah tertentu.

Mobil-mobil terlihat terseret akibat banjir tersebut.

Kemudian, ada pula angin disertai awan gelap menerjang kawasan permukiman. (TribunJabar.id).

Tak akan Berpengaruh ke Indonesia

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan, pengaruh badai Hagibis tak akan sampai Indonesia.

Typhoon Hagibis mengarah ke Jepang dan tergolong typhoon berbahaya dengan kecepatan angin maksimal hingga 195 kilometer per jam (122 mph), setara dengan badai Atlantik kategori 3.

"Siklon Hagibis tidak berpengaruh terhadap cuaca dan gelombang tinggi," kata Kepala Humas BMKG Akhmad Taufan Maulana saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (12/10/2019) siang.

 Kapal Diterjang Badai, 7 ABK asal Indonesia Hilang di Samudra Pasifik, 1 Warga Indramayu

Taufan menjelaskan, hasil analisis yang dilakukan BMKG tak menunjukkan adanya pengaruh topan Hagibis.

"Karena posisinya sudah jauh. Posisi saat ini di selatan Jepang dan prediksi malam ini akan masuk ke Jepang," ujar dia.

Sementara itu, saat ini terpantau gelombang tinggi di selatan Jawa dan Bali.

Sebelumnya, BMKG menyampaikan badai Hagibis ini berdampak gelombang tinggi di sejumlah perairan Indonesia.

Gelombang tinggi berpotensi mencapai 4 meter melanda wilayah Fenomena thypoon Hagibis yang saat ini melanda wilayah Jepang mendapatkan simpati dari berbagai kalangan.

Tagar #PrayForJapan pun mencuat dan masuk dalam daftar terpopuler di Twitter.

Sejumlah warganet mengunggah foto langit Jepang yang berwarna merah muda keunguan. (Kompas.com)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved