Angin Duduk Sebabkan Kematian Mendadak, Bukan karena Kerokan, Ini Perbedaannya dengan Masuk Angin

Serangan jantung tersebut yang menyebabkan kematian mendadak, yaitu hanya butuh waktu 15-30 menit.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Theofilus Richard
shutterstock
Kerokan pakai alat bantu kayu. 

Jika ini terus terjadi, maka tekanan tinggi tersebut dapat merusak dinding arteri atau menyebabkan pengerasan pada pembuluh tersebut.

Stres: Saat kita mengalami stres, tubuh akan memproduksi sejumlah hormon yang dapat mempersempit pembuluh darah.

Selain itu stres juga dapat meningkatkan tekanan darah.

Obesitas: Orang yang mengalami obesitas akan rentan mengalami sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan risiko terkena angin duduk, seperti diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi.

Merokok: Aktivitas ini dapat merusak dinding arteri dan menyebabkan penimbunan kolesterol sehingga darah akan kesulitan membawa oksigen untuk diedarkan.

Ilustrasi Anjuran Berhenti Merokok
Ilustrasi Anjuran Berhenti Merokok (Tribun Jabar)

Riwayat: Jika kita pernah terkena penyakit yang berhubungan dengan jantung atau memiliki keluarga yang memiliki riwayat tersebut, maka kita juga akan berisiko tinggi terkena angin duduk.

Kurang berolahraga: Orang yang kurang olahraga berisiko terkena angin duduk karena akan rentan terhadap obesitas, hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes, yang akhirnya akan meningkatkan risiko terjadinya angina.

Umur: Orang yang berusia lanjut lebih berisiko terkena angin duduk dibandingkan dengan orang yang masih muda karena pembuluh darah akan mengeras dan kehilangan kelenturannya seiring bertambahnya usia.

Terutama bagi pria, peningkatan risiko ini dimulai pada umur 45 tahun, sedangkan pada wanita dimulai pada umur 55 tahun.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved