Siswa Santai Merokok di Dalam Kelas, Kakinya Naik ke Atas Kursi, Berbuat Nekat padahal Ada Guru
Sebuah video yang memperlihatkan perilaku tak pantas siswa beredar di media sosial.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Hilda Rubiah
TribunJabar.id melansir dari Tribun Jateng, Kepala Lembaga Pendidikan Maarif Nahdlatul Ulama Kendal, Ibnu Darmawan menjelaskan, pihaknya sedang menyelidiki terkait kebenaran video tersebut.
"Kami masih berkoordinasi dengan kepala sekolah SMK NU 3 Kaliwungu Kendal untuk mengetahui kebenaran video itu," ujar Ibnu saat dikonfirmasi, Minggu (11/11/2018).
• Foto-foto Touring Singkat Presiden Jokowi di Bandung
Berdasarkan penjelasan seorang netizen yang mengaku sebagai alumni SMK NU 3 Kaliwungu, guru dalam video itu bernama Joko dan mengampu mata pelajaran kejuruan bengkel.
Dalam direct message-nya bersama Tribun Jateng, netizen tersebut menyebut bahwa Joko adalah sosok yang baik.
"Namanya Joko. Itu Mapel (mata pelajaran) Kejuruan Bengkel," tuturnya kepada Tribun Jateng, Minggu (11/11).
"Dia baik," tambahnya.
• Jokowi Konvoi di Bandung, Kini Lampu Sepeda Motornya Menyala
• Via Vallen Nyanyikan Lagu Sunset di Tanah Anarki, Jerinx SID: Enggak Pernah Minta Izin
• Kisah Nyi Kali Tengah dan Syekh Madegel yang Gagal Menikah, Bermula dari Beduk Tanpa Suara
Klarifikasi Pihak Sekolah
Kepala Sekolah SMK NU 03 Kaliwungu, Muhaidin dalam surat tertulisnya yang diterima Tribun Jateng mengklarifikasi bahwa isu pemukulan terhadap Joko Susilo oleh siswanya adalah tidak benar.
Muhaidin menjelaskan, peristiwa tersebut terjadi pada Kamis (8/11/2018).
Adapun kronologinya bermula saat para siswa ramai bercanda dan ada yang saling lempar kertas menjelang berakhirnya jam pelajaran sekitar pukul 13.00 WIB. Kertas tersebut kemudian mengenai Joko Susilo.
Mendapati hal demikian, Joko Susilo lantas meminta siswa mengaku siapa yang melempar kertas tersebut.
Alih-alih ada yang mengaku, sejumlah siswa justru maju ke depan kelas untuk mencandai Joko dengan harapan sang guru tidak marah.
Joko, kata Muhaidin, dikenal sebagai guru yang gemar bercanda dengan siswanya saat pembelajaran.
"Tindakan tersebut ditanggapi reaktif oleh Pak Joko dengan melakukan gerakan seperti orang yang akan berkelahi ehingga membuat anak-anak semakin mendekati Pak Joko sambil tertawa-tawa menyentuh bagian tubuh Pak Joko," ujar Muhaidin.
"Bagian inilah yang berkesan seolah-olah terjadi tindakan pemukulan dan pengeroyokan terhadap guru," tambahnya.

Setelah kejadian tersebut, lanjut Muhaidin, proses belajar mengajar dilanjutkan dan ditutup dengan doa bersama.
"Ini membuktikan bahwa peristiwa itu murni guyonan anak-anak dan tidak ada tindakan pemukulan terhadap guru," kata Muhaidin.