Viral di Media Sosial
Heboh, Crosshijaber Ada yang 'Beraksi' di Bandung, Cowok Pakai Jilbab, Cadar, dan Gamis di Muka Umum
Crosshijaber adalah sosok laki-laki yang mengenakan jilbab, gamis, hingga cadar lalu tampil di depan umum.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Terutama dalam dunia seni pertunjukkan.
Semisal aktor atau pelawak laki-laki mengenakan pakaian dan akesoris wanita.
Sebenarnya Crossdressing ini sudah sejak lama dipraktikan sebagaimana tradisi di berbagai belahan dunia.
Semisal beberapa negara, mulai dari Yunani, Norwegia, kelompok agama Hindu dan lain sebagainya.
Namun Crossdressing santer menjadi budaya dan populer di Jepang melalui tren anak muda.
Yaitu costum play atau dikenal cosplay.
• Elly Sugigi Putuskan Berhijab, Sempat Khawatir Tak Bisa Dapatkan Job Lagi, Kini Pasrah
Memadu padankan pakaian atau objek tertentu di dunia seni memang diklaim tak ada batasan.
Pakaian lintas gender diklaim menjadi kepentingan atas dasar seni karena bentuk ekspresi diri.
Adapun jika pelaku crossdressing ini tak sampai mengeksplorasi seksualitas.
Katakanlah pria pelaku mengaku heteroseksual, bisa saja hal itu didorong karena ketertarikan seksual.
Kendati begitu berbeda halnya Crossdressing dilakukan karena adanya keinginan.
Menurut Psikolog Klinis dari klinik AngsaMerah, Inez Kristanti, stigma Crossdressing bisa menjadi penyimpangan seksual.
Crossdressing dapat menjadi sebuah fetish, karena sebagai awal dari eksplorasi gender individu.

Fetish merupakan gangguan psikologi terkait hasrat seksual yang cenderung melakukan hal tertentu.
Demikian dikatakan Inez Kristanti ada perbedaan antara ketertarikan seksual dan identitas gender.