3 Kasus TKW yang Hilang di Arab-Qatar, 13 Tahun Tak Ada Kabar, Hanya Kirim Gaji Dua Tahun Pertama
Berikut tiga kasus TKW asal Jawa Barat yang hilang bertahun-tahun di Arab Saudi dan Qatar.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Yongky Yulius
Perginya Fitriyah ke luar negeri, kata Marka, adalah kemauannya sendiri, lantaran Fitriyah ingin membahagiakan kedua orangtuanya dengan cara menjadi TKW, dengan harapan mendapatkan banyak pundi-pundi rupiah.
"Fitriyah berangkat menjadi TKW setelah lima bulan lulus dari sekolah menengah atas (SMA)," katanya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pihak keluarga untuk mencoba berkomunikasi dengan Fitriyah atau pun memulangkan Fitriyah, namun sampai saat ini tidak pernah membuahkan hasil.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cirebon, Abdullah Subandi, menyebutkan, banyak tenaga kerja wanita (TKW) tak berprosedur dari Kabupaten Cirebon belum kembali ke Indonesia.
Abdullah mengatakan, antara tahun 1980-an hingga 1900-an, banyak warga Kabupaten Cirebon yang berangkat ke Arab Saudi untuk menjadi TKW, namun sebagian besar berangkat tanpa prosedur oleh jasa pemberangkatan ilegal.
Namun sejak ada Layanan Terpadu Satu Atap (LTSA) pada 2017, pihaknya langsung mendata TKW yang berada di Arab Saudi untuk kembali di Indonesia sesuai Undang-undang no 18 tahun 2017 tentang tenaga kerja migran.
"Ada banyak yang belum didata, kami akan upayakan karena mereka manusia, hak mereka pun harus dipenuhi," katanya.
Atase Ketenagakerjaan KBRI, Sa'dullah Affandy, mengatakan, kasus tersebut saat ini tengah ditangani langsung oleh Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Arab Saudi.
"Informasinya majikan tidak kooperatif, lagi nunggu respon," katanya.
2. Ranti Ratnaningsih

Nasib Ranti Ratnaningsih sama seperti Fitriyah.
Ia tak ada kabar selama 13 tahun bekerja di Qatar.
TKW asal Desa Purwajaya Blok Bangunarja RT 11 RW 3, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu itu bekerja kepada seorang majikan bernama Barki Baddah M.M Al-Hajri dan istrinya, Sedra.
Majikan Ranti Ratnaningsih itu menetap di New Rayyan, Doha, Qatar.
Ibunda Ranti Ratnaningsih, Masni (50) mengatakan, putri sulungnya itu memberi uang kepada keluarga di dua tahun awal Ranti Ratnaningsih bekerja di Qatar.