Batu Besar Timpa Rumah di Purwakarta, PT MSS Dituntut Ganti Rugi dan Tandatangani Pakta Integritas
Untuk menyelesaikan permasalahan batu besar yang menghamtam bangunan sekolah dan rumah di Desa Sukamulya, Purwakarta, Selasa (8/10/2019), warga dan p
Penulis: Ery Chandra | Editor: Theofilus Richard
Laporan wartawan Tribun Jabar, Ery Chandra
TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Untuk menyelesaikan permasalahan batu besar yang menghamtam bangunan sekolah dan rumah di Desa Sukamulya, Purwakarta, Selasa (8/10/2019), warga dan pihak PT MSS menggelar musyawarah, Rabu (9/10/2019).
Dalam musyawarah yang digelar di sekolah Raudhatul Athfal Al-Huda itu, dihadiri Wakil Ketua Komisi I DPRD Purwakarta, Ceceng Abdul Qodir.
Ceceng pun meminta pihak warga dan PT MSS menandatangani pakta integritas.
• Batu Besar Timpa Rumah dan Sekolah di Purwakarta, Warga Musyawarah Minta Ganti Rugi ke PT MSS

Pakta integritas tersebut berisi PT.MSS yang bertanggungjawab saat proses "Blasting" atau peledakan batu yang menyebabkan sejumlah batu menimpa bangunan.
Sehingga sejumlah bangunan semisal rumah dan sekolah di Kampung Cihandeleum RT.09/05, Desa Sukamulya, Kecamatan Tegalwaru, rusak.
"Kami mohon secara tertulis saja pihak PT MSS ini, detailnya, prosesnya seperti apa. Supaya masyarakat merasa tidak dirugikan," ujar Ceceng.
Menurutnya, apabila hanya diucapkan secara lisan tetapi tidak tertulis warga akan rugi karena sulit menuntut hak mereka.
Ia mengatakan pakta integritas tersebut harus tertulis dan ditandatangani di atas materai. Dalam pakta integritas tersebut harus memuat mengenai kerugian materi dan psikologis warga.
• Cerita Dedi Dores Rumahnya Dihujani Batu Segede Gajah, Perabotan dan Rumahnya Pun Hancur
Dalam perjanjian tersebut juga harus dijelaskan mengenai proses ganti rugi dan kapan ganti rugi bisa diterima warga.
Dalam kesempatan sama, warga setempat, Dadan Rusidana (41) menyampaikan kepada Ceceng, agar pemerintah juga lebih memerhatikan kondisi warga.
"Banyak warga sini awam, tidak mengerti prosesnya seperti apa. Tolong pemerintah semua berkoordinasi," ujarnya.
Dia menuturkan, dampak buruk keberadaan perusahaan yang berdiri sejak 1996 tersebut makin terasa sejak tiga tahun terakhir.
Warga sekitar makin kecewa lantaran saran dan keluhan mereka tidak pernah digubris sama sekali.
"Intinya PT ini tidak memperhatikan dampaknya. Sehingga puluhan rumah berada di sekitar PT MSS terdampak. Contohnya, tanah retak, dinding rumah retak, kena debu, dan lainnya. Paling parah RT.09 dan RT.17," katanya.