Breaking News

Sejenak Tanpa Gawai, Anak-anak Pun Nikmati Permainan Tradisional di Gedung Sate

Ratusan anak-anak menikmati sejumlah permainan tradisional di halaman samping Gedung Sate, Selasa (24/9/2019).

Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Ichsan
Tribunjabar/Syarif Abdussalam
Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan istri Atalia Kamil bermain bersama anak-anak di Gedung Sate 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Ratusan anak-anak menikmati sejumlah permainan tradisional di halaman samping Gedung Sate, Selasa (24/9/2019). Kegiatan tersebut adalah kerja sama antara Lembaga Perlindungan Anak (LPAI), Combantrin, dan Pemprov Jabar.

Dalam kesempatan tersebut, Johnson & Johnson Indonesia, melalui salah satu produk unggulannya, Combantrin, kembali menegaskan komitmennya dengan memperluas keberlanjutan gerakan sosial #JamMainKita yang selama ini bekerja sama dengan LPAI.

Dalam kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil bersama sekitar 700 warga yang terdiri dari para murid sekolah dasar hingga pelajar sekolah menengah umum, orangtua, guru, pegiat pendidikan, serta pemerhati anak, memenuhi halaman samping Gedung Sate.

Dalam rangka mengampanyekan permainan tradisional Sunda, Ridwan Kamil bersama Ketua TP PKK Jabar Atalia Praratya Ridwan Kamil, dan Ketua LPAI Seto Mulyadi ikut bermain bersama ratusan anak sekolah di halaman parkir barat Gedung Sate.

Mereka ikut berpartisipasi dalam sosialisasi gerakan sosial #JamMainKita. Pada pelaksanaan kali ini, gerakan sosial #JamMainKita di Jawa Barat hadir dengan slogan ASTAGA (Asik Tanpa Gawai), yang mencerminkan inisiatif pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk mendorong anak-anak agar aktif bermain di luar rumah, tanpa gangguan gawai.

Kondisi Terkini di Depan Gedung DPRD Jabar, Massa Berpakaian Hitam-hitam Terlihat Dominan

“Sebagai provinsi terbesar di Indonesia yang memiliki banyak potensi untuk membangun masyarakat yang lebih baik, kami melihat gerakan sosial #JamMainKita sejalan dengan fokus dan komitmen pemerintah dalam mewujudkan pembangunan sumber daya manusia di berbagai daerah di Indonesia,” ujar gubernur yang akrab disapa Emil ini.

Gerakan sosial #JamMainKita turut hadir sebagai solusi bagi pengembangan anak, salah satunya dengan mengajak masyarakat dalam mengurangi waktu pemakaian gawai khususnya pada anak-anak dengan mendorong keluarga untuk bermain dan beraktivitas bersama di luar ruangan.

”Saya melihat visi yang besar dalam mendorong anak-anak dan keluarga untuk aktif bermain di luar rumah. Sudah waktunya orangtua mengambil sikap tegas dan memiliki komitmen untuk bisa melepaskan ketergantungan gawai pada anak-anak yang dapat menyebabkan mereka cenderung menjadi pasif dan individualis. Hal tersebut perlu dilakukan demi menyiapkan generasi penerus Indonesia yang unggul," lanjutnya.

Ribuan Mahasiswa Tuntut Cabut UU KPK Baru, Jokowi Mantap: Enggak! Hari Ini Massa Lebih Banyak

Dalam kesempatan ini, Emil pun mencoba keseruan berbagai permainan, mulai boy-boyan hingga sondah. Sejumlah permainan tradisional Sunda lainnya ikut diperkenalkan, antara lain engklek cingciripit, sorodot gaplok, sapintrong, dan galasin.

Menurut Emil, kampanye ini bertujuan melestarikan permainan tradisional sekaligus mengurangi penggunaan gawai (gadget) khususnya smartphone pada anak.

"Dengan LPAI, kami mengampanyekan permainan tradisional untuk mengurangi penggunaan gadget melalui permainan motorik, tadi saya ikut boy-boyan, sondah, dan lainnya," kata Emil.

Pemprov Jabar sendiri terus berupaya mewujudkan seluruh 27 wilayahnya menjadi kabupaten/kota yang ramah anak, dengan salah satu indikator yakni tersedianya ruang permainan anak.

Adapun dari 27 kabupaten/kota di Jabar, 24 daerah di antaranya sudah dinyatakan ramah anak oleh pemerintah pusat. Jumlah itu menjadikan Jabar sebagai provinsi dengan kabupaten/kota ramah anak terbanyak di Indonesia.

"Dari 27 daerah, 24 sudah sudah ramah anak. Tinggal tiga lagi yaitu Purwakarta, Pangandaran, dan Indramayu. Insyaallah dalam satu tahun ke depan, semua daerah sudah ramah anak," tutur Emil.

Komisi III DPR RI Tunda Pengesahan RKUHP, Dibahas Lagi pada Periode Mendatang

Selain itu, Pemprov Jabar mendukung kampanya pelestarian permainan tradisional dan pengurangan penggunaan gawai pada anak dengan alokasi anggaran untuk forum anak agar anak memiliku ruang berekspresi seluas-luasnya.

"Kami juga menggeser dari digital ke baca buku diperbanyak. Kami dapat penghargaan literasi, dengan membuat kotak literasi yang disimpan di ruang publik," kata Emil merujuk program Kotak Literasi Cerdas (Kolecer) yang mendapat penghargaan dari Perpustakaan Nasional Republik Indonesia.

Saat ini, Jawa Barat memiliki lebih dari 400 permainan tradisional, mulai dari yang menggunakan alat, tanpa alat, hingga permainan pikiran, telah diteliti dan dibukukan oleh Komunitas Hong --komunitas yang aktif melestarikan permainan tradisional khas Sunda.

"Ini menandakan tingginya adiluhung peradaban di tatar Jabar terkait yang namanya kegembiraan tanpa teknologi. Maka, kami bersama LPAI akan terus pertahankan dan lestarikan permainan tradisional," ucap Emil.

Ketua LPAI Seto Mulyadi, sementara itu mengatakan bahwa anak-anak adalah peniru terbaik di dunia. Bila orang tuanya sibuk bermain gadget, maka Seto berujar jangan salahkan anak bila mengikuti kebiasaan tersebut.

BREAKING NEWS, Tabrakan Beruntun 7 Kendaraan di Tol Pasteur, dari Innova hingga Velfire

"Akhirnya, anak-anak lebih gampang bertanya pada gadget tentang apa pun, yang dengan mudah dijawab oleh gadget. Bertanya ke orang tua malah susah, ini akan membuat anak frustrasi," tutur sosok yang akrab disapa Kak Seto ini.

Oleh karena itu, LPAI mencanangkan gerakan nasional Sasana alias 'Saya Sahabat Anak'. Terkait permainan tradisional, Kak Seto mengatakan hal itu memiliki banyak manfaat yakni memicu perkembangan psikomotorik dan psikososial serta membangun nilai moral dan melatih kejujuran.

"Maka, gubernur juga harus menjadi Sahabat Anak. Jadi inilah yang mendorong kami untuk menggerakkan semua jadi Sahabat Anak supaya tercipta kota/kabupaten ramah anak hingga ujungnya Indonesia Layak Anak," tuturnya.

Kak Seto menjelaskan, Indonesia sejatinya mempunyai banyak warisan budaya melalui permainan tradisional. Pihaknya mendukung sosialisasi permainan tradisional dalam gerakan #JamMainKita yang dapat mengajarkan banyak hal positif, termasuk melatih kemampuan eksplorasi sekaligus melestarikan nilai budaya dan tradisi daerah yang menjadi kekayaan bangsa.

Tahun ini, gerakan sosial #JamMainKita digulirkan secara berkesinambungan dengan dukungan pemerintah daerah, sehingga diharapkan gerakan ini dapat lebih memasyarakat dan menjadi bagian dari budaya masyarakat modern.

Country Leader of Communication & Public Affairs PT Johnson & Johnson Indonesia, Devy Yheanne mengatakan penggunaan gawai secara berlebihan oleh anak-anak dikhawatirkan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap perkembangan dirinya.

Sebelum Jadi DPR RI, Mulan Jameela Pernah Nangis, Beberkan Beratnya Masalah Hidup Tanpa Ahmad Dhani

"Sayangnya, banyak orangtua sudah memperkenalkan penggunaan gawai kepada anak-anak sejak usia dini. Mereka cenderung merasa aman jika anak-anak bermain di dalam rumah dibandingkan dengan bermain di luar, karena berbagai alasan. Pola asuh seperti ini mengubah pemahaman anak mengenai kegiatan bermain, sehingga mereka lebih terpapar dengan penggunaan gawai dibandingkan dengan bermain yang melibatkan aktivitas fisik di luar ruangan bersama teman dan keluarga," katanya.

Melalui gerakan #JamMainKita, mereka mengajak orangtua dan guru di sekolah untuk berperan aktif dalam mengawasi penggunaan gawai oleh anak-anak, dengan cara meningkatkan kecintaan anggota keluarga untuk bermain di luar rumah tentunya dengan pendampingan orangtua maupun keluarga tanpa khawatir terkena risiko infeksi kecacingan.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved