Hujan Batu di Purwakarta
BREAKING NEWS, Imbas Hujan Batu Kegiatan Penambangan PT MMS Dihentikan, Ini 3 Kesalahan yang Dibuat
Kegiatan penambangan PT MMS dihentikan sementara. Efek hujan batu di Purwakarta. Ada tiga kesalahan yang dibuat.
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: taufik ismail
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kegiatan penambangan PT Mandiri Sejahtera Sentra (MMS) dihentikan sementara.
Hal tersebut untuk menyikapi kejadian longsoran batu dari akibat aktivitas PT MSS yang menimpa sejumlah rumah warga di Kampung Cihandeuleum, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, Selasa 8 Oktober 2019.
Kepala Dinas ESDM Provinsi Jabar Bambang Tirtoyuliono mengatakan PT MSS diminta untuk mengevakuasi warga karena dikhawatirkan ada potensi longsoran batu susulan akibat hujan di kawasan penambangan tersebut.
Keputusan tersebut adalah hasil rapat pembahasan yang dipimpin langsung Bambang Tirtoyuliono di kantor Dinas ESDM Provinsi Jabar, Jumat (11/10/2019), dengan dihadiri Direktur PT MSS, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta, dan instansi terkait lainnya.
Menurut Bambang, hasil kesepakatan ini akan disampaikan secara formal ke Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) selaku dinas yang mengeluarkan izin.
"Sebelumnya Dinas ESDM Jabar telah melakukan investigasi dengan menurunkan Tim Dinas ESDM Jabar yang terdiri dari 4 orang inspektur tambang, penyidik PNS Dinas ESDM Jabar, Kacab Dinas ESDM Wilayah III Purwakarta, yang langsung diterjunkan ke lokasi kejadian longsoran batu pada Rabu, 9 Oktober 2019," kata Bambang Tirtoyuliono melalui ponsel, Sabtu (12/10/2019).
Menurut laporan Tim Investigasi Dinas ESDM Jabar, PT MSS dinilai tidak memperhitungkan jenis massa batuan yang bersifat batuan lepas.
Juga tidak memperhitungkan keberadaan pemukiman warga di luar lokasi operasi, tepatnya di lereng lokasi peledakan yang berjarak sekitar 320 meter.
"Serta tidak berfungsinya secara optimal tanggul pengaman di kaki lereng dekat pemukiman untuk menahan jatuhan atau longsoran batu," katanya.

Khalid Rugi Rp 800 Juta
Khalid (60) dan istrinya, Neneng Fatimah (43) masih tercengang menyaksikan rumah mereka yang hancur tertimpa batu besar pada Selasa (8/10/2019).
Hujan batu itu akibat peledakan batu oleh PT MSS saat menambang batu di Kampung Cihandeleum, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, Purwakarta.
Satu batu ukuran sekitar 30 meter persegi menghancurkan rumah mereka
Neneng menceritakan, saat kejadian sedang tidak ada orang di kediamannya.
Empat anaknya sedang di luar rumah, sedangkan suaminya sedang di Sukabumi.
"Saat itu saya sedang di belakang, di rumah tetangga. Tahu‑tahu seperti meledak, batu‑batu berterbangan. Satu di antaranya ke rumah Pak Dodi. Bersyukur kami tidak di rumah," ujar Neneng, di depan kediaman mereka yang hancur, kemarin.

Menurutnya, sebagian besar rumah mereka hancur termasuk sejumlah mesin jahit, kulkas, televisi, etalase, tempat tidur, dan perabotan lainnya.
"Mesin‑mesin jahit itu untuk kursus. Ini mata pencaharian saya. Semua hancur, tersisa sedikit bagian musala," katanya.
Khalid menaksir keluarganya mengalami kerugian materi sekitar Rp. 800 juta.
Selain itu, mereka juga trauma karena peristiwa tersebut.
"Bukan was-was lagi, kami jadi takut. Kalau pun rumah dibangun di sini, enggak mau lagi. Anak‑anak pada takut," ujarnya.
Untuk sementara mereka mengungsi ke rumah orang tua Khalid yang masih berada di wilayah Kampung Cihandeleum.
• Video Detik-detik Setelah Batu Raksasa Hujani Rumah-rumah di Purwakarta
• Minim Kontribusi, Bupati Purwakarta Ingin Perusahaan Penyebab Hujan Batu Segede Gajah Ditutup