Benda Pusaka Indramayu Hari Ini Dibersihkan, Ada Senjata Andalan Raden Bagus Arya Wiralodra
Peringatan Hari Jadi Kabupaten Indramayu menjadi salah satu agenda tahunan yang sakral bagi masyarakat Bumi Wiralodra.
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Peringatan Hari Jadi Kabupaten Indramayu menjadi salah satu agenda tahunan yang sakral bagi masyarakat Bumi Wiralodra.
Pasalnya, setiap dua kali dalam setahun, yakni Peringatan Hari Jadi Kabupaten Indramayu dan Bulan Mulud atau Rabiul Awal rutin dilakukan tradisi pencucian benda-benda pusaka khususnya senjata perang.
Senjata-senjata pusaka itu dahulunya adalah senjata perang yang digunakan oleh Raden Bagus Arya Wiralodra. Dia adalah pendiri dan pemimpin pertama Kabupaten Indramayu.
Juru Pelihara Benda Pusaka Indramayu, Dasuki mengatakan, ada sebanyak 80 item benda pusaka yang dicuci hari ini.
Benda-benda itu berupa tombak, pedang, keris, dan lain sebagainya, termasuk senjata perang andalan Raden Bagus Arya Wiralodra, yakni Cakra Udaksana Kiai Tambu, Gagak Pernala, Galak Handaka, mimang mato musandi, dan terakhir jubah tamba sewu.
"Kelima benda pusaka andalan Pangeran Wiralodra itu sebut juga senjata dalem dermayu," ujar dia kepada Tribuncirebon.com saat ditemui di kediamannya di Desa Pekandangan, Kecamatan/Kabupaten Indramayu, Jumat (27/9/2019).
• Bekas Galian Dibiarkan Begitu Saja, Warga di Cicalengka Ini Khawatir Terjadi Longsor
Dirinya menjelaskan, tidak ada ritual khusus dalam mencuci benda-benda pusaka tersebut.
Meski demikian, demi menghormati dan menjaga kemurnian dari senjata-senjata pusaka ini dalam pencuciannya harus diperlakukan istimewa.
Pantauan Tribuncirebon.com, Dasuki menggunakan cairan khusus berupa minyak wangi bewarna hijau kenal. Minyak itu bernama Minyak Gaharu.
"Itu minyak wangi yang kadar airnya sangat langka sekali dan sangat orsinil sekali," ujar dia.
Minyak itu dituangkan ke dalam mangkuk yang terbuat dari kayu yang usianya sudah ribuan tahun. Mangkuk kayu itu bernama Oyod Mingmang Latamosandi.
Adapun dalam mencuci benda pusaka itu, Dasuki hanya mengoles-oleskan Minyak Gaharu saja secara merata pada benda pusaka.
Alat yang digunakan pun khusus, yakni menggunakan kuas sekam atau yang terbuat dari kulit beras padi. Setelah diolesi, benda pusaka itu kemudian didaeng atau ditiriskan, dengan catatan tidak boleh terpapar sinar matahari.
• Kisah Tragis Gadis 15 Tahun di Cirebon, Jadi Korban Rudapaksa Bapak Saat Ibu Jadi TKW di Malaysia
Dirinya menjelaskan, dalam pencucian benda pusaka tidak diperkenankan menggunakan air. Karena akan menimbulkam karat pada benda pusaka yang usianya sudah ratusan tahun itu.
"Paling untuk benda pusaka yang sudah sangat karatan baru menggunakan air kembang tujuh rupa," ujar dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Indramayu, Carsim menambahkan, benda-benda pusaka ini adalah benda-benda yang tidak ternilai harganya.
Menurutnya, benda-benda pusaka itu adalah cikal bakal dari sejarah panjang berdirinya Kabupaten Indramayu.
"Benda-benda ini sudah berumur ratusan tahun lalu. Karenanya harus dirawat dengan baik karena memiliki nilai historis dan filosofi kehidupan yang kuat," ujar dia.
• Awas Ikut Goyang! Entah Apa yang Merasukimu Lagu Sedih, Oleh Bocah Ini Malah Jadi Lagu Joget