Sekarang Ini Upah Buruh Penggarap Garam Miris, Lebih Besar Bayaran Buruh Panggul

Upah bagi para kuli panggul garam sekarang ini jauh lebih besar dibanding upah bagi para buruh pengarap garam.

Editor: Ichsan
tribunjabar/Handhika Rahman
Petani garam saat mengolah garam di Desa/Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Selasa (17/9/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Upah bagi para kuli panggul garam sekarang ini jauh lebih besar dibanding upah bagi para buruh pengarap garam.

Hal tersebut diungkapkan pemilik tambak garam, Vindy Ferdiansyah (30) saat ditemui Tribuncirebon.com  di lahan tambak miliknya di Desa/Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Selasa (17/9/2019).

Vindy Ferdiansyah menyampaikan, dalam seharinya itu dirinya bisa menghasilkan maksimal 1 ton garam, dari 1 ton itu dibagi hasil dengan buruh garap garam yang bekerja pada Vindy Ferdiansyah.

Disebutkan dia, ada tiga orang penggarap garam yang bekerja di lahan seluas satu hektare lebih miliknya itu.

Sedangkan untuk harga garam sekarang ini, yakni hanya dihargai sebesar Rp 270 per kilogramnya.

Jika di kalkulasikan, dalam sehari Vindy Ferdiansyah bisa menghasilkan pundi-pundi rupiah sebesar Rp 210.000. Kemudian nominal tersebut dibagi dua antara pemilik lahan dan buruh garap, sehingga hanya menyisakan Rp 105.000.

Viral Pria Gendong Pulang Jenasah Bayi di Luwuk, Terungkap Apa yang Sebenarnya Terjadi

Namun, nomial Rp 105.000 ini harus dibagi lagi antar sesama penggarap. Vindy Ferdiansyah memiliki 3 orang penggarap garam. Sehingga upah untuk para buruh garap garam itu hanya sekitar Rp 35 ribu saja per harinya.

Dirinya membandingkan, lain halnya dengan upah bagi buruh panggul garap, mereka biasa diberi upah Rp 50 untuk satu kilo garam yang dipanggul.

"Dalam sehari itu bisa sampai puluhan ton karena manggul garam milik para petani yang lainnya juga sih. Misal saja 10 ton sehari dikali Rp 50, itu bisa sampai Rp 500 ribu, tinggal bagi berapa orang panggul, ada 5 orang berarti satu orangnya dapat upah Rp 100 ribu-an," ucap dia.

Depresi, Pria di Tasikmalaya Ini Bakar Diri, Tubuhnya Terbakar 100 Persen dan Akhirnya Tewas

Dijelaskan Vindy Ferdiansyah, para buruh panggul garam ini tidak terpengaruh oleh naik turunnya harga garam.

Sehingga pada masa sulit dimana harga garam sedang sangat anjlok ini membuat para petani merasa sangat rugi.

"Saya meskipun dapat Rp 105.000 tapi kan harus diputar lagi buat modal, beli platik untuk alas garam, operasional, dan lain-lain," ujar Vindy Ferdiansyah.

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved