Menumpuk Sampai 30 Ton, Petani Garam di Indramayu Ini Justru Ingin Cepat-Cepat Musim Penghujan

Jika pada umumnya para petani garam sukacita menyambut musim kemarau tiba, namun berbeda dengan para petani

Editor: Ichsan
tribunjabar/Handhika Rahman
Petani garam saat mengolah garam di Desa/Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Selasa (17/9/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman

TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Jika pada umumnya para petani garam sukacita menyambut musim kemarau tiba, namun berbeda dengan para petani di Desa/Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu.

Mereka berharap musim penghujan bisa segera datang agar garam-garam hasil pertaniannya bisa segera dijual.

Seorang pemilik tambak garam, Vindy Ferdiansyah (30) mengatakan, persediaan garam miliknya melimpah ruah, seluruhnya ada 30 ton garam.

"Padahal ini sisa musim kemarin, belum saya jual," ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com, Selasa (17/9/2019).

Diceritakan dia, garam-garam itu tersimpan rapi di dalam gudang miliknya, Vindy Ferdiansyah juga tidak berniat ingin menjual garam-garam itu dalam waktu dekat.

Jawab Tantangan Era Digital, Polres Purwakarta Latih Anggotanya Buat Meme dan Video, Ini Tujuannya

Hal itu karenakan harga garam yang tidak kunjung stabil, justru fenomena sekarang ini harga garam cenderung malah mengalami penurunan.

Pada awal musim kemarau saja harga garam sudah anjlok di angka Rp 350 per kilogram. Sekarang, harga garam justru tambah merosot hingga menyentuh angka Rp 330 per kilogram, itu pun harga untuk garam dengan kualitas sangat bagus (berwarna putih bersih).

Jika untuk garam kualitas sedang, hanya dihargai Rp 270 per kilogram saja.

"Harga Rp 330 itu sekitar bulan Juni, tapi kalau model seperti ini harganya hanya Rp 270," ujar dia.

Sementara itu, garam-garam miliknya yang tersimpan di gudang adalah garam kualitas standar. Pada musim lalu dirinya menghabiskan modal, yakni sebesar Rp 800 untuk satu kilogramnya dan sekarang sudah menumpuk hingga 30 ton.

Sosok Wanita di Video Ibu-ibu Berantem Rebutan Rendang Ini Jadi Sorotan, Disebut Suka Main Film

"Hitung-hitungannya itu bagi hasil, nanti dibagi dua antara saya dengan penggarap, kalau mengikuti harga musim lalu modal saya setelah dibagi hasil itu Rp 800 per kilogramnya," ucapnya.

Adapun jika dikalkulasikan, garam-garam itu apabila dijual sekarang hanya akan menghasilkan rupiah sebanyak Rp 8.100.000.

Sedangkan jika berpatok pada harga sebelumnya, dia bisa meraup untung hingga Rp 24.000.000.

Atau dengan kata lain, Vindy Ferdiansyah harus merugi hingga Rp 15.900.000.

"Ya makanya saya simpen terus, berharap cepat musim hujan biar harga garam bisa sedikit naik. Kalau naik hingga harga Rp 500 juga tidak apa apa, yang penting tidak terlalu rugi," ucap dia.

Claudia Emmanuela Santoso Sempat Berniat Mundur dari The Voice Jerman, Begini Ceritanya

Sumber: Tribun Cirebon
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved