Hari Batik Nasional
Google Doodle Ikut Rayakan Hari Batik Nasional, Tampilkan Motif Batik Ini di Laman Pencariannya
Rupanya, peringatan Hari Batik Nasional ini terjadi saat batik memperoleh pengakuan dunia dari UNESCO.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Di media sosial Twitter, Hari Batik Nasional juga menjadi trending topic.
Sudah ada 9000 cuitan yang mencantumkan kalimat Selamat Hari Batik Nasional.

Banyak warganet yang memamerkan foto menggunakan batik dan menuliskan kalimat soal batik.
"Pagi! Selamat Hari Batik Nasional," tulis @buncititsmylife.
"Selamat hari batik nasional #15menitsaja," tulis @SiJayeunTah.
"Selamat Hari Batik Nasional 2019 dari aku yang kangen Kota Pekalongan #HariBatikNasional," tulis @MonsterKecil_.
Sementara itu, ribuan pelajar di Cirebon berbondong-bondong mendatangi Pusat Kawasan Batik Trusmi, Desa Weru Kidul, Kecamatan Weru, Kabupaten Cirebon, Selasa (1/10/2019).
Ribuan pelajar yang terdiri dari murid sekolah dasar (SD) hingga pelajar sekolah menegah pertama (SMP) datang ke kawasan Batik Trusmi, untuk membatik bersama dalam memperingati Hari Batik Nasional.
• Kemendag Dorong Pelaku Usaha Batik Gunakan Pewarna dari Bahan Baku Alami
Bertempat dipelataran parkir Batik Trusmi, ribuan murid SD dan pelajar SMP tampak antusias seragama menggambar batik jenis mega mendung di atas kain, menggunakan lilin cair serta canting.
Pantauan Tribun Jabar, ribuan ini tampak antusias membatik di atas kain selebar 30 sentimeter, bahkan beberapa di antaranya tampak terlihat mahir menggunakan canting.
Kayla Azzahra (10), siswa SD Galunggung, mengaku sangat antusias mengikuti kegiatan membatik sebagai pengalaman pertamanya membatik di atas kain.
"Biasanya cuma bikin dibuku gambar, sekarang langsung," kata Kayla Kawasan Batik Trusmi, Selasa (1/9/2019).
Berbeda dengan Kayla, Rizki Andriano (12), mengaku kesulitan menggunakan canting untuk membatik di atas kain kanvas, sehingga banyak tetesan lilin yang tidak berada garis lingkar motif mega mendung.

Namun begitu, kata Rizki, ia sangat senang karena bisa mengetahui cara membatik, karena selama ini ia hanya sering melihat batik yang telah dipajang di toko-toko Batik di Desa Trusmi.
"Kirain gampang, ternyata susah. Tapi senang," katanya.