Ada Provokator di Tengah Pendemo di Depan Gedung DPRD Jabar, Wawancara dengan Presiden BEM Tel-U

Alternatif yang kami tawarkan, diskusi di dalam Gedung DPRD menemui pimpinan DPRD Jabar atau kami bisa menggelar sidang rakyat di depan gedung cukup d

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Theofilus Richard
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Suasana demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPRD Jabar, Senin malam (23/9/2019) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna

TRIBUNJABAR.ID,BANDUNG - Demo mahasiswa di depan Gedung DPRD Jabar di Jalan Dipenogoro, Kota Bandung, berakhir ricuh.

Demonstrasi tersebut digelar dalam rangka penolakan terhadap revisi Undang-undang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan RUU KUHP.

Kericuhan terjadi setelah azan Maghrib. Padahal, sepanjang siang hari, massa berunjuk rasa dengan tertib, sekalipun sempat dua kali terjadi bentrokan kecil.

Jelang Maghrib, massa kembali bergerak dan berkumpul serta merapatkan barisan. Mereka kemudian bergerak ke depan gerbang halaman kantor DPRD Jabar dan langsung berhadapan dengan polisi.

Pantauan Tribun di tengah barisan pertama massa yang berhadapan langsung dengan polisi, terlihat bendera BEM Telkom University.

Demo Mahasiswa di Depan Gedung DPR RI Ricuh Sampai Malam, Polisi Tembakkan Gas Air Mata

Pantauan Tribun Jabar saat itu yang berada hanya tiga meter di samping kanan massa dan polisi, mahasiswa tampak lebih dulu bersikap agresif.

Di aksi Senin malam itu, sembilan polisi terluka akibat lemparan batu. Begitu juga dari keompok mahasiswa yang juga terluka.

Selasa (24/9/2019), Tribun Jabar mewawancarai Presiden Mahasiswa, Ketua BEM Telkom University, Yusuf Sugiarto.

Bung, bisa jelaskan soal aksi kemarin?

Yusuf: Aksi mahasiswa kemarin kami konsisten menyatakan sikap menolak pengesahan RUU KPK dan pengesahan rancangan KUH Pidana.

Pertama, pengesahan Undang-undang KPK melemahkan pemberantasan korupsi di Indonesia. Kedua, pengesahan KUHP baru justru membatas hak warga sipil.

Bisa dijelaskan secara keseluruhan aksi kemarin?

Yusuf : Kami mendorong agar DPRD Jabar menolak smua RUU bermasalah dan kami pandang tidak berpihak pada rakyat. RUU KPK, KUHP, dan UU Pemasyarakatan.

Alternatif yang kami tawarkan, diskusi di dalam Gedung DPRD menemui pimpinan DPRD Jabar atau kami bisa menggelar sidang rakyat di depan gedung cukup di halaman.

Tapi sampai pukul 18.00, sudah mulai di mana psikologi massa panas karena dipicu eskalasi sebelumnya.

Dua jam sebelum maghrib, saya melihat teman-teman mahasiswa sempat mereda dan tampak berdiskusi. Orasi sempat berhenti.

Yusuf: Prinsipnya kami bergerak karena kami bersama atas satu keresahan bersama.

Saat jeda, kami perlu bahas ulang dengan internal kampus untuk pergerakan kami. Kami kejar terus tuntutannya atau mereda.

Akhirnya, kesepakatannya karena sebelumnya keamanan tidak dipenuhi tuntutannya, kami dorong untuk masuk ke gedung DPRD Jabar. ‎Akhirnya kami masuk.

Unjuk Rasa di Bandung, Belasan Pendemo Terkapar, Gerbang DPRD Jabar Roboh

Sekitar pukul lima, kami melihat teman-teman Anda sudah melumuri wajah dengan krim putih pasta gigi. Bung sudah mengkalkulasikan untuk bentrok?

Yusuf: Itu antisipasi dari tindakan polisi jika represif terhadap kami. Kami hanya ingin menggelar sidang rakyat di dalam halaman DPRD Jabar.

Saat teman-teman memutuskan untuk tetap bergerak masuk, Anda sudah memperhitungkan resiko bentrok?

Yusuf: Resiko itu sudah kami perhitungkan. Sebatas mendorong polisi. Resiko terburuk kami hanya dorong-dorongan dengan polisi untuk masuk ke halamamn kantor DPRD sekalipun di halaman.

Kalkulasi kami, massa kami lebih dari 2.300 orang. Jadi dengan kalkukasi itu, kami sangat mungkin menduduki Gedung DPRD Jabar.

Saya melihat di barisan pertama massa, pukul 18.00, hanya bendera kampus Anda di barisan depan?

Yusuf : Ya, massa kemarin paling banyak memang dari Telkom dan Unpas. Kebetulan teman-teman kemarin ada paling depan.

Saya melihat ada massa mahasiswa yang memukul polisi dengan tongkat?

Yusuf : Itu sebagai tindakan pada aksi di siang hari. Kami mendorong pagar tapi terbuka. Massa diberi tindakan sama polisi.

Mahasiswa Ini Terluka Parah hingga Berdarah Saat Aksi Demostrasi, Videonya Tersebar di Medsos

Maksudnya itu balasan?

Yusuf : Bukan, tapi cara kami menjaga diri.

Setelah ada dorong-dorongan, pukul 18.00, tiba-tiba ada pelemparan batu dari arah massa. Siapa?

Yusuf: ‎Di rapat sore harinya, kami tidak bersepakat menyiapkan batu. Tidak ada skenario anarkis, tidak ada dalam ruang konsolodasi. Tapi kami sadari ada provokator di tengah massa.

Kelompok anarko diduga sebagai provokator, polisi menyebut ada massa anarko di tengah massa aksi kemarin?

Yusuf: Kami tidak bisa menjustifikasi siapa. Tapi yang pasti kami tahu dan sadar ada provokator. Siapa provokatornya, kami tidak tahu.

Bagaimana kondisi Anda saat ini?

Yusuf: secara keseluruhan kondisi saya baik-baik saja. Cuma kemarin sempat terkena tindakan polisi. Teman-teman mahasiswa lainnya juga ada.

Polisi Akhirnya Bubarkan Paksa Massa Demo, Kapolda: Imbauan demi Imbauan oleh Polisi Telah Dilakukan

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved